Layla : 01

61 4 0
                                    

Selamat datang di dalam kehidupan Layla

________________________________

Layla tersenyum gembira menghampiri sang ibu dan sang ayah. Anak kecil yang berumur 5 tahun itu lalu memeluk max dengan erat "yah... ayya kangen"

Max melepaskan pelukan itu secara paksa. Hanya sorot mata yang memerah dan emoasi yang begitu terlihat diwajahnya ketika Layla datang kepadanya.

Plak!

"Jangan mendekat kau anak sialan" teriak max dengan emosi yang belum mereda

Layla yang menangis seraya menyentuh pipinya yang sehabis dipukul oleh Max

Masih dalam keadaan emosi Max berusaha untuk mereda kan amarahnya saat melihat putra bungsunya yang berumur sekitar 3 tahun, yang berjalan dari arah lain, lalu ia merentangkan tangannya, "Aska!" lalu menyambutnya dengan pelukan. "anak ku sayang" lanjutnya sembari memeluk erat anak bungsu nya itu.

Melihat perlakuan sang ayah kepada adik bungsunya, membuat rasa cemburu timbul dalam hati Layla, namun memberontak pun tidak ada gunanya, Layla yang melihat perlakuan tersebut hanya terdiam sembari meneteskan air mata.

"Anak ayah... Ayah kangen banget sama kamu" ucap Max seraya menggendong Aska.

Layla yang melihat itu hanya bisa menggigit bibir bawahnya, sembari merasakan sesak di bagian dada. Padahal yang ia inginkan hanya satu yaitu, di peluk oleh sang ayah dengan penuh kehangatan. Namun, harapan hanyalah sekedar harapan.. tidak akan pernah terwujud.

Memang benar ia tadi di peluk, tapi hanya sebentar beserta dengan bonus spesial yaitu sebuah tamparan yang sangat menyakitkan.

Layla yang sedari tadi duduk dilantai menunggu sang ayah memelukanya dan menggendong nya. Ia menopang dagu melihat sang adik digendong dan dipeluk dengan kasih sayang oleh sang ayah.

Max menurunkan aska setelah menggendongnya "ayah abis beliin kamu mainan yang banyak loh" ia meraih mainan yang ia bawa lalu memberikannya kepada aska.

"Punya Layla mana yah?" anak itu bersuara. Ia berjalan mendekati tas yang berisikan mainan itu dan mengambil salah satu mainan "ini punya Layla kan, yah?"

"Aska mau ini ayah" Ucap Aska sembari merampas mainan yang ada di genggaman Layla.

"Itu punya ka-"

"Kamu bisa ngalah gak sih?" Tanya Max "lagian itu bukan buat kamu bodoh!"

Layla yang mendengar itu lagi dan lagi hanya bisa menahan sesak dan menunduk untuk menghapus air matanya yang hampir jatuh.

Sang tante lalu datang mendekat dan merangkul Layla kemudian menggendongnya. Jesicca melihat raut wajah Layla dan mengetahui bahwa Layla sedang sedih.

Jesicca membawa Layla keluar rumah, sembari bertanya kepada Layla "kamu sedih?"

Layla yang mengangguk dan memeluk sang tante dengan erat.

Jesicca mengelus punggung Layla "sudah jangan menangis gimana kalau kita pergi beli es cream" dengan semangat Jesicca mengatakannya.

"beneran Tante?" Ucap Layla sontak tersenyum kembali saat mendengar kata es cream.

"Bener dong tapi janji dulu gak nangis lagi" Jesicca

"Janji" senyum Layla mengembang "tapi Tante, Tante bunda mana? Layla kangen bunda" senyum yang tadi mengembangkan seketika pudar.

Jesicca yang bingung harus menjawab apa "oh bunda, bunda lagi kerja sayang udah yah nangis nya kan ada Tante disini" ucap Jesicca sembari mengusap air mata Layla.

LAYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang