Chapter 11

2K 275 20
                                    


[Author Note]

cw // non-explicit semi-public sex

Kalau kalian tidak nyaman, boleh skip bagian setelah lagu 'Boyfriend'.

Selamat membaca!



-Lovers on the Run-



Kesadaran Renjun perlahan kembali ketika telinganya menangkap suara deringan ponselnya. Dia melenguh protes karena tidak mau bangun sekarang, dan seingatnya dia juga tidak memasang alarm tadi malam.

Tringg!! Tringg!! Tringg!!

Suara ponsel Renjun berlanjut, dan pikiran bawah sadarnya hampir berhasil menyuruhnya untuk membanting benda tersebut agar mati dan berhenti mengeluarkan suara.

"Renjun..."

Renjun mendengar Haechan menggumamkan namanya, lalu lelaki di pelukannya itu membalik posisinya menjadi menghadap ke arahnya.

"Matikan teleponnya, Renjun," pinta Haechan sambil mendusalkan kepalanya pada leher Renjun.

"Huh?" Renjun mengerutkan keningnya bingung. Telepon?

Tringg!! Tringg!! Tringg!!

Deringan ponsel selanjutnya kemudian menyadarkan Renjun bahwa suara tersebut bukan suara alarm, melainkan suara panggilan telepon.

"Ugh," Renjun mengerang saat kesusahan menarik sebelah tangannya yang jadi alas kepala Haechan dan menarik diri dari pelukan magnetnya.

Tangan Renjun berhasil meraih ponselnya yang diletakkan di atas nakas. Dia menyipitkan mata saat melihat layar terang di dalam kamar yang lampunya masih dimatikan itu.

Sicheng gege? Renjun terheran membaca nama kontak yang menelponnya pagi-pagi.

"Halo?" panggilnya dengan suara serak.

"Junnie?"

"Ya, ge, ada apa?" tanya Renjun. Dia memegang erat pergelangan tangan Haechan karena lelaki itu mulai mengeratkan pelukannya lagi.

"Kamu ada di mana?" tanya Sicheng dalam bahasa Mandarin.

"Di... Seoul?" Renjun mengerutkan keningnya. Dia tidak mengerti kenapa tiba-tiba kakaknya itu menanyakan keberadaannya. Sicheng biasanya tidak pernah terlalu memperdulikan apa yang dilakukannya setelah dia pergi kuliah.

"Di tempat Chenle atau Jisung?"

"Bu-bukan keduanya," Sentuhan telapak tangan Haechan pada perutnya membuat Renjun terkejut. Dia melotot pada Haechan ketika sadar lelaki itu tengah menyelipkan tangannya dalam kaos tidurnya.

Dari ujung telepon terdengar suara klakson dan knalpot kendaraan yang lewat sebelum Sicheng membalas lagi, "apa aku membangunkanmu?"

Renjun menahan napas begitu Haechan mulai menciumi bagian tulang selangkanya. Rambutnya menggelitik dagu Renjun dan tangannya kini mengusap kulit pinggangnya.

"Uh, i-iya, ge, tidak apa-apa," jawabnya. Dia sengaja tidak memasang alarm kemarin malam karena ingin tinggal lebih lama di ranjang untuk cuddle dengan Haechan, walaupun roommate-nya sekarang bertingkah menyebalkan. Renjun bahkan tidak tau sudah jam berapa sekarang, selain fakta bahwa matahari sudah bersinar di balik tirai kamar.

Lovers on the Run | HaeRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang