⚡6 || Taruhan⚡

17 2 0
                                    

🍁Happy Reading🍁

"Taruhan ini adalah pemulanya"

~ Aiven Leovello ~

Ruang tamu luas bernuansa dark grey itu dipenuhi sebagian besar manusia berjenis lelaki, hanya ada satu gadis disana. Mereka membuat kelompoknya masing-masing, ada yang sedang belajar, mabar game online, merokok di teras, bermain kartu, catur, dan lainnya. Suara tawa lepas bahagia mengiringi kegiatan mereka malam itu. Memori tak terlupa masa remaja untuk kenangan hari tua.

Kelompok River duduk di sofa pojok bagian belakang, diisi Arga, Badai, Nando, Delta, Fatia dan tentunya dirinya sendiri.

Arga dan Badai mabar. Delta si calon dokter sibuk dengan binder juga laptopnya untuk presentasi besok. Dan terakhir Nando, si calon penerus perusahaan keluarga itu sibuk dengan segala berkas-berkas yang harus dipelajari dari hp yang terhubung ke laptop papanya. Nando dididik keras untuk itu.

Sedangkan River sibuk dengan rubiknya, mengacaknya, lalu menyusunnya ulang. Ingatannya tentang perkataan Aurum tadi masih terngiang.

Gue gak mau kehilangan untuk kesekian kalinya! Batin River.

"ARGH!!!" River membanting rubiknya ke lantai hingga lepas berhamburan.

"Lo kenapa lagi sih, River?" Delta yang sudah selesai dengan bahan presentasinya, menatap aneh sahabatnya. Sejak di kantin tadi, River sedikit aneh.

"Ck!" River berdecak lalu menaiki tangga menuju kamarnya.

"Sayang, ayo. Udah dulu nge-game-nya itu. DELTA!" Telinga Delta pengang seketika karena teriakan pacar manja tapi bringasnya ini. Padahal baru beberapa menit lho, ck ck.

"Lo ngerengek gitu kesannya malah kaya cewe yang gak tahan mau nganu," ledek Arga.

Fatia yang memang sedang kesal pun menjadi. Tak tanggung-tanggung, dia bahkan melemparkan apel ke kepala Arga, sayangnya lemparan itu mendarat di kaki ketiga Arga.

"Aushhh!" ringis Arga, lalu fokus nge-game lagi.

Fatia sudah tidak mempedulikan Arga, dia sibuk menggoyangkan tubuhnya membuat Delta kalah dalam game. "Akhhh!" teriaknya frustasi.

"Jangan diganggu, Ga. Lagi on dia." Maksudnya on adalah mode singa di masa PMS.

"Ya udah ayo," lanjutnya.

"Gendong sampe halaman belakang." Delta pasrah saja. Mereka berdua berjalan menuju halaman belakang dengan para cowok lainnya. Mereka mau melihat pertunjukkan yang akan dipersembahkan oleh dua sejoli itu.

Arga menggelengkan kepala heran seraya terkekeh. "Kok bisa ya ada cewek kaya Fatia gitu? Cewek mah kalo badmood PMS biasanya pingin cokelat, bunga, dan sesuatu yang berbau romantis. Lah dia badmood malah nyari lawan karate dong. Salut gue!"

"Limited edition, spesial buat Delta yang penyabar dia mah," balas Badai. Gelak tawa ringan terdengar dari mereka berdua.

Sekarang hanya tinggal Nando, Arga, dan Badai di ruangan itu. Terlihat Nando sudah menaruh hp di atas meja, urusannya sudah selesai. Lalu dia merenggangkan tubuhnya.

"Ndo!" serunya seraya memberikan hp-nya pada Nando. Rupanya menampilkan video saat River memeluk Aurum tadi.

"Gue udah duga kalo River tertarik sama anak baru itu," kata Nando.

"Trus, ini gimana ceritanya?" Nando penasaran, tadi dia tidak ikut.

Akhirnya, mengalirlah cerita Arga dari River yang minta jemput di perumahan sepi, geng Meteor yang berulah di wilayah Timur, sosok cowok yang memarahi Aurum, River yang memeluk anak baru itu, hingga masalah Dico dan motor mogoknya.

R I V E RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang