"Temukan semua informasi yang berada di dalam rumah ini dan identifikasi semua mayat yang ada di rumah ini," kataku pada Mark setelah keluar dari kamar dengan Sia yang berada dalam gendonganku.
"Baik. Kami akan membawa tiga mayat yang sudah kami temukan ke pack lalu mengi..."
"Tidak perlu. Tinggalkan semuanya disini. Kau hanya perlu mendapatkan informasinya. Kita tidak perlu membawa sampah yang tak berguna," potongku dengan nada dingin. Menatap wajah pucat Sia dalam gendonganku yang terlihat menderita.
"Tapi, Alpha ...."
"Cukup turuti apa yang aku perintahkan," kataku disertai geraman. Menatap tajam Mark lalu berlalu pergi mengabaikan Mark yang tampak ingin memprotes perintahku.
Kubaringkan Sia perlahan di atas ranjang kamar kami. Harusnya aku membawa Sia ke klinik pack untuk mendapat perawatan dari mama. Tapi saat ini aku merasa keadaan belum cukup aman untuk Sia. Karena itulah aku membawa Sia ke kastil dan memilih meminta Alena untuk merawat Sia.
"Bagaimana keadaan tubuhnya?" tanyaku cemas begitu Alena keluar dari kamarku. Wajah Alena tampak muram dan sorot kesedihan terlihat jelas dalam matanya.
" Aku sudah membersihkan tubuhnya. Ada beberapa luka memar baru di tubuhnya. Aku akan mengambil obat untuk mengobatinya," jawab Alena dingin, melewatiku tanpa melihatku sedikit pun. Tatapan matanya kosong, kuyakin Alena kembali mengenang lukanya.
"Kakak ..." panggilku memeluk tubuh Alena dari belakang. Membuat tubuh dalam dekapanku sedikit terlonjak.
"Maafkan aku, ini salahku," bisikku pelan menahan getaran dalam suaraku. Tangan halus Alena menyentuh tanganku. Alena berbalik untuk menatapku. Raut wajahnya berubah. Kakakku tersenyum seperti biasa. Tangannya menepuk kepalaku yang lebih tinggi dari tingginya.
"Tidak, ini bukan salahmu. Tenang saja, hanya sedikit memar. Sebentar lagi pasti akan kusembuhkan dengan tangan ajaibku ini." Alena tertawa membuatku ikut tersenyum. Setidaknya aku melihat Alena baik-baik saja, meskipun aku yakin hatinya merasakan sebaliknya.
"Ah, padahal kau bisa menyembuhkan Levi dengan lebih cepat dan efektif. Kenapa tidak kau saja yang mengobatinya?" ucap Alena menggodaku membuatku mendengus pelan. Ya, setiap serigala memang memiliki kelebihannya masing-masing. Dan aku memiliki kelebihan di bidang penyembuhan. Aku bisa mengobati luka dengan cepat melalui air liurku. Tapi tentu saja aku tidak mungkin mengobati Sia dengan kelebihan milikku. Tidak untuk saat ini.
"Kakak gila?! Yang ada Sia hanya akan menendangku jauh-jauh darinya!" jawabku kesal disusul tawa renyah Alena. Meski dia adalah kakakku, tapi aku benar-benar tak paham bagaimana perasaan dan pikirannya berjalan. Bahkan aku kadang tak tahu apa yang sedang ada di kepalanya dan juga apa yang ada di hatinya.
"Aku akan mengobatinya," ucap Alena berjalan meninggalkanku untuk mengambil obat. Sedangkan aku duduk di sofa ruang tengah. Berusaha menenangkan diriku dan memikirkan ulang semuanya yang telah terjadi.
Aku belum mengetahui apa yang terjadi pada Sia di rumah bercat putih itu. Aku juga belum bertemu Mark untuk meminta informasi yang ada di tempat itu. Saat ini ku belum bisa menyimpulkan apapun dan pikiranku masih terasa buntu. Mataku hampir terpejam saat Alena kembali menghampiriku dengan wajah yang muram.
"Dave, kurasa Levi membutuhkanmu sekarang," ucapnya dan aku langsung pergi menemui Sia di kamar kami. Tatapanku meredup saat melihat Sia yang terduduk di atas ranjang tengah memeluk dirinya dengan tubuh yang bergetar. Lagi-lagi aku melihat gadisku hancur seperti ini. Aku mulai mendekat saat Sia meraung-raung dengan suara yang menyedihkan. Kuusap kepalanya perlahan, aku benar-benar tak tahan melihat Sia yang seperti ini.
Kuusap pipi Sia yang sudah di banjiri air mata. Manik hijaunya tampak menderita menatapku. Membuatku merasa sangat hancur hanya dengan tatapannya.
"Maafkan aku," ucapku lirih setengah berbisik. Menarik tubuh Sia perlahan dalam pelukanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Luna [End]
WerewolfDave Steward, seorang Alpha yang terlahir dengan darah serigala terkutuk yang mengalir dalam tubuhnya. Memiliki serigala terkutuk membawanya dalam tragedi besar yang membuatnya memilih mengasingkan diri dan membentuk pack kecil sebagai penebusan d...