05

80 17 2
                                    

|Macaron|

Aku sempat bertanya asal usul namanya, karena kupikir namanya unik dan menarik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku sempat bertanya asal usul namanya, karena kupikir namanya unik dan menarik. Sambil duduk di bangku taman yang beberapa hari lalu sering kami kunjungi, aku berbincang kecil dengan Macaronia. Sebelum pergi ke sini, aku membelikannya permen lolipop lagi. Yaps, kesukaannya. Aku jadi hafal betul apa yang ia suka dan apa yang ia tidak suka. Omong-omong soal nama, nama lengkap Macaronia adalah Macaronia Razaro. Sempat kubertanya soal keterkaitan namanya dengan nama marga yang kutebak-tebak pasti didapat dari pihak sang Ayah ternyata benar adanya.

"Razaro itu nama marganya Papa, lebih tepatnya nama Kakek dari Papa yang bernama Razaro. Meski beliau bukan asli negara Zimbabwe, Eyang kakung gue dulu memang meneliti sejarah di sana, khususnya bahasa Shona. Jadilah Ibunya Eyang kasih nama Razaro yang mana berasal dari bahasa Shona yang dipakai di Zimbabwe."

Antara ingin menahan tawa dan tercengang pun kurasakan. Serius, Zimbabwe? I mean, mindblowing banget ketika aku dengar cerita asal-usul nama Macaronia ini. Memang benar, yang menarik ternyata lebih asik.

"Terus, nama Macaronia dari mana tuh?"

Ia membenarkan duduknya, gesturnya sedikit tak nyaman ketika aku menanyakan itu. Salah besar, sepertinya aku sedikit menyinggung perasaannya ... mungkin?

"Eh, maaf kalau lo nggak berkenan buat jawab--"

"Santai aja, gue jawab kok. Nama gue terinspirasi dari nama kue kecil warna-warni dari Prancis bernama macaron. Mama dulu hampir setiap minggu selama mengandung gue minta untuk dibeliin macaron."

"Oh ya?" sahutku tercengang, ia mengangguk singkat.

"Kata Mama, dulu sering banget mengalami morning sickness ... ya meskipun itu wajar dialami sama Ibu hamil pada umumnya. Tapi, pernah di trimester pertama kehamilan itu adalah sebuah perjuangan banget buat Mama. Dia nggak bisa makan dan minum apa pun dan dokter menyarankan untuk Mama dirawat inap di rumah sakit karena mengalami hiperemesis gravidarum. Intinya, Mama di trimester pertama harus dirawat intensif karena dehidrasi akibat mual dan muntah yang berlebihan."

Aku mengangguk-angguk paham. Seketika teringat Mama. Pasti dulu aku juga sering menyusahkannya karena harus mengalami rasa tak nyaman saat hamil.

"Keren ya para mama bisa sekuat itu? Semua perempuan itu memang udah sejatinya hebat banget deh," gumamku dengan menahan senyum. Kulihat Macaronia juga ikut tersenyum dan tak lupa lolipop di mulut yang masih setia ia kulum.

Ia menggeser tubuhnya duduk mendekatiku. "Kalau Mama lo gimana pas mengandung lo?"

Saat aku menoleh, wajahnya sudah serius ingin mendengar ceritaku. Jujur, aku juga bingung memulai cerita dari mana. Pasalnya terlalu banyak kalimat yang ingin aku sampaikan soal Mama, wanita kesayanganku sepanjang masa itu. Ya Tuhan! Jantungku benar-benar ingin lepas sekarang! Macaronia menatapku terlalu lekat, tak lupa duduknya semakin dekat denganku. Kumohon, detak jantungku hampir berhenti sebentar karena terperanjat dengan sikapnya yang tiba-tiba seperti ini.

O₂ [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang