My Luna [End]

Part 19

Senyum masih saja terpasang rapi di wajahku. Membuatku menjadi orang bodoh karena tak bisa menghentikan senyuman ini. Rasanya aku terlalu bahagia, terlalu bahagia hingga tak ada satu detikpun yang terlewat tanpa senyum di bibirku. Memang benar kata orang jika cinta itu bisa membuat gila. Bukti nyatanya adalah diriku yang sekarang.

"Wow, aku tak menyangka Levi bisa membuatmu menjadi orang gila."

Ya, bahkan diriku sendiri juga tidak menyangkanya. Siapapun yang mengatakannya, kurasa dia adalah pembaca pikiran yang hebat. Tunggu! Pandanganku mulai beralih pada orang yang tiba-tiba sudah berada disampingku. Alena di sisiku dengan mata hazelnya yang menatapku malas. Wow, aku bahkan tak tahu sejak kapan Alena memperhatikanku.

"Kau ingin tanya sejak kapan aku ada disini?" ucapnya kembali, lagi-lagi menyuarakan isi pikiranku. Mendengarnya membuatku semakin melebarkan senyumanku. Ini bahaya. Aku tak pernah tahu Alena punya kemampuan menyeramkan seperti itu.

"Melihatmu yang seperti ini, kupikir itu tandanya Levi baik-baik saja. Tidak, mungkin lebih baik," ucap Alena mengedipkan sebelah matanya. Sebenarnya aku tidak terlalu mengerti apa yang dikatakannya, tapi ya sudahlah. Aku hanya tersenyum sambil berlalu pergi meninggalkan Alena. Bisa kudengar kakakku itu terus mengomel tanpa alasan saat aku pergi meninggalkannya tanpa sepatah kata.

Mengingat apa yang terjadi di pagi ini membuatku merasa kembali memiliki gairah hidup. Andaikan saja Alena tidak mengganggu waktu pagi kami mungkin bisa jadi seharian ini kami akan tetap berada di dalam kamar kami. Ah, tentang Alena ... aku jadi ingat perkataannya. Dia benar, aku memang bodoh. Sangat bodoh hingga aku tak bisa melihat cinta di mata pasanganku sendiri. Selama ini aku hanya selalu salah paham karena menyimpulkan semuanya sendiri. Aku selalu menyalah artikan semua sikapnya sebagai penolakan halus darinya. Ya, tapi semuanya sudah tidak-apa sekarang. Semua kesalahpahaman dalam diriku sudah terselesaikan sepenuhnya. Tidak ada yang perlu kucemaskan tentang hubungan kami berdua. Karena kami sudah terhubung sepenuhnya.

Hari ini aku memutuskan untuk mengunjungi kediaman Mark. Selama ini pria itulah yang paling sering memberiku nasehat dan dukungan dari balik layar. Seperti yang kukatakan sebelumnya, selain seorang Beta, Mark juga merupakan sahabatku yang berharga. Aku sering berkeluh kesah padanya, karena itulah aku ingin membagi kebahagiaanku ini padanya. Setidaknya dia tak akan lagi mengkhawatirkan hubunganku dan Sia lagi. Selain masalah itu, aku juga ingin membahas masalah Crimpsonmoon pack padanya.

Sampai di kediaman Mark yang pertama kali menyambutku adalah Alice, istri Mark dan juga Lily, putri mereka. Aku bisa lihat raut terkejut mereka saat aku memasuki kediaman mereka.

"Selamat pagi, Alpha. Mark baru saja pergi setengah jam yang lalu. Apakah ada yang bisa kami bantu?" tanya Alice sopan sambil memeluk puteri kecilnya yang menatapku heran.

"Ya, sebenarnya aku memang mencari Mark. Kira-kira kemana perginya dia?"

"Mohon maaf Alpha, saya kurang tau kemana. Mark tidak berkata apa-apa pada Saya. Dia hanya megatakan akan mengurus lukanya. Jadi, saya rasa Mark berada di rumah Sakit pack sekarang," jelas Alice sopan. Wanita itu memberikan hormat sebelum aku meninggalkan kediamannya.

Setelah mendengar jawaban Alice, aku segera pergi ke tempat yang dikatakannya. Ke rumah sakit pack. Sampai disana aku melihat Mark yang sedang berbincang dengan Mama. Entah topik apa yang mereka bahas, tapi mereka terlihat serius dan tegang. Sebenarnya ini bukan pertama kali aku melihat mereka berdua bicara. Mark memang lumayan sering mengunjungi Mama untuk sekedar menanyakan kabarnya. Mereka berdua selalu terlihat akrab, meskipun sering pula kulihat Mark yang selalu salah tingkah di depan Mama.

"Alpha" Mark segera memberi hormat. Beberapa detik aku menangkap raut terkejut dari wajah pria itu. Sedangkan Mama terlihat tenang.

"Dave, ada apa kau datang pagi-pagi sekali kesini?" tanya mama begitu aku mendekat.