20

25 4 0
                                    

Happy readingg ol :)

*****

"Tadi lo bilang gak mau nemenin gue ke kedai es krim, kenapa sekarang lo malah nemenin gue ke toko buku terus ke kafe?" Tanya Emily dengan kesal.

Rangga terkekeh. "Ya abis gimana ya, gue kangen sama lo jadilah gue nekat ke rumah lo," Kata Rangga dengan santai sambil menyeruput espresso nya.

Mereka berdua tengah berada di cafe dekat rumah Emily setelah hampir satu jam menjelajahi toko buku karena Emily merengek minta diantar ke sana.

"Abang lo gak akan marah kan?" Tanya Rangga tiba-tiba membuat Emily hampir tersedak.

"Apaan? Marah kenapa emangnya?" Tanya Emily pura-pura tidak tahu.

Rangga meletakkan cangkir nya di meja lalu menatap Emily. "Bukannya karena kejadian waktu itu abang lo jadi benci sama gue? Dan ngelarang deket lagi sama gue, iya kan?" Tanya Rangga dengan nada sendu.

Emily terdiam, dia bingung harus menjawab apa.

"Gue anter pulang ya?" Tawar Rangga dengan lembut.

Ya Tuhan! Sungguh jika Emily bisa dia akan memilih untuk menyukai lelaki baik di hadapannya ini, bukan Elvan!

Lihatlah! Rangga dengan senyum manis dan sikapnya yang pasti membuat siapapun akan jatuh cinta padanya.

"Jangan sekarang, gue masih mau di sini sama lo," Emily menatap Rangga, tersenyum.

Rangga balas tersenyum. "Makasih,"

Ucapannya terdengar sangat tulus membuat Emily terenyuh.

"Gue merasa lebih baik kalau sama lo, Rang,"

"Gue merasa semua beban di pundak gue menghilang sesaat ketika sama lo,"

"Makasih udah mau nemenin gue ya, Rang,"

Emily menatap Rangga, air mata nya tak dapat dibendung lagi, ia sungguh bersyukur Rangga mau menemaninya.

Rangga tersenyum, mengacak rambut Emily dengan lembut. "Makasih juga karena udah kasih gue kesempatan buat ada di hidup lo, walaupun gak sama kayak dulu,"

"Lo berharga banget buat gue, gue sayang sama lo," Kata Rangga dengan senyuman tulus yang tidak pernah luput dari bibirnya.

"Gue juga," Sebagai sahabat.

Tentu saja kalimat "sebagai sahabat" Emily ucapkan dalam hati, ia tidak ingin menyakiti perasaan Rangga lebih dalam lagi apabila ia mengucapkan kalimat itu secara gamblang.

"Besok pokoknya temenin ke kedai es krim ya! Gamau tau!" Emily mengalihkan topik pembicaraan, ia tidak ingin terjebak dalam pembicaraan yang sendu itu.

"Iye, iye apa sih yang ngga buat lo mah," Rangga mengedipkan matanya jahil membuat Emily terbahak.

"Idih, genit lo!" Emily menepuk pundak Rangga pelan.

Rangga terbahak.

"Eh btw, Ly, lo udah mendingan? Ga ngerasain apa-apa gitu kan?" Tanya Rangga tiba-tiba.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DisappointmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang