Chapter 2

4K 422 37
                                    


"Mau duduk di depan atau di belakang?"

Renjun tercenung mendengar pertanyaan dari lelaki yang baru dikenalnya beberapa menit yang lalu itu. Mata berbinar di bawah poni hitam lelaki itu memandang balik ke arah Renjun, dia menunggu jawaban dari lelaki yang lebih muda. Renjun memandang sekilas mobil silver di depannya dan lelaki yang sudah duduk di kursi kemudi.

"Aku di belakang saja," jawab Renjun akhirnya.

"Okay," lelaki itu, Mark Lee, membukakan pintu belakang mobil. Sedangkan dia sendiri berjalan masuk mobil dari sisi yang lain.

"Thanks, hyung," ucap Renjun pelan. Dia agak bingung karena tidak terbiasa dibukakan pintu oleh orang lain.

Ketika dia melepas tas ransel dan meletakkannya di tengah-tengah tempat duduk belakang, membatasinya dengan Mark, Renjun melihat si pemilik mobil sedang merapikan poninya di depan kaca spion tengah. Kalau lelaki yang duduk di kursi kemudi melirik ke arah belakang dengan spionnya, Renjun tidak menyadarinya.

Klik! Blam!

"Hei," sapa seseorang yang baru masuk dan duduk di samping kursi pengemudi, "maaf membuat kalian menunggu." Rambut cotton candy lelaki itu agak berantakan karena berlari dari toilet studio ke area parkir.

"Permintaan maaf tidak diterima," balas Haechan yang kini mengatur suhu pendingin udara dari kursi kemudi.

"Ish!" rajuk Jaemin. Sedangkan Mark tertawa kecil dari tempat duduknya.

"Jadi di tempat biasa?" Haechan memastikan tujuan mereka.

"Iya," jawab Mark dan Jaemin berbarengan.

Haechan lalu menjalankan mobilnya keluar dari area parkir. Renjun menatap ke luar jendela mobil dan melihat gedung studio musik milik Papa Chenle mulai menghilang di ujung jalan, dalam hati berharap dia tidak menyesali keputusannya untuk meminta bantuan Haechan.



-Lovers on the Run-



Kecepatan mobil subcompact yang dikendarai Haechan melambat di depan sebuah restoran China-Korea di sisi sebuah jalan yang hanya bisa dilewati dua mobil. Renjun terheran membaca nama restoran yang tercetak tidak terlalu besar di atas pintu. Kenapa aku tidak pernah dengar? batinnya, benar kata Chenle, aku harus cari tau lebih banyak restoran. Renjun merutuki kebiasaannya yang lebih sering memilih untuk makan di restoran yang familiar saja. Dia khawatir kalau dia makan di restoran yang tidak dia tau dan ternyata rasa makanannya tidak enak, dia hanya akan buang-buang uang.

"Pertama kali ke sini?" Renjun menoleh mendengar Mark bertanya padanya.

Renjun mengangguk kecil.

"Walaupun bukan restoran terkenal, makanannya enak kok," balas Mark sambil tertawa kecil melihat ekspresi polos Renjun, "kami sudah sering makan di sini."

Renjun mengangguk lagi.

Setelah kendaraan itu terparkir dengan sempurna, Haechan membuka kunci mobil, dan satu per satu penumpang mobil tersebut keluar.

"Taeil hyung sudah sampai?" tanya Jaemin begitu mereka berempat berkumpul di teras restoran.

"Mobil Taeil hyung sebesar itu di depan mata tidak kelihatan, Jaem?" ledek Haechan.

Di sebelah mobil silver Haechan, terparkir sebuah sedan navy yang tadi Renjun lihat juga terparkir di depan studio musik milik Papa Chenle. Mobil itu jelas milik Taeil, salah satu anggota grup musik Haechan yang tadi pagi ikut latihan di studio.

Lovers on the Run | HaeRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang