02

90 19 28
                                    

Bel pulang berbunyi nyaring,membuat para siswa dan siswi SMAN 2 Bandung bersorak senang,mereka semua langsung berlarian keluar Kelas, termasuk juga Emily dan tiga sahabatnya. Mereka keluar Kelas sambil mengobrol asik membicarakan hal seputar kecantikan.

"Eh kalian, gue kemarin nemu sheet mask bagus banget terus harganya juga murah banget!" Ujar Jessica dengan semangat memberi tahu para sahabatnya

"Beneran Jess? Sumpah ya gue dari minggu kemarin nyari-nyari sheet mask tapi belum nemu-nemu yang bagus trus harganya sesuai, itu cocok buat semua jenis kulit kan?" Audy nampak sangat tertarik dengan topik yang dibicarakan Jessica

"Beneran Dy,gue aja kemarin pengen beli tapi uang bulanan tinggal dikit jadi gak jadi dah gue beli"

Emily dan Ica hanya mendengarkan obrolan mereka berdua seputar sheet mask tanpa menimpali. Tiba-tiba saja langkah Emily terhenti,dan hal itu membuat ketiga sahabatnya pun ikut menghentikan langkahnya.

"Apaan si Ly? Kok tiba-tiba berhenti gitu?" Tanya Ica

Emily menoleh ke belakang mencari tersangka kasus yang membuat langkahnya terhenti, ternyata penyebabnya adalah tas Emily yang ditarik oleh Elvan dari belakang. Mengetahui hal itu Emily jadi sangat kesal

"Maksud lo apa tarik-tarik tas gue,hah?!" Emilh menatap Elvan garang yang dibalas cowo itu dengan senyum tanpa dosanya

"Pulang bareng gue Ca,lo gak baca surat yang gue kasih tadi ya?" Elvan menatap Emily jahil

"Surat yang kata lo dare itu? Gue udah baca" Emily menjawab cuek

Elvan terkekeh mendengar nada bicara Emily. "Lo ngarep nya surat itu bukan dare ya Ca? Nanti deh gue bikinin surat spesial buat lo"

Emily menatap tajam kearah Elvan. "Surat apaan?" Tanya Emily

"Surat kematian,hahaha.." Elvan tergelak, Emily tak kuasa lagi menahan rasa kesalnya sehingga dengan ganasnya mencubit lengan Elvan

"Bodo amat gue gak mau pulang bareng lo!" Emily menarik tangan ketiga sahabatnya itu untuk menjauh dari Elvan. "Udah ah ayo Ca,Jess,Dy gue pulang bareng kalian aja"

Tetapi langkah Emily terhenti karena Elvan menarik ikat rambutnya. "Gausah baper gitu lah Ca,iya gue minta maaf. Pokoknya lo pulang bareng gue gak ada penolakan! Gue tunggu di parkiran!" Elvan pun pergi

Emily berdecih. "Dasar tukang maksa!"

Emily pun pamit pada tiga sahabatnya. "Maaf ya kalian,gue gak bisa pulang bareng gegara si bocah satu itu tuh minta disiram minyak panas banget emang,nyebelin!"

Ica,Audy,dan Jessica pun tertawa karena sedari tadi mereka melihat perdebatan lucu antara Elvan dan Emily. "Iya gapapa Ly,kita ngerti kok kalo Elvan itu gak bisa tanpa lo. Hahaha" Ica tertawa diakhir kalimatnya dan diikuti oleh Audy dan Jessica

Emily menepuk pelan lengan Ica. "Apaansi lo Ca,udah ah gue balik dulu ya! Hati hati kalian! Dadahhh" Emily berjalan meninggalkan mereka menuju parkiran motor

Sepeninggalan Emily, Audy dan Jessica heboh sekali karena melihat perlakuan Elvan pada Emily tadi

"Sumpah ya mereka tuh sweet banget tau! Kalo orang yang gak tau hubungan mereka sebenernya pasti ngiranya pacaran deh" Audy membuka suara lebih dulu

"Iya Dy. menurut gue sih, si Elvan juga ada rasa sama Emily tau tapi gegara status mereka yang sahabatan akhirnya Elvan milih buat mendem" Ujar Jessica menimpali

"Tapi Elvan masih belum bisa move on dari mantannya yang dulu,yang kata Emily dah meninggal itu" Audy malah mengungkit-ngungkit masa lalu

"WOI UDAH KALI MALAH NGEGOSIP! BURUAN! INI ABANG GRAB NYA UDAH DATENG DARI TADI!" Ica berteriak dari jauh membuat keduanya yang tengah baper dengan keuwuan Elvan dan Emily pun menoleh dan langsung berlari kearah Ica yang sudah berada disamping pintu mobil grab dengan wajah garangnya.

DisappointmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang