Kehilangan : Keadaan terberat, dimana tak lagi bisa menemukan seorang atau hal yang berharga.
*****
Direct-Love?
Bab 7
*****Berulangkali, Aruna merasakan pahitnya kehilangan. Yang pertama, saat Aruna kehilangan Ibunya karena penyakit yang Ibunya derita. Ranti Rasyakila mengembuskan napas terakhirnya, saat Aruna berusia 15 tahun. Dunia Aruna runtuh dalam sekejap. Bayangan keluarga bahagia antara dia, ayahnya, dan ibunya, mendadak sirna. Seiring bergulirnya waktu, ternyata rasa sakit akan kehilangan membuat sikap Ayahnya berubah. Lebih gila kerja, lebih berambisi, dan kehilangan arah. Tak ada lagi Toni Barata yang penuh kehangatan. Ayahnya memang selalu memperlakukannya seperti seorang princess--bahkan sejak dia dilahirkan. Hanya saja, ketika Ibunya pergi meninggalkan dunia, alih-alih merasakan dirinya tetap menjadi seorang puteri, dia merasa terkurung dalam sangkar emas, dan tak satupun ada yang berani membawanya keluar.
Tidak ada, sama sekali tidak ada.
Bahkan teman-temannya sekalipun.
Sejak kecil selalu hidup di lingkungan elit, membuatnya tak pernah bisa menemukan yang namanya sahabat sejati. Karena yang Aruna temukan selalu berkaitan dengan persaingan sengit. Masa putih abu-abunya tergolong mengerikan sampai Aruna tak sekalipun ingin mengingatnya. Beruntungnya, hidupnya sedikit berangsur membaik ketika dia diterima di universitas terbaik di Indonesia. Sebuah bujukan yang akhirnya berhasil karena Toni Barata menginginkan Aruna melanjutkan pendidikan di luar negeri. Namun, Aruna tidak pernah menyadari, jika takdir kembali membawanya pada kepahitan akan kehilangan yang lain.
Aruna tanpa sengaja mengenalnya sewaktu acara kemahasiswaan. Laki-laki dengan pakaian sederhana dan tidak mencolok. Bukan dari kalangan BEM ataupun Senat Mahasiswa. Karena senyumnya yang terlihat tulus, Aruna memberanikan diri berbincang dengan laki-laki itu. Namanya Arjuna Wiratama. Mahasiswa dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Berawal dari pertemanan yang tulus, Arjuna selalu memperlakukan Aruna dengan sangat baik, meskipun mereka berbeda falkutas, dan usia mereka terpaut tiga tahun.
Aruna yang memiliki pengalaman minimalis tentang cinta, akhirnya menerima pernyataan rasa dari laki-laki itu, Arjuna berhasil membawanya dalam fase lain dari cinta--yang timbul dari suatu kebiasaan. Tidak hanya itu, laki-laki itu juga menunjukan dunia yang berbeda dari yang Aruna miliki. Bersama Arjuna, Aruna seolah memiliki kebebasan yang selama ini tak pernah dirasakannya. Namun hal itu tak bertahan lama, karena pada akhirnya... Arjuna juga pergi meninggalkannya. Pada satu senja, di langit berhujan, Aruna merasakan lagi pahitnya kehilangan. Terlalu sakit rasanya mengingat hari itu, selain Aruna kembali merasakan sepinya sendirian, misteri kepergian Arjuna seolah membuat rasa bersalah bercekokol dalam hatinya. Belum lagi, sikap Ayahnya yang semakin menjadi, membuat Aruna tak lagi memiliki minat untuk lepas dari sangkar emas. Dia menjelma menjadi robot sesuai apa yang di perintahkan sang ayah. Sampai nuraninya berhasil kembali untuk hal yang dia anggap benar, karena perjuangan sepasang kekasih yang kini juga memberikan pertemanan yang tulus kepadanya.
Hidup bertahun-tahun dengan luka dan kesepian, membuatnya tumbuh menjadi wanita yang kaku, tidak mahir mengekspresikan diri, tetapi memiliki pengendalian diri yang sangat baik. Aruna mensyukuri hal itu, karena baginya, tak perlu ada satupun yang mengetahui apa yang dia rasakan. Nyatanya, hari ini... semua yang Aruna bangun bisa runtuh dalam sekejap. Pada laki-laki asing yang dikenalnya hanya dalam hitungan minggu. Untuk pertama kali, setelah sekian tahun, Aruna nyaris menangis di hadapan orang lain. Hal yang mustahil dia lakukan selama bertahun-tahun setelah merasakan luka akan kehilangan.
Aruna mengurut pelipisnya dengan gerakan teratur. Menyesali kebodohan yang terus dilakukannya berulang kali di hadapan seorang pria yang bernama Lazarus Begawaning Sejati. Pria itu adalah seorang lakon yang ulung--dimana Aruna nyaris tidak bisa membedakan sikap asli pria itu, meski yang Aruna syukuri, sampai detik ini, Jati selalu memperlakukannya dengan sangat baik. Meski kadang Aruna merasa aneh dengan perlakuan tiba-tiba yang pria itu berikan. Selain sering membuatnya kesal, Jati kerap menggodanya sehingga tak jarang Aruna merasa malu karena salah tanggapan. Namun, yang Aruna sadari, mungkin Jati merasa kebingungan karena Aruna nyaris menangis tanpa sebab. Jati hanya sedang berusaha mengembalikan keadaan--yang Aruna akui, cara itu cukup berhasil, meski dia harus menahan malu sepanjang jalan. Hal itu yang tak bisa Aruna mengerti tentang Jati. Kenapa laki-laki itu seolah bersikap baik dan membuat Aruna nyaman? Apa ini bagian dari rencana pria itu, agar sandiwara mereka berjalan baik?
KAMU SEDANG MEMBACA
Direct-Love?
ChickLitSejak orang-orang terkasihnya pergi meninggalkannya, Aruna merasa hatinya tak lagi ada. Ketika Ayahnya berubah dan harus bertanggung jawab atas seluruh perbuatannya, Aruna merasa tak ada artinya lagi jika hidup di dunia. Belum lagi, pemberitaan tent...