Tiga tahun kemudian...
Seorang lelaki terlihat tengah berdiri di depan lobi sebuah gedung bertingkat di pusat kota. Salah satu tangannya menjinjing sebuah tas berisi laporan perusahaan tempatnya bekerja, sedangkan tangan satu lagi menutupi matanya dari tetesan gerimis yang mengikuti hujan satu jam sebelumnya. Hujan mungkin bahkan telah berhenti sepenuhnya, dan tetesan air yang mendarat pada kulit lelaki itu hanyalah sisa air hujan yang jatuh dari atas atap gedung atau pohon.
Lelaki yang rambutnya sudah kembali dicat cokelat gelap itu melirik layar ponselnya untuk mengecek jam, dan mengetahui bahwa sosok yang akan menjemputnya akan sampai sebentar lagi. Dia lalu menggumamkan sebuah lagu untuk mengurangi rasa bosannya.
When we first met
I never thought that I would fall
Mata lelaki itu melebar melihat sebuah mobil SUV hitam memasuki gerbang gedung kantornya. Mobil itu mendekat dan berhenti di depannya. Lelaki itu lalu langsung membuka pintu mobil di sisi pengemudi.
I never thought that I'd find myself
Lying in your arms
"Maaf, tunggu sebentar, Renjun," lelaki di kursi kemudi buru-buru mengambil beberapa barangnya yang tergeletak di kursi di sebelahnya, dan memindahkannya ke kursi belakang agar Renjun bisa duduk di sana.
"Thanks, Jeno," ucap Renjun. Dia lalu merapikan poninya yang agak berantakan di depan spion tengah mobil.
"No worries," kata lelaki yang lebih muda sambil menjalankan kembali mobilnya keluar dari kantor tempat Renjun bekerja, "so, how's work?"
"It's fine, nothing's interesting," Renjun menyandarkan sikunya pada jendela mobil, "kau tau pekerjaan akuntan seperti apa."
Jeno tertawa kecil, kedua matanya membentuk bulan sabit, "kau mungkin akan kesal padaku karena mengatakan ini, tapi kau butuh istirahat, Renjun."
"Jeno..."
"Concealer yang kau gunakan sudah luntur, aku bisa lihat warna hitam di bawah matamu," Jeno berkomentar. Dia menghentikan mobilnya di belakang garis zebra cross karena lampu lalu lintas sedang menyala merah, lalu menoleh dan menemukan Renjun tengah memperhatikan kantung matanya pada cermin spion.
"It's fine, aku akan tidur delapan jam malam ini karena besok hari Minggu," kata Renjun.
"Kau tidur delapan jam semalam satu hari seminggu dan tidur empat jam semalam enam hari setelahnya."
Jeno menduga Renjun akan memanyunkan bibirnya. Dia tau bahwa lelaki yang lebih tua tidak suka kalau dia menceramahinya seolah Renjun bukan lelaki dua puluh tujuh tahun yang sepenuhnya mampu merawat dirinya sendiri.
"Apa aku boleh connect Spotify?" tanya Renjun mengalihkan pembicaraan. Dia meraih ponselnya dari dalam saku celana bahannya dan membuka aplikasi platform musik tersebut.
"Sure," jawab Jeno. Dia selalu membiarkan Renjun menghubungkan akun Spotify dengan speaker mobilnya jika lelaki itu pulang kantor dengannya. Tidak seberapa lama, sebuah lagu terdengar dari speaker mobil tersebut.
And I wanna pretend that it's not true
Oh, baby, that you're gone
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovers on the Run | HaeRen
Fanfiction"Wherever I go, as long as I'm with you, I feel at home." Dewi Fortuna mempertemukan Haechan dan Renjun di tempat dan waktu yang tepat. Haechan x Renjun fanfiction by GREENQUINCY Language: Bahasa Indonesia Rating: 16+ #1 strangerstolovers on 210821 ...