Happy reading ><
Don't forget to vote and comment, I hope you open silent readers. Selamat membaca.
_____________________Melihat Jesicca yang tengah memainkan laptopnya di ruang keluarga, Max pun memutuskan untuk menghampirinya.
"Kenapa kamu gak ke kantor?" tanya Max sembari melihat apa yang sebenarnya di kerjakan Jesicca.
Jesicca yang mendengar hal itu pun mengalihkan pandangannya ke arah Max. "Iya nih kak, tadi aku jagain Layla sebentar. kakak sendiri liat kan ta-" ucap nya terpotong
"Emang tuh anak nyusahin banget, lagian siapa juga sih yang suruh lu ngejagai dia? bikin kerjaan lu numpuk aja" ucap Max dengan nada remehan khas miliknya.
Jesicca yang mendengar jawaban dari sang kakak, terdiam seketika "Aku harus jagain dia kak, takut nanti terjadi apa - apa sama dia" ujar Jesicca, sembari melanjutkan pekerjaan miliknya.
Tak bserselang lama, handphone milik Jesicca pun berdering. Ternyata itu telepon tersebut dari sekretarisnya, dan ia pun mengangkat telepon tersebut.
"Haloo Mila, gimana? kamu udah dapat informasi mengenai rumah sakit yang bagus" tanya Jesicca.
Mendengar hal itu Max pun bertanya - tanya, untuk apa dia mencari informasi rumah sakit.
"Okee Mila, terima kasih atas kerja keras mu" ucap Jesicca dan langsung mematikan telepon nya.
"Ngapain lu nyari informasi rumah sakit?" tanya Max
Medengar pertanyaan itu membuat Jesicca terdiam kembali, ia bingung harus menjawab apa. "ini buat pengobatan Layla kak" balas nya. Mau tidak mau ia harus jujur, walaupun ia tau endingnya akan seperti apa.
"Untuk apa?" tanya Max dengan nada ketus.
"Kakak kan udah dengar semalam, kalau Layla kanker. Aku mohon sama kakak, tolong berikan perhatian sedikit saja kepada Layla kak. Saat ini dia membutuhkan mu kak"
Mendengar hal itu amarah Max seketika memuncak "GUA GAK PEDULI! SAMPAI MATI PUN GUA GAK PEDULI!" tegas nya "dengar ya Jesicca, dari pada kamu buang - buang waktu cuman buat nyariin jalang itu rumah saki, mendingan lu survei lahan yang baru saja di beli" Max pun langsung bangkit dari duduk nya.
"KENAPA KAK KENAPA?? Layla juga merupakan anak dari kak Devina, kenapa kakak gak peduli sama dia?" ujar Jesicca yang sudah tidak bisa menahan amarahnya.
"ASALKAN LU TAU, GARA - GARA DIA ISTRI GUA MENINGGAL!!!" jawab Max dengan nada tinggi. "Gara - gara dia dunia gua bener - bener hancur jas" lanjutnya.
Jesicca tertegun mendengar jawaban dari sang kakak "Tapi kak, Layla gak bersalah atas kejadian itu.. sampai kapan kakak mau menyalahkan Layla??"
"SAMPAI DIA MATI!" tegas Max
"KAK AKU MOHON SADARLAH DIA ANAK MU, ANAK YANG DULU KAMU GENDONG DISAAT DIA BARU LAHIR.. ANAK YANG SELALU KAU AJAK BERMAIN" balas Jesicca dengan nada tinggi.
"DAN SEKARANG AKU MENYESAL KARENA DULU AKU MENYAYANGI DIA!!" ucap Max
"Harusnya kamu bersyukur kak, Layla itu mirip dengan kak Devina. Bukan hanya dari wajah, melainkan sifat nya juga seperti kak Devin. Harusnya kakak bersyukur, karena dari Layla, kita bisa merasakan kehdarikan kak Devina lagi" ujar Jesicca. "Jangan hanya karena kecelakaan itu kakak malah menyalahkan Layla. Layla waktu itu masih umur 3 tahun kak, dia belum tau apa - apa.. dia saat itu cuman ngejar bola punya dia, hanya itu yang dia tau" lanjutnya.
"DAN HARUSNYA DIA GAK USAH NGEJAR BENDA GAK GUNA ITU! GARA - GARA DIA PERUSAHAAN GUA JUGA DI AMBANG BANGKRUT. DIA MEMANG ANAK PEMBAWA SIAL!!" DAN GUA PENGEN DIA PERGI DARI DUNIA INI!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
LAYLA
Teen FictionPada malam hari semesta sedih melihat seorang remaja perempuan bernama Layla berlyn zevalion. Dia seperti angin yang tak terlihat, seperti langit yang tak bisa disentuh. Terpaksa dewasa dengan masalah yang ada. Terpaksa mencari teman untuk menyembun...