[Drama - fantasy]
Seharusnya aku tidur malam ini. Namun, entah kenapa mata menolak untuk memejam meski malam sudah larut. Ah, aku ingat niatku sekarang, menunggu kepulangannya. Sudah sebulan lamanya dia tinggal di rumah ini dan kedatangannya bagai penerang dalam kegelapan hidup. Selama hidup sebatang kara tanpa seseorang menemani setelah kematian Ibu, hidup ini terasa hampa. Apalagi sebagai satu-satunya manusia di perumahan ini. Namun, seorang wanita datang membawakan surat adopsi beberapa bulan setelahnya. Kini, dia resmi menjadi waliku atau ... Hanya sekadar penggalang dana.
Dia datang dengan niat menemani, meski lebih sibuk dibandingkan Ibu. Diselingi pekerjaannya, dia akan pulang membawa makan malam dan mengobrol bersama hingga jam tidur. Kali ini, sosoknya tidak juga muncul meski sudah lewat jam sembilan malam.
Kuraih ponsel dan berniat menghubungi, tidak terjawab. Bahkan pesanku tiada yang terkirim. Barangkali dia sibuk mengurus segala hal yang tidak pernah diceritakan. Kalau kutanya apa pekerjaannya, dijawabnya dengan sesederhana ini.
"Memastikan kota ini tetap aman."
Lalu, jika ditanya lebih jauh, dia hanya tersenyum lalu mengalihkan topik. Aku sendiri tidak paham mengapa dirahasiakan. Alasannya mengadopsiku belum jelas selain simpati. Barangkali karena dia dekat dengan mendiang Ibu, atau sesuatu.
Dya namanya. Setiap hari pergi dan pulang jam tujuh, kadang kala lebih awal atau sebaliknya. Tidak banyak waktu yang kami habiskan, kecuali akhir pekan atau tanggal merah. Itu pun lebih canggung dibandingkan obrolanku dengan orang asing. Namun, aku maklum jika Dya mencoba menjadi sosok 'Ibu' bagiku.
Terdengar suara kepakkan sayap dari luar jendela. Beberapa bulu putih berjatuhan menghiasi pandangan.
"Aku pulang!"
Suara khas Dya yang antusias dan berima menggelitik telinga. Aku keluar kamar lalu menyambutnya di ruang tamu yang menyatu dengan pintu depan. Sudah pasti dia mendarat tepat setelah mengucapkannya.
"Bagaimana harimu?" sapanya dengan senyuman. Rambut pirangnya disisir ke belakang, hanya sebatas bahu, membuatnya tampak seperti pria dari belakang. Dia kenakan jaket hitam kesayangannya yang kabarnya sudah dipakai sejak memasuki masa Sekolah Menengah Atas. Sayapnya yang terpasang di punggung, dia lipat agar dapat masuk ke rumah. Ya, barangkali kami perlu merenovasi pintunya.
Tidak banyak keluhan darinya selain pintu tadi, itu pun hanya diucapkan sekali saat pertemuan pertama saat Ibu masih ada.
"Ayo, dimakan! Nanti dingin." Dya letakkan sebungkus makanan di meja lalu melepas jaketnya. Kini dia mengenakan kaos putih yang dirancang sesuai dengan tubuh sehingga tidak menyulitkannya untuk terbang.
Kutatap diriku di cermin. Aku hanya manusia biasa, sama seperti Ibu. Lingkunganku dipenuhi makhluk ajaib, terutama Dya yang bersayap. Kuhela napas, aku tidak berguna baginya. Tapi, dia juga yang memungutku sejak awal tanpa diminta.
"Kamie?" Suara Dya terdengar lagi. "Ada apa?"
Aku tidak menjawab. Langsung duduk dan menatap makanan yang dibeli. Ini sudah lewat jam sembilan dan aku seharusnya tidur dan kenyang. Namun, kupilih untuk diam dan menyantap apa yang ada. Dya membelikan gorengan yang lumayan banyak dan mengunggah selera. Wanita itu duduk di depan, makan lebih lahap dariku.
Kutarik napas. Ada perasaan menjanggal yang selama ini menghantui. Perbedaan ras hanya masalah kecil, apalagi bagi sosok Dya. Namun, kekuatanku tiada gunanya dibandingkan bayi sekalipun. Bisa dibilang, keluargaku yang manusia hanya penumpang gelap perumahan ini.
"Kamie, dari tadi kamu diam saja," tegur Dya sambil mengepakkan sedikit sayapnya. "Ada apa? Seseorang mengganggumu di sekolah?"
Itu bukan masalah, lantaran aku diperlakukan sama di sekolah. Atau, barangkali semua siswa disuruh menghargaiku sebagai makhluk lain. Sepertinya, aku jenis terakhir yang harus dilindungi setelah Perang Besar. Kuharap, jauh di sana ada manusia yang bertahan. Barangkali, Dya bisa membantu. Namun, lagi-lagi aku tidak nyaman meminta.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fantalaqa [Antologi Cerita Fantasi] [✓]
Truyện NgắnPernah berpikir bagaimana kisah siluman yang hidup di pegunungan terpencil? Atau kisah para mermaid bersama keluarganya menyelami lautan? Maupun kisah yang diambil dari sudut pandang seekor kucing? Semua kisah yang ada di antologi ini menceritakan t...