"Apa kau mau nambah lagi?"
Perhatian Renjun teralihkan dari layar ponselnya. Dia lalu menggeleng, "sudah cukup kok."
Haechan tertawa kecil. "Yakin?" tanyanya. Di dalam mangkuknya masih tersisa beberapa potong daging, sedangkan Renjun sudah menghabiskan bagiannya sekitar lima menit yang lalu. Dia tidak menyangka lelaki di depannya bisa makan cepat sekali walaupun tubuhnya mungil.
"Um, Renjun."
Yang dipanggil mendongak lagi, "apa?"
Renjun mengerutkan keningnya melihat Haechan diam saja. Tatapannya yang mengarah lurus ke depan membuat Renjun jadi kikuk. Tapi kemudian ekspresi Renjun berubah datar mengingat sifat iseng Haechan.
"Apa ada saus lagi di pipiku?"
Haechan menggeleng cepat, "tidak! Tidak."
Renjun yang parnoan tidak langsung percaya dengan perkataan Haechan. Dia lalu mengelap sisi bibirnya dengan sehelai tisu dan tidak menemukan noda apapun.
"Lalu?"
"Um, apa kau mau ikut denganku ke suatu tempat setelah ini?"
"Ke?" Renjun menyipitkan mata. Haechan mulai bertingkah mencurigakan dan hal itu mengkhawatirkannya.
"Ke... suatu tempat," lelaki kelahiran Juni itu memberi jawaban yang tidak jelas.
"Apa aku harus ikut melakukan sesuatu?" tanya Renjun.
"Tidak... tapi iya," Haechan menjawab pelan.
Renjun menghembuskan napas kasar, "you don't make any sense."
Haechan tertawa kecil, "ikut, ya, Jun? Kau cukup duduk diam dan biarkan para pegawai melakukan tugasnya."
"Ta—"
"Kau tidak perlu bayar apa-apa."
Renjun menghela napas, "fine."
-Lovers on the Run-
"Kau serius?" rahang Renjun terbuka lebar ketika melihat papan nama di depan toko.
"Dua rius," Haechan mendorong pelan punggung Renjun untuk masuk ke dalam.
Renjun celingak-celinguk mengagumi ruang tunggu penuh ornamen mewah itu. Cahaya lampu hias tercermin pada kedua bola matanya yang sedang mengamati rak display di dinding. Dia tak pernah membayangkan masuk ke salon terkenal itu sebelumnya karena his frugal ass menolak untuk membayar empat puluh ribu won demi memotong empat senti rambutnya. Tapi kini dia berdiri di depan kasir, menunggu Haechan yang sedang berbicara dengan seorang pegawai di belakang konter.
"Berapa lama kau akan di dalam?" tanya Renjun.
"Maksudmu?"
"Aku mau pergi ke food court mumpung kau potong rambut?" Renjun bertanya dengan nada tidak yakin.
"Siapa yang mau potong rambut?" Haechan bertanya balik dengan tak kalah bingung. Dia lalu memegang kedua sisi lengan Renjun dan 'memindahkannya' ke depan seorang pegawai salon. "Temanku duluan saja."
Renjun melotot pada Haechan saat pegawai tersebut mengarahkannya ke dalam salon. Aku mau diapakan? Dia bertanya tanpamenyuarakan suaranya. Renjun yakin Haechan menangkap perkatannya, tapi lelaki itu hanya tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovers on the Run | HaeRen
Fanfiction"Wherever I go, as long as I'm with you, I feel at home." Dewi Fortuna mempertemukan Haechan dan Renjun di tempat dan waktu yang tepat. Haechan x Renjun fanfiction by GREENQUINCY Language: Bahasa Indonesia Rating: 16+ #1 strangerstolovers on 210821 ...