19

18 4 0
                                    

"Gak usah minta maaf kalau lo masih ingin mengulangi kesalahan yang sama"

-Emily

*****

"Ngapain kesini?" Emily bertanya dengan dingin.

Nisa duduk di samping Emily. "Kita kesini jengukin lo. kata Ica, kemarin lo masuk rumah sakit?" Perkataan Nisa diakhiri oleh pertanyaan.

Emily membuang muka ke arah lain, menghindari kontak mata dengan Nisa juga Elvan. "Gue udah sembuh," Jawabnya cuek.

"Kalian bisa pulang, makasih udah repot-repot meluangkan waktu berduaan kalian cuma buat jengukin gue yang pesakitan ini," Emily bangun dari posisinya yang duduk di kasur lalu berjalan ke arah pintu untuk keluar.

Elvan yang sedari tadi diam saja, kali ini mendekati Emily.

"Ca, please, jangan kayak gini," Mohon Elvan.

Emily tidak menggubris perkataan Elvan dan tetap bersikukuh untuk keluar menghindari dua orang yang sekarang tengah berada di kamar nya itu.

Tepat ketika Emily ingin membuka pintu, ternyata pintu itu terbuka dari luar, muncul Revon dengan mangkok di tangannya.

"Dek, makan dulu nih, tadi Elvan beliin bubur buat lo," Kata Revon, abangnya itu memasuki kamar Emily dengan santai, seolah tidak merasakan aura mencekam dari kamar sang adik.

Revon sebenarnya menyadari hal itu karena tadi sebelum masuk ke dalam kamar Emily ia  sempat mendengar percakapan sang adik dengan Elvan dan Nisa, tetapi ia tidak ingin ambil pusing.
Baginya yang terpenting saat ini adalah kesembuhan Emily.

Mau tidak mau Emily pun kembali ke kasurnya. "Gak laper," Jawabnya acuh.

Revon duduk di samping Emily. "Nanti abang kasih kitkat rasa greentea kesukaan lo, gimana? "

Mendengar kata-kata 'greentea' keluar dari mulut Revon membuat Emily mengangguk, sungguh Emily tidak dapat menolaknya walaupun dia ingin.

"Bener ya?" Emily memastikan.

Revon mengangguk. "Bener!"

"Oke!" Emily tampak girang, membuat Elvan diam-diam tersenyum kecil melihat tingkahnya, dan itu tidak luput dari penglihatan Nisa yang berada di sampingnya.

*****

"Gue gak pernah nyuruh kalian buat jengukin gue," Kata Emily dingin.

"Kita yang emang inisiatif buat jenguk lo, Em," Nisa tersenyum.

"Kita khawatir sama lo," Elvan menimpali ucapan Nisa.

Mendengar kalimat "kita khawatir sama lo" keluar dari mulut Elvan entah kenapa membuat Emily sedikit luluh.

Ingat loh ya, sedikit!

"Maafin gue karena ga cerita soal kedekatan gue sama Nisa ke lo, tadinya gue mau surprise, eh tapi keburu lo tau duluan," Elvan menatap Emily yang saat ini tengah menatap keluar jendela.

DisappointmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang