Satu tahun kemudian...
Renjun melenguh pelan merasakan sesuatu menekan perutnya. Dahinya mengernyit dan dia berpikir dalam tidurnya. Ini apa? Renjun meraba benda tersebut dan tangannya menyentuh permukaan kulit seseorang yang jelas bukan miliknya sendiri.
Lengan yang melingkari pinggang Renjun lalu menarik tubuhnya mendekat, membuatnya makin bingung karena dia ingat bahwa dia tinggal sendirian sejak pindah ke sebuah apartemen di Seoul empat bulan lalu.
"Renjun..."
Renjun mengerang ketika sosok di belakangnya menghembuskan napas hangat pada lehernya. Sel otaknya akhirnya mulai bekerja dan dia akhirnya ingat siapa lelaki yang kini sedang mendusalkan kepala pada lehernya.
"Haechan, bangun...," kata Renjun dengan suara serak.
"Tidak mau...," suara lelaki yang lebih muda teredam kulit leher Renjun.
"Today is the day, Haechan," Renjun melirik ponselnya yang menunjukan pengingat acara dalam aplikasi kalendernya, "kau harus bangun untuk make up dan rehearsal!"
Haechan bergumam mengerti kalau hari ini adalah hari yang penting, tapi dia tidak juga melepaskan pelukannya pada tubuh Renjun. Rasanya kata hatinya akan berhasil membujuknya untuk bolos dari acara tersebut dan malah cuddle dengan kekasihnya saja seharian.
"Come on, kau tidak boleh terlambat datang," Renjun mendumal sambil membuka aplikasi chat dalam ponsel untuk mengecek apakah teman-teman mereka sudah mencari keberadaan Haechan.
"Give me my morning kiss first," pinta Haechan. Dia memutar posisi Renjun agar berhadapan dengannya.
Lelaki kelahiran Juni itu tertawa melihat ekspresi merengut Renjun. Dia lalu mengusap pipi kekasihnya yang kelihatan lebih puffy saat baru bangun di pagi hari. Sebuah senyuman tanpa sadar nampak pada wajah Haechan. Tiga tahun lalu dia tidak berani untuk berharap akan ada saatnya Renjun kembali padanya, tapi mereka di sana kini, dan lelaki dalam pelukannya senyata yang bisa dia bayangkan.
"Kenapa kau tersenyum sendiri, hm?" raut wajah Renjun melembut. Dia ikut memegang pergelangan tangan Haechan yang sedang mengusap pipinya.
You're really pretty. Senyuman Haechan makin melebar. Otaknya memutar skenario di mana wajah Renjun adalah hal pertama yang dia lihat saat dia membuka matanya setiap pagi.
"Stop flattering me," Renjun terkekeh, dan Haechan kemudian menyadari bahwa dia tidak sengaja menyuarakan isi kepalanya. Saat Haechan masih terbengong, Renjun menyondongkan tubuhnya, memberi kecupan satu detik pada pipi kekasihnya, lalu langsung bangun dari kasur.
"Hey, that didn't count!" protes Haechan, meminta ciuman lagi.
"Sikat gigi sana!" Renjun melambai-lambaikan tangannya, menginstruksikan Haechan untuk pergi ke kamar mandi.
Sementara Haechan meregangkan ototnya sambil melenguh dramatis di atas ranjang, Renjun mengeluarkan sebuah kemeja putih dan jaket abu-abu milik Haechan dari dalam lemari. Lemari hitam besar milik Renjun itu mulai terisi pakaian Haechan perlahan-lahan setiap kunjungannya ke Seoul, dan nantinya bagian yang sengaja dikosongkan Renjun akan terisi sepenuhnya ketika Haechan pindah ke apartemen itu secara permanen.
-Lovers on the Run-
"Sekarang kau mendiamkanku, begitu?" Renjun berdecak. Dia melipat tangannya di depan dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovers on the Run | HaeRen
Fanfiction"Wherever I go, as long as I'm with you, I feel at home." Dewi Fortuna mempertemukan Haechan dan Renjun di tempat dan waktu yang tepat. Haechan x Renjun fanfiction by GREENQUINCY Language: Bahasa Indonesia Rating: 16+ #1 strangerstolovers on 210821 ...