"Tolong segera selamatkan dia!" seruku setelah kami berada di rumah sakit pack. Ibuku yang bekerja sebagai salah satu dokter disini segera menemuiku dan saat ini dia menghampiriku dengan wajah yang cemas sekaligus bingung.
"Mama, cepat tolong dia. Dia adalah mateku!" seruku segera mengikuti mateku yang mulai dibawa masuk ke ruang perawatan.
"Bagaimana ini bisa terjadi?" tanya mama dengan cemas. Namun tak ada waktu untukku menceritakan semuanya.
"Akan aku ceritakan nanti," jawabku masih menatap mateku yang terlihat begitu pucat.
"Baiklah, sekarang tenanglah. Aku akan memeriksanya," ucap Mama sebelum akhirnya masuk ke dalam ruang perawatan bersama dengan mateku.
Berjalan dengan gelisah. Tak pernah sekalipun aku merasa begitu takut seperti yang kurasakan saat ini. Sudah berkali kali aku berjalan berputar seperti orang gila. Sedangkan Mark yang sedari tadi menontonku tingkah bodohku sudah ku perintahkan untuk kembali ke kastil utama pack.
"Dave!"
Seorang gadis berambut coklat menghampiriku dan langsung memelukku. Mata hazel miliknya terlihat berkaca-kaca saat menatapku dan pintu dimana mateku dirawat.
"Kakak .... Dia masih di dalam," ujarku lemah sambil membalas pelukannya dengan erat. Kehadiran Alena benar-benar sangat berarti untukku saat ini. Alena, dia adalah kakak perempuanku sekaligus satu-satunya saudara yang aku miliki.
"Tenanglah, dia pasti akan baik-baik saja. Moongoddess pasti akan menyelamatkannya," ujar Alena melepaskan pelukanku dan memegang erat kedua bahuku. Berusaha menyalurkan kekuatannya untukku. Aku mengangguk lemah, berusaha tersenyum. Aku merasa beruntung karena memiliki seorang kakak yang pengertian seperti Alena.
Menghela napas panjang. Entah sudah berapa lama aku dan Alena menunggu di depan pintu ruangan tempat mateku dirawat. Oh astaga, aku bisa gila karena menunggunya. Aku mengacak rambutku frustasi, ini sudah terlalu lama. Aku bahkan tidak tau apakah mateku baik-baik saja di dalam sana.
Aku langsung terkesiap saat pintu terbuka dan beberapa perawat keluar bersama dengan mama. Dengan cepat aku langsung menghampirinya. "Bagaimana keadaannya, Ma?" tanyaku begitu mama sudah berada di luar. Aku begitu cemas terlebih melihat raut wajah mama yang tampak sedih. Terlihat mama menghela napas berat dan menatap mataku dalam.
"Aku tidak bisa menyebutnya baik. Tapi kau tak perlu cemas, aku sudah mengobati lukanya," jawab mama menepuk bahuku pelan. Membuatku merasa sedikit lega mengetahui setidaknya mateku masih bernapas dan bertahan di dalam sana.
"Apa aku bisa melihatnya sekarang?" tanyaku dan dibalas anggukan oleh mama. Mama membukakan pintu perlahan dan aku langsung bisa melihatnya .... Seorang gadis terbaring lemah dengan beberapa perban yang membalut badannya. Terlihat sangat lemah dan tidak berdaya. Lukanya cukup banyak, membuat banyak peban yang membalut tubuhnya.
"Ada apa dengan matanya?!" tanyaku setengah berteriak dengan panik melihat salah satu perban juga menutup kedua mata mateku. Mata adalah salah satu organ vital dan tentu saja aku merasa sangat panik saat melihat tak hanya kepalanya yang terbalut perban tapi kedua matanya juga.
"Tenanglah Dave. Kurasa karena benturan keras di kepalanya, hal itu membuat beberapa syaraf matanya rusak. Tapi tak ada yang perlu dikhawatirkan, dia masih bisa melihat. Dia hanya perlu waktu untuk memulihkan kembali penglihatannya," jawab mama membuatku kembali bisa bernapas lega. Sempat terbersit di otakku berpikir bahwa mateku kehilangan penglihatannya. Tapi aku merasa sangat bersyukur sekarang. Moongoddess lagi-lagi memberiku kesempatan.
Aku duduk di dekat mateku dan menatapnya lekat-lekat. Keadaannya sudah jauh lebih baik dari saat aku menemukannya. Rambut dan wajahnya sudah bersih, begitu pula pakaiannya kini sudah berganti dengan pakaian rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Luna [End]
LobisomemDave Steward, seorang Alpha yang terlahir dengan darah serigala terkutuk yang mengalir dalam tubuhnya. Memiliki serigala terkutuk membawanya dalam tragedi besar yang membuatnya memilih mengasingkan diri dan membentuk pack kecil sebagai penebusan d...