08

53 16 12
                                    

Haloo semuanyaa,aku up lagi nih... makasih banyak ya yang udh mau nungguin cerita ini up,aku bener2 berterimakasih....

Oh iya,Happy Reading...

****

Elvan duduk di atas jok motornya,kedua tangannya terlipat di depan dada,senyum diwajahnya seakan tak pernah surut semenjak selesai pelajaran olahraga tadi,ia tampaknya benar-benar sangat senang hari ini.

"Van!" Seseorang memanggil namanya dari arah belakang,Elvan menoleh,tersenyum.

"Udah lama ya?" Tanya seseorang tersebut yang ternyata adalah Nisa.

"Lumayan sih,setengah jam," Elvan terkekeh,sedangkan Nisa tampak merasa bersalah,terlihat dari raut wajahnya.

"Maaf banget yaa,tadi gue bantuin temen piket,kasian dia sendirian," Jelas Nisa,kepalanya tertunduk.

Tanpa disangka,Elvan mengangkat dagu Nisa dan mengacak rambutnya." Gapapa Nis,sanss aja gue gak bakal gigit lo kok!" Setelahnya,Elvan tertawa.

Lain dengan Nisa,jantungnya berdetak tak keruan saat Elvan mengangkat dagu dan mengacak rambutnya,Ia merasa begitu gugup tetapi juga senang.

Elvan menyodorkan helm yang langsung disambut oleh Nisa,mereka berdua saling berpandangan dan tersenyum.

Mirip dia..

"Van!" Nisa melambai-lambaikan tangannya didepan wajah Elvan,karena sudah lima menit lamanya Elvan memperhatikannya dengan intens.

"Eh,eh maaf Nis,gue ngelamun.Kita berangkat sekarang?" Elvan tampak gugup karena ketahuan memperhatikan gadis dihadapannya.

Nisa tertawa,tawanya terdengar sangat merdu ditelinganya,sama seperti tawa Caca.

Eh,apa kabar dengan dirinya dan Caca? Sungguh ia tak menyangka bahwa sudah dua hari ia lewati tanpa kehadiran gadis cerewet itu disampingnya. Jujur,ia benar-benar merindukan Caca.

"Van! Ya Allah, lo ngelamun lagi van!" Nisa terkekeh diakhir kalimatnya,lalu menatap Elvan dengan bingung. "Lo lagi ada masalah?" Tanya Nisa.

Elvan tersadar,lalu menggelengkan kepalanya."Nggak kok,udah ayo naik keburu sore!"

Nisa mengangguk,lalu naik ke atas jok motor Elvan.

"Udah?" Tanya Elvan.

"Hmmm,," Nisa menjawabnya dengan gumaman.

Elvan tersenyum dan langsung menstarter motornya meninggalkan Parkiran Sekolah.

****

"Gue mau ke bagian buku sejarah,lo mau kemana?" Tanya Elvan kepada Nisa saat mereka sudah didalam Toko buku.

Nisa tampak berfikir,lalu menunjuk kearah rak buku berisikan Novel."Gue kesana ya Van,nanti kita ketemu di Kasir aja," Usulan Nisa di setujui oleh Elvan.

Mereka pun berpencar. Elvan ke bagian buku-buku sejarah,dan Nisa ke bagian Novel.

Elvan tampak bingung,ia memegang dua buah buku,tapi ia tidak tahu harus memilih yang mana. Dua-duanya tampaknya bagus,ia jadi dilema.

DisappointmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang