Layla : 08

20 4 12
                                    

Happy reading
Don't forget to vote and comment, I hope you open silent readers. Selamat membaca.
_____________________

Keesokan harinya . . .

Layla tepar disaat ia telah menyelesaikan tiga ratus soal matematika, dua ratus soal fisika dan kimia. Mungkin jika semuanya dijumlahkan total soal semuanya tujuh ratus soal tanpa henti. Sungguh kepala Layla rasanya ingin meledak seketika.

Soal olimpiade bukanlah soal yang gampang, bukan soal yang biasa para guru berikan. Soal olimpiade memiliki tingkat kesulitannya sendiri. Apalagi waktu yang diberikan oleh para juri cuman sebentar.

Dalam olimpiade, kita perlu ketelitian, kecepatan , kecerdasan dan tingkat kefokusan yang sangat tinggi dalam mengerjakan soal agar mampu menjawab semua soal dengan benar.

Layla duduk disebuah kursi yang sudah disediakan dan tertera tulisan nama di sandaran kursi tersebut. Waktu sudah malam, kini menunjukkan pukul sembilan malam. Untuk pertama kalinya Layla mengikuti lomba olimpiade selama ini dan sebanyak ini.

Hari yang begitu lelah, sembari menunggu pengumuman pemenang Layla duduk menyandarkan dirinya pada sandaran kursi sembari meminum air mineral.

Baru saja ia menyandarkan diri, tiba - tiba ada yang menepuk pundaknya.

"Layla . ."

Layla yang mendengar namanya disebut pun langsung berdiri dan melihat kearah belakang melihat seseorang yang baru saja memanggilnya. Dan ternyata itu adalah jesicca

"udah duduk aja" ucap Jesicca.

Layla pun duduk kembali, Jesicca duduk didepan Layla. Jesicca memerhatikan muka Layla yang sedikit pucat.

"Layla , kok muka mu pucat? kamu sakit kah?" tanya Jesicca.

"Layla gapapa tante" jawabnya

Tiba - tiba hidung Layla mengeluarkan darah, membuat Jesicca kaget "Layla hidung mu" ucapnya panik.

"udah gapapa tante, ga usah panik" ucap Layla dengan santai sembari mengambil tisu yang ada di atas meja dekat ia duduk.

"Aduh Layla, kemarin kan Tante udah bilang kamu tuh gak usah ikut, kamu loh masih sakit, jangan terlalu dipaksain" ucap Jesicca sembari mengambil kotak yang ia bawa tadi.

"Nih makan, kamu pasti lapar kan?" ucap Jesicca.

"gak kok tante, Layla gak laper sama sekali" balasannya.

"udah makan jangan nolak, atau tante bakalan marah sama kamu" ancam jesicca.

Layla menghela nafasnya, ia sedang malas berdebat dengan tantenya. Layla meraih kotak makan tersebut lalu memakannya.

"capek yah?" tanya Jesicca "susah gak?"

"lumayan Tante" balas Layla sembari mengunyah makanannya.

"oh iya, tadi tante abis dari ruangan juri kan, kalau Tante gak salah liat nama mu ada di daftar juara" ucap Jesicca.

Layla hanya tersenyum tipis

Jesicca melihat jam tangannya "eh bentar lagi pengumuman, kamu makan dulu aja yah la. kenyangin diri mu jgn disisa" ucapnya

Layla hanya mengangguk, lalu ia pun melanjutkan makannya. mungkin jika dilihat Layla orangnya normal saja tapi didalam itu semua banyak keretakan. dan sekarang ia lagi melamun, memikirkan apakah sang ayah akan bangga padanya?

ia kembali mengingat kata - kata Arif, tanpa ia sadari air matanya pun menetes.

"Layla? Kamu nangis? Tanya Jesicca.

LAYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang