⚡4 || River⚡

36 7 4
                                    

🍁 Happy Reading 🍁

"Kamu mengingatkanku pada kisah masa lalu."

~ Auver ~

Sekelompok orang yang ternyata berjumlah lima cowok dan satu cewek itu mendatangi bangku kedua gadis cantik itu. Mereka adalah River, Arga, Nando, Badai, Delta dan pacarnya, Fatia yang merupakan most wanted di SMA ini.

"Hai, cantik. Boleh kita gabung?"

Untung saja mereka berdua sudah selesai makan, jadi mejanya tidak terlalu kotor. "Boleh, kak. Silakan."

Mereka berdua mengamati wajah cowok-cowok tersebut yang tengah mencari posisi. Jadi, begini posisinya. Aurum duduk di bangku panjang bagian paling pojok dekat dinding, sedangkan Nata di depannya.

"Loh, Nata! Nah, gini dong berani keluar kandang. Selama ada kakak kamu aman terlindungi, kok," kata salah seorang cowok seraya menaik-turunkan alis kemudian mengedipkan mata. Lantas salah seorang temannya menggeplak bahu cowok yang baru menggombal ala buaya tersebut.

"I-iya kak Arga." Nata gugup meski ini bukan interaksi pertamanya dengan geng famous itu. Hanya Arga yang terlihat ramah di geng itu.

Saat Aurum mengedarkan pandangn, bisa dilihat ada gadis yang tadi di kelas menatapnya sinis, tengah berjalan ke arahnya dengan tatapan sinis pula dengan membawa sekaleng minuman. Diikuti dua penjual yang tengah mengantarkan pesanan ke meja mereka.

"Jangan kumat, Fatia!" ujar cowok yang duduk paling pojok di kursi yang sama dengan Aurum.

Setelah dua penjual pergi, Aurum melihat cewek dengan tatapan sinis itu duduk dipangkuan cowok itu. Kemudian bermanja dengan menyandarkan kepalanya di bahu pacarnya.

"Weh, weh, weh! Ini lo kan yang berantem sama si Lampir?" Seorang cowok dengan ponsel di tangannya itu menunjuk Aurum heboh. Membuat orang dimeja memandang aneh dirinya. Lumayan, mencairkan suasana.

"Lo apa-apan sih, Dai. Kenal kagak, main tunjuk aja. Gak sopan!"

"Iya-iya maaf. Yaudah, nama lo siapa?" tanya Badai.

Gadis yang ditanya sudah siap menjawab, namun seseorang memotongnya.

"Love." Tiada angin tiada hujan, cowok pendiam yang hanya memesan secangkir kopi latte disamping Aurum menjawab. Kemudian dia berdeham malu. "Ehm. Sorry."

Sontak Aurum yang sedang minum terasa sesuatu mengganjal tenggorokannya. Love, itu mengingatkannya pada seseorang. Seseorang yang justru tidak ingin ia ingat. Perasaan Aurum campur aduk, ingin rasanya ia cepat-cepat pergi dari tempat ini.

Seorang teman cowok tadi menatapnya aneh. "Lo punya masalah hidup apa sih, River?" kekehnya. Sedangkan River sendiri memilih diam tak menjawab lantaran malu.

Oh, jadi namanya River.

Merasa River tidak merespon, Aurum melirik sedikit pada cowok itu. Namun yang didapati, River tengah melihat intens ke arahnya sambil tersenyum miring, mereka berpandang mata.

Kejadian itu dilihat orang-orang di bangku, mungkin juga yang lain. Arga sendiri sudah terkekeh mengejek.

Kemudian Aurum menendang-nendang kecil kaki Nata dibawah meja. Bermaksud untuk mengajaknya cepat pergi. Gadis itu mengerti tentang kode dari sahabatnya.

"Kami udah selesai. Kami duluan kakak-kakak," pamit Nata.

"Eits! Bentar dulu, dong. Ini Nata sama?"

"Aurum," jawab Aurum.

Cowok yang diketahui bernama Arga itu menjeda ucapan, bingung ingin bertanya lagi.
"Oh, Aurum kelas?"

R I V E RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang