Percaya : Berani menggantungkan harap, setelah berulang kali mendera luka.
*****
Direct-Love?
Bab 13
*****Tidak ada yang berubah semenjak Jati mengatakan sandiwara mereka boleh berakhir dan laki-laki itu berkata akan tetap mendekati Aruna dengan semestinya. Jati tetaplah pria tegas ketika bekerja. Jati tak sungkan menyindir Aruna atau menegurnya secara terang-terangan jika Aruna melakukan kesalahan. Gestur dan perlakuan Jati juga tak banyak berubah jika mereka berada di tempat umum, membuat Aruna bertanya-tanya, apakah hal itu merupakan sikap alamiah Jati, ataukah pria itu masih berakting?
Aruna tidak menjawab apapun hari itu. Tanpa sadar membiarkan Jati memeluknya dalam dekapan hangat karena terlalu bingung dengan pernyataan pria itu yang tiba-tiba. Rasanya begitu mustahil, seorang pria mapan dan tampan, terang-terangan berkata mendekati Aruna yang bahkan masih menjadi sasaran empuk hujatan netizen Indonesia. Apalagi, mereka baru saja melakukan sandiwara. Perkara yang membuat Aruna semakin tidak percaya. Pria seperti Jati, bisa mendapatkan perempuan manapun yang dia inginkan, tetapi bukan berarti Aruna memasuki golongan perempuan itu, karena dia yang sekarang sama sekali tidak memenuhi standar.
Makan malam dengan keluarga Jati juga berjalan singkat. Tidak banyak obrolan selain berita kehamilan Nana dan suami Nana yang bernama Bahuraksa turut bergabung. Potret keluarga muda yang sangat bahagia. Impian yang diam-diam selalu Aruna harapkan, namun mendadak musnah karena berulang kali dirundung luka, membuatnya enggan berharap.
Tidak ada perubahan mencolok dari Jati selama makan malam berlangsung. Malah Aruna yang cenderung menghindari karena masih merasa canggung. Lagi-lagi, tanpa sadar, Aruna berbagi pelukan dengan pria itu. Sebuah kontrol diri yang tiba-tiba musnah dalam sekejap, jika berhadapan dengan Jati. Melihat Jati yang ambisius membuatnya ingat dengan perlakuan Ayahnya sendiri. Meskipun Jati adalah orang lain, Aruna tidak ingin jika Jati akan salah langkah seperti Toni Barata, ayahnya sendiri.
Terhitung tiga hari terlewat, Aruna tidak bertemu dengan Jati. Tidak seperti sebelumnya yang selalu memaksakan pertemuan, Jati dengan mudah menerima keputusan Aruna. Meskipun artinya, Aruna harus mengirimkan semua progres dari pekerjaannya hari itu pada Jati. Setidaknya, hal itu lebih baik, daripada Aruna mendengar sindiran Jati secara langsung, karena pria itu selalu cerewet jika berkaitan dengan pekerjaan. Berita tentang mereka berangsur surut, hujatan untuk Aruna juga jarang terlihat, entah ini efek klarifikasi mereka, atau karena Jati melakukan hal lain yang tidak Aruna tahu. Aruna tidak ambil pusing, karena yang menjadi fokusnya sekarang adalah pekerjaannya.
Hari ini, adalah jadwal pertemuannya dengan Tantra Barata. Seperti yang sudah Aruna persiapkan, mereka akan membahas proses akuisisi, dan pelaksanaan RUPS. Semoga saja, Om-nya itu menerima dengan lapang dada, karena bagaimanapun, Tantra Barata akan tetap memiliki lima persen sahamnya di Bee TV.
RnA Matcha Bar and Resto masih menjadi tempat andalan Aruna. Selain karena tempatnya nyaman, privasinya jelas terjamin. Entah kenapa setelah Jati berhasil membuka kedok beberapa karyawannya yang menyeleweng, ruang meeting perusahaan tak lagi sama di mata Aruna, dia lebih berjaga-jaga sekarang.
"Sudah lama, Om?" tanya Aruna pada Tantra Barata yang sedang menyeduh kopi.
"Baru saja. Duduklah."
Aruna mendudukan diri, meletakan berkasnya di atas meja. "Maaf, Aruna terlambat. Ada beberapa hal yang harus Aruna selesaikan."
"Om sudah baca e-mail kamu. Tetapi, Om minta rincian jelasnya hari ini."
Aruna menyerahkan berkas yang sudah dia siapkan pada Tantra Barata, dengan sigap Tantra Barata menerimanya, lantas membacanya dengan serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Direct-Love?
ChickLitSejak orang-orang terkasihnya pergi meninggalkannya, Aruna merasa hatinya tak lagi ada. Ketika Ayahnya berubah dan harus bertanggung jawab atas seluruh perbuatannya, Aruna merasa tak ada artinya lagi jika hidup di dunia. Belum lagi, pemberitaan tent...