Perayaan

19 5 0
                                    


"Sumpah Kak Ay keren banget tadi," Chandra sepertinya sudah tidak pundung lagi denganku.


"Halah, bisa aja kamu. Ada maunya pasti," sahutku sembari meletakkan tas di atas meja belajar.


"Yeuu Kak Ay mah suudzon mulu sama aku. Tapi, bener juga sih. Hehe," akunya.


"Tuh 'kan," sahutku kemudian meraih guling yang ada di atas kasur.


"Tapi, beneran deh, Kak. Tadi Kakak keren banget. Guru-guru di kantor aja bilang gitu. Katanya, 'Lho, itu 'kan Ayla. Kakak kamu masuk TV, Chan. Sejak kapan Ayla jadi reporter? Wahh... keren sih ini. Bikin bangga almamater.' Itu kebetulan aku lagi ngumpulin tugas ke kantor guru pas jam istirahat kedua. Bangga dong aku sebagai adiknya seorang Kailyla Awahita," ujarnya dengan penuh semangat.


"Katanya kalau mau nongol di TV bakalan bilang, mana?" sesuai dugaanku, adik sulungku pasti tidak terima.


"Duhh, Naz. Maafin kakak ya? Itu mendadak banget beneran deh. Aslinya bukan kakak yang bacain beritanya. Kakak cuma gantiin reporter yang asli karena dia lagi di toilet lama banget. Serius deh, kakak nggak bohong," ucapku memelas.


"Untung aja tadi pas banget aku sama ibu lagi nonton TV," sahutnya sedikit ngedumel.


"Iya, Naz, maaf yaa. Mau kakak bawain apa nih besok kalo kakak pulang?" tawarku berharap meredakan kekesalannya.


"Dihh, aku yang dari tadi udah mengapresiasi hasil kerja keras kakak aja nggak ditawarin begitu," Chandra bersuara, meminta keadilan.


"Iya-iyaa... Chandra mau minta dibawain apa?" tanyaku meladeninya sebelum dia turut kesal juga.


"Martabak double kill?" jawabnya.


"Itu mah kamu juga bisa beli sendiri, Chan," tukasku.


"Iya, tapi kalau Kak Ay yang beliin rasanya jadi beda, makin istimewa," kilah si bungsu yang masih duduk di bangku kelas X itu.


"Iya udah nanti kalau pulang kakak mampir ke sana deh," ucapku menurutinya.


"Eh, tapi kakak nggak usah mampir deh. Nanti kita beli bareng aja, gimana?" usulnya berubah pikiran.


"Alahh, bilang aja kamu sekalian mau jalan-jalan 'kan?" tebakku.


"Kakak masang CCTV di dalam kepalaku juga ya?" tanyanya polos.


"Ahhahahhaha... ya enggak lah. Kakak mah udah hafal sama kamu, Dek," jawabku terbahak mendengar penuturannya.


"Yaa... abis bener mulu nebaknya," sahutnya.


Record of LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang