Bab 34. Perjanjian (1)

1K 207 83
                                    

'Hmm... ' si rambut merah mengerang lemah

" Oh.. , kamu sudah bangun"

"Siapa.. "

Cale dengan linglung secara tidak sadar bertanya pada suara yang tidak di kenalnya.

Pandangan nya masih kabur, sementara dia mengingat kembali ingatannya

'apa yang terjadi ? Oh, benar aku pingsan '

Tapi ada yang aneh, tubuhnya tidak sakit, tubuhnya tidak lemas seperti dia baru bangun dari pingsannya seperti biasa, dan juga tidak merasa lapar seperti terakhir sebelum dia pingsan.

Saat fokusnya kembali lagi, dia baru melihat sekelilingnya,

Ada hamparan langit yang luas dan cerah, di sekeliling nya terdapat taman bunga yang indah,

Dan dia menyadari bahwa dia tidur di tanah, diantara taman bunga yang bermekaran, mereka lembut , tidak kalah di bandingkan tempat tidur nya.

'mengapa mereka meletakkan orang yang pingsan di taman bunga ?'

"Apa kamu benar-benar sudah bangun, Kim Rok Soo ?"

Mendengar suara itu Cale teringat oleh keberadaan orang lain di sana.

Dia segera bangun dan melihat ke arah suara,

"Siapa kamu ? Kenapa kamu tahu nama ku? Dan dimana ini ?" Tanya nya.

"Hoh.. kamu tajam" kata orang itu,

Cale memperhatikan yang lain, dia seorang remaja laki-laki mungkin 17 atau 18 tahun. Rambut nya putih panjang sampai ke pinggang nya, warna rambutnya hampir ke silver berkilau indah terkena pantulan cahaya matahari, matanya ungu muda yang cerah, dengan senyum lembut di wajahnya, dia terlihat seperti orang suci.

"Ah, saya ceroboh, perkenalkan saya Bern , atau sekarang kamu bisa memanggil saya Ciel" Jawabnya dengan senyum yang lembut.

Mendengar kata 'Ciel', cale dapat mengerti situasi dengan cepat, sama seperti dia bertemu anak kecil, Cale pertama kali, dia akan berada di ruang dimensi yang aneh. Ini tidak lain pasti perbuatan dewa kematian.

"Mengapa kita ada di sini ?"

"Seperti yang di katakan kamu cepat tanggap"

Cale mendengus

"Saya membuat perjanjian dengan dewa, dan ketika dia mengatakan untuk membantumu, saya meminta untuk mengadakan pertemuan denganmu" jelasnya

"Untuk apa kamu bertemu dengan ku ?"

"Karena saya berpikir untuk mengenal dirimu terlebih dahulu" jawabnya santai.

Wajahnya tampak polos dan yah.. suci, apa dia pendeta ?

"Sekarang apa ?" Tanyanya bingung

"Saya ingin melihat.. dan sedikit pertanyaan, apakah boleh ?"

Cale dengan bingung, sambil menyilang kan tangannya.

"Karena saya sudah di sini, tanyakan saja"

"Saya ingin mengenalmu lebih baik. Jadi.. biarkan saya melihat ingatanmu !" Serunya dengan senyum nakal yang tidak berhasil di tutup tangan pada mulutnya.

"Hah ? "

"Cara terbaik untuk mengenal lebih baik satu sama lain adalah dengan berbagi ingatan, jadi saya akan memberi ingatanku juga sebagai gantinya"

"Maaf ?" Cale tercengang

"Mari buat perjanjian" katanya sambil menjulurkan tangannya.

"Apa ?" mau tidak mau Cale berpikir 'apa dia gila ?'

Cale henituse got a cheatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang