Chapter 7

2K 278 3
                                    


Renjun tercenung sambil memilin-milin tisu restoran di tangannya. Kerutan kecil muncul di antara alisnya dan dia tanpa sadar memanyunkan bibirnya. Lelaki yang berambut terang itu tengah berdebat dengan pikirannya sendiri, dalam hati berharap agar Haechan mengantri sedikit lama lagi. Renjun menoleh ke arah antrian pesanan makanan hanya untuk dikejutkan dengan posisi roommate-nya yang kini sedang berjalan ke arah meja yang ditempatinya.

"Apa bisa setelah ini kita langsung pulang saja?" tanya Renjun akhirnya.

"Huh?" lelaki satu lagi meletakkan nampan yang dibawanya di atas meja berpola maskot restoran tersebut, "tapi kau belum beli bajumu."

"Yeah, kurasa... aku tidak jadi beli," kata Renjun. Dia lalu mengambil sebungkus nasi dari nampan dan membukanya.

"Kenapa? Sudah terpikir baju yang akan kau kenakan?"

Tidak seperti ekspetasi Haechan, lelaki yang lebih mungil menggeleng. "Ya aku... tidak jadi datang?" ucapnya tidak yakin.

"Hei, mana bisa begitu," kata Haechan sambil menyobek sebungkus sambal, "aku sudah bilang Taeil hyung kalau kau akan datang ke pernikahan sepupunya."

"Oh."

"Bagaimana kalau aku yang ba—"

"Ini bukan soal bayarnya," sela Renjun cepat.

"Lalu?"

"Sesuatu yang lain."

Haechan memajukan bibirnya, pura-pura kecewa. "Nanti kau menyesal tidak melihat aku tampil lagi di atas panggung," katanya.

"Mungkin," jawab Renjun singkat. Justru itu alasanku! Renjun tentu penasaran dengan penampilan Haechan bersama Neo Group, penasaran sekali malah, tapi kalau dia mendengar nyanyian merdu roommate-nya lagi, dia yakin kalau dia tidak akan bisa menahan dirinya dari memikirkan hal tersebut selama berhari-hari, persis seperti saat dia melihat Haechan tampil di Aroma Café.

"Renjun, ayooo," Haechan merengek main-main.

"Tidak mauuu," balas Renjun dengan nada yang sama.

Lelaki yang lebih muda tertawa mendengarnya. Renjun tanpa sadar juga tertular tawaan Haechan hingga seorang ibu-ibu yang duduk di meja sebelah mereka menatap mereka heran.

"Tapi serius, Renjun. Kenapa kau tidak jadi datang ke pernikahan sepupu Taeil hyung? Kabur dari masalah lagi?"

Tangan Renjun yang sedang mengambil potongan ayam goreng terhenti. "Tidak!" tukasnya.

"Fine, whatever," kata Renjun, "oke aku datang."

"Yay!"



-Lovers on the Run-



"Kau yakin mau ke jalan ke sana lagi? Kita sudah melewati toko itu tiga kali!" seru Haechan sambil menunjuk toko pakaian bertema vintage di seberang mereka.

"Sekali lagi, please?"

Kalau sudah mendengar kata itu dari Renjun, Haechan mana bisa menolak?

Dua lelaki itu berhenti lagi di depan jendela besar toko yang memperlihatkan manekin yang mengenakan setelan beige dan celana jeans gelap. Haechan agak was-was kalau pegawai toko tersebut mengira mereka berniat mencuri karena hanya melihat-lihat saja dalam setengah jam terakhir.

"Hei, apa itu celana yang sama dengan yang kau kenakan?" tiba-tiba Haechan menyadari sesuatu. Dia menatap bolak-balik celana yang terpasang pada manekin dan celana yang dikenakan Renjun.

Lovers on the Run | HaeRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang