Aku menatap wajah mateku dengan tatapan sendu. Aku tak menyangka reaksinya akan seperti itu saat dia terbangun. Reaksinya benar-benar berada di luar dugaanku. Apa yang telah membuatnya jadi seperti itu tadi? Ah, aku benar-benar marah saat memikirkan hal itu. Terlebih, yang membuatku penasaran adalah bagaimana cara mama yang membuatnya kembali tenang.
"Bagaimana bisa ..." ucapku yang langsung disela mama seakan dia tau apa yang sedang aku pikirkan.
"Dengan kasih sayang, Dave," jawab mama bahkan sebelum aku menyelesaikan pertanyaanku. Aku sedikit tertegun dengan jawaban yang di lontarkan mama.
"Kau harus memperlakukannya dengan sangat lembut dan hati-hati. Mama bisa lihat dia benar-benar sangat rapuh, Dave," ucap mama dengan lembut dan aku baru mengerti apa maksud ucapan mama. Aku kembali menatap mateku yang kini tengah tertidur dengan wajah yang tenang, tidak seperti yang sebelumnya.
"Aku harus menunggunya lagi ya?" gumamku pada diri sendiri tapi kuyakin mama masih bisa mendengarnya.
"Kurasa sebentar lagi dia akan sadar," ucap mama dan aku hanya bisa tersenyum lemah. Kuharap dia benar-benar segera bangun.
"Tapi ma, dia begitu ketakutan tadi. Apa reaksinya akan seperti itu lagi?" tanyaku dengan cemas teringat bagaimana reaksinya tadi. Tapi mama tidak menjawab dan fokusku teralihkan pada tangan mateku yang terlihat berusaha meraba-raba sekelilingnya.
"Dia sudah bangun!" seru Aro yang bersorak bahagia. Aku terkesiap saat melihat tangannya yang terulur.
"Kau sudah bangun?" tanyaku segera menarik tangan mateku yang terulur dan menggenggamnya dengan lembut. Namun aku terkejut saat dia langsung menarik kembali tangannya dari genggamanku dan beringsut menjauh dariku. Dia memeluk tubuhnya, wajahnya terlihat begitu ketakutan.
"Dia menolak kita!" seru Aro membuatku terdiam dan hatiku seperti diremas. Aku segera menggeleng kuat dan menjauhkan semua pikiran negatif itu dari pikiranku. Wajar saja jika dia begitu ketakutan, terlebih dengan keadaannya yang tidak bisa melihat. Dia pasti bingung dengan keadaannya yang sekarang.
"Tenanglah sayang, kami tak akan menyakitimu. Kau aman sekarang," ucap mama kembali megusap kepala mateku dan mateku terlihat kembali tenang. Kulihat mateku mengangguk dan mama menghembuskan napas leganya. Aku tak tau seberapa hebatnya sebuah usapan di kepala hingga itu bisa membuat mateku begitu tenang saat mama melakukannya.
"Jadi siapa namamu?" tanya mama dengan hati-hati. Membuatku terkesiap. Tentu saja ... aku belum tahu siapa namanya. Mateku terdiam cukup lama, tampak ragu untuk menjawab pertanyaan dari Mama. Tatapanku tak lepas darinya saat kulihat bibirnya perlahan mulai bergerak terbuka namun segera kembali menutup. Berusaha membaca keadaan, aku segera megambil air yang ada di atas meja dekat aku duduk dan segera menyodorkannya pada mateku.
"Minumlah," kataku sambil menempempelkan bibir gelas yang dingin ke bibir pucatnya dan dia langsung menegak habis air yang aku berikan. Aku yakin dia pasti kehausan, mengingat dia belum meminum apapun sejak tiga hari yang lalu.
"Bisa kutau namamu sekarang, sayang?" tanya mama mengulang pertanyaaanya. Mateku terdiam sebentar, tampak masih ragu untuk memberitahu kami namanya.
"Le ... Levia Fransia." Suaranya terdengar hampir seperti bisikan, namun suara kecilnya itu mampu membuat Aro bersorak senang di dalam sana.
"Jadi, apa aku bisa memanggilmu Levi?" tanya mama yang langsung di jawab anggukan oleh mateku. Bisa kudengar suara Aro yang terus memanggil nama mate kami. Entah kenapa meskipun hanya mengetahui namanya saja sudah membuat serigalaku segila ini.
"Namaku Flora, aku adalah dokter yang merawatmu dan ... lebih dari itu, aku adalah calon ibu mertuamu. Jadi, kau bisa memanggilku mama mulai dari sekarang." Mama memperkenalkan dirinya pada mateku. Sekilas kulihat mateku tampak sedikit terkejut karena penuturan mama barusan. Tapi dia hanya diam dan tak berkata apa-apa. Sebersit pertanyaan bodoh muncul di kepalaku. Apakah dia mengenaliku?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Luna [End]
WerewolfDave Steward, seorang Alpha yang terlahir dengan darah serigala terkutuk yang mengalir dalam tubuhnya. Memiliki serigala terkutuk membawanya dalam tragedi besar yang membuatnya memilih mengasingkan diri dan membentuk pack kecil sebagai penebusan d...