Waspada : Tindakan implusif untuk melindungi diri jika merasakan bahaya.
*****
Direct-Love?
Bab 16
*****Dalam hidup, kita tidak pernah bisa mengontrol orang-orang untuk sepenuhnya menyukai kita. Mungkin, itu juga yang disebut dengan penolakan. Selama ini, Jati selalu mengabaikan orang-orang yang terlihat tidak menyukainya. Dia tahu, semenjak menjadi juara kelas semasa sekolah, dan memiliki prestasi di bidang olahraga membuat banyak teman laki-lakinya menjauh, alasannya tentu... karena dia menjadi idola siswa perempuan yang ada di sekolah mereka. Begitupun saat kuliah, Jati selalu mendapat beasiswa, juga selalu memenangkan lomba debat, ataupun Program Kreativitas Mahasiswa yang diadakan oleh KEMENRISTEK DIKTI. Saat magister, dan mulai berkarir, semakin banyak prestasinya, semakin banyak Jati menemukan ketidak sukaan dari wajah orang-orang. Dia pikir, tatapan tidak suka karena dia memperoleh banyak prestasi, adalah tindakan yang timbul atas rasa iri. Selama itu pula dia tak pernah ambil pusing. Selama orang-orang itu tak mengganggu hidupnya, sudah lebih dari cukup, Jati tidak akan menyerang balik.
Namun, ketika berhadapan dengan Tantra Barata, Jati tahu jika Tantra Barata tidak menyukainya. Tantra gemar memberikan tatapan intimidasi jika mereka mulai bercakap, tak jarang Tantra melemparkan serangan dalam pembicaraaan yang beruntungnya dapat Jati atasi dengan baik. Saat itu juga, kecurigaan Jati muncul. Jika Tantra Barata tidak menyukai Jati hanya karena mengakuisisi perusahaan milik kakaknya, seharusnya Tantra akan membahas kerugian dari keputusan tersebut, juga akan mengatakan kelemahan dari Djatie Media Group, bukan malah mencari tahu tujuannya, dan mencari keuntungan yang mustahil didapatkan oleh perusahaan yang diakuisisi.
Hal itu membuatnya waspada. Dipicu ketika Tantra Barata mengucapkan nama Arjuna, dengan menatapnya, bukan menatap Aruna. Satu hal yang Jati yakini, jika Tantra Barata mungkin telah menyelidikinya. Sebuah praduga yang semakin kuat tertanam dalam pikiran, jika keluarga Barata memang ada sangkut pautnya dengan kematian Arjuna. Jati harus bergerak cepat mencari kebenaran, supaya orang-orang yang menjadi dalang atas kematian Arjuna, mendapatkan hukuman setimpal.
Hari ini, Rapat Umum Pemegang Saham di perusahaan Aruna akan dilaksanakan. Jati tidak berharap banyak, karena penolakan Tantra Barata saat makan malam, seolah sudah menjadi jawaban. Dia sudah menyiapkan beberapa opsi lain yang sepertinya akan menguntungkan Tantra Barata, seperti jumlah saham awal yang tak sebanyak kesepakatan di awal, ataupun menjadikan sistem Bee TV menjadi perusahaan terbuka. Namun, yang terjadi setelah Aruna mempresentasikan tujuan akuisisi, beserta menampilkan berbagai macam laporan perusahaan yang tergolong mengenaskan, tak ada tanggapan berarti dari Tantra Barata. Yang lebih mengejutkan adalah, Tantra Barata setuju diadakannya akuisisi sesuai dengan perencanaan awal. Satu hal yang membuat Jati harus semakin berhati-hati, karena mustahil jika pria tua itu menyetujuinya hanya dalam waktu tiga hari, sedangkan Jati tahu betul, jika Aruna tak berusaha menemui adik dari Ayahnya itu lagi.
Ketika Tantra Barata meninggalkan ruangan, sedangkan binar di mata Aruna terlihat begitu jelas saat menatapnya, Jati tidak ingin menyurutkan kebahagiaan Aruna, bagaimanapun, Jati harus memenangkan hati Aruna untuk mengetahui kenyataan yang mungkin saja akan menyakitkan. Jika memang Aruna terlibat dalam kematian Arjuna, Jati tidak akan segan.
"Saya nggak nyangka jika akhirnya Om Tantra setuju."
Aruna melempar senyum tipis. Mungkin, bagi Aruna, menaklukan hati Tantra Barata untuk menyetujui keinginannya adalah pencapaian besar. Ingat, Aruna jarang tersenyum. Paras ayunya selalu sedatar tembok.
"Apa Om kamu hobi membuat orang terkejut?" tanya Jati basa-basi.
Aruna mengendikan bahu, kemudian membenarkan blazer-nya yang terlipat. "Mungkin? Saya sendiri juga tidak terlalu mengenalnya dengan baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Direct-Love?
Chick-LitSejak orang-orang terkasihnya pergi meninggalkannya, Aruna merasa hatinya tak lagi ada. Ketika Ayahnya berubah dan harus bertanggung jawab atas seluruh perbuatannya, Aruna merasa tak ada artinya lagi jika hidup di dunia. Belum lagi, pemberitaan tent...