34. Buka Bajunya

2.4K 231 22
                                    

Keduanya sudah berada di sungai yang dimaksud. Di sini memang cukup sepi, untuk itulah beberapa warga desa yang tak memliki kamar mandi, memanfaatkan sungai ini untuk tempat mandi.

"Hati-hati, batunya agak licin." Margo berjalan di belakang Sofia, menginjak batu-batu besar untuk menuju ke dekat bibir sungai.

"Di sini, Kak?" Tanyanya saat mereka sudah bisa menjangkau air tersebut.

"Iya."

"Um,,, terus cara mandinya gimana?"

Margo menatap gadis itu sambil tersenyum kecil. "Buka semua baju kamu."

Mata Sofia membulat. "Really???"

Margo hampir tak sanggup untuk menahan tawanya. Ia harus bisa mempertahankan wajah seriusnya itu untuk saat ini. "Iya buka. Mau mandi, 'kan?"

Sofia diam sejenak sembari menatap aliran air sungai. "Gak akan ada yang ke sini, 'kan?"

"Jarang ada orang yang ke sini pagi-pagi begini."

"Um..... Oke deh!" Lalu ia mulai membuka cardigan abunya, dan menyisakan tanktop berwarna hitam.

Margo sedikit syok.

Tangan Sofia mulai bergerak, membuka tanktop hitam dengan wajah santai. Tidak akan ada orang lain yang datang, 'kan? Hanya dirinya dan Margo saja yang ada di sini, 'kan? Yasudah, Sofia buka saja semuanya sesuai ucapan Margo tadi.

Saat tangannya sudah mulai mengangkat tanktop itu, dan memperlihatkan setengah dari kulit perutnya yang putih, Margo segera menahan tangan Sofia agar tak melanjutkan aksinya itu. "Kamu ngapain???"

Sofia mengerutkan alisnya bingung. "Mau buka baju. Kan kata Kakak tadi buka semuanya. Aku mau mandi."

Entahlah, gadis itu kelewat polos atau bagaimana. Walaupun di sini tak ada orang lain selain mereka, tapi tempat ini cukup terbuka dan bisa saja, sewaktu-waktu ada orang datang. Tapi, alasan utama yang membuat Margo menahan gadis itu, karena dirinya yang ada di sini, di dekat Sofia. Bagaiman bisa Sofia dengan santainya membuka baju, dan tak akan menyisakan sehelai kain pun di depan Margo? Mungkin jika Sofia tak masalah, Margo yang bermasalah di sini. Ia tentu tidak akan sanggup melihat gadis itu telanjang di depannya. Gila!

"Y-ya jangan dibuka semuanya."

"Lah? Tadi kata Kakak buka semua."

Ya, tadi Margo hanya bercanda. Ia hanya ingin melihat respon Sofia saat dirinya meminta gadis itu untuk melepaskan seluruh bajunya. Tapi ia tak menyangka jika Sofia benar-benar akan melakukannya.

"Terus, kalo pake baju gini, mandinya gimana?" Tanya Sofia bingung.

"Pake sarung ini buat nutupin badan kamu. Tanktop nya gak usah dibuka. Yang dibuka cukup baju luar sama celana aja." Margo memberikan sarung yang sudah ia bawa tadi saat pulang untuk mengambil alat mandi.

Sofia menerima sarung itu. "Pakenya gimana?"

Margo tersenyum, lalu melebarkan sarung tersebut, dan memberi celah agar Sofia bisa masuk ke dalamnya. "Masuk sini kakinya."

Sofia mengangkat kaki kanannya memasuki sarung itu, lalu disusul oleh kaki kirinya. Lalu setelah itu, Margo mengikat sarung itu sampai kebagian atas dada Sofia.

"Udah. Celananya lepas."

Gadis itu pun melepaskan celananya. Tubuhnya kini sudah tertutupi oleh sarung berwarna hijau tua itu. "Kayak gini? Terus, badan akunya gak kena air sama sabun dong???"

"Nanti airnya kan merembes ke sarung. Kamu cukup bersihin tangan sama kaki aja."

"Gak bersih dong kalo gini!"

Deja VuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang