"Boleh kita duduk disini?meja lain full"ijin Irene pada keempat gadis didepannya."Oh tentu saja,duduk duduk"ujar Rose dengan ramah.Lisa dan Jennie pun menyambut ramah kedatangan sembilan murid ini.
Sedangkan Jisoo hanya diam.Dia masih ingat bahwa mereka adalah sekelompok pembual yang meminta waktunya dua hari lalu.
"Terima kasih"ujar Jaemin tulus dengan mata lurus menatap Jisoo yang duduk didepannya.
"Ehm santai saja"balas Lisa menyantap ramyeon yang ia pesan
"Baru pertama kali ini kan kita duduk ditempat yang sama?"Jennie mencoba mencairkan suasana yang kaku diantara mereka,apalagi Jisoo yang bahkan tidak mendongakkan kepalanya sejak tadi.
"Eum..iya heheh"balas Jisung membuat Jennie tersenyum kaku.Pupus sudah harapannya untuk mencairkan suasana jika jawaban yang ia terima sesingkat ini.
Selanjutnya hanya tenang yang mengiringi makan siang mereka.
Sreet
Dahi Jisoo mengrenyit saat pemuda didepannya ini menyodorkan kertas yang sudah terlipat kehadapannya tanpa diketahui yang lainnya.
Saat dia mendongak untuk menatap Jaemin,pemuda itu sudah memberikan isyarat untuk membukanya.
Jisoo pun menghela nafas lalu dengan hati-hati membukanya.
"Ke belakang sekolah setelah ini,aku akan menunjukkan bahwa yang kami ucapkan benar adanya"
Jisoo terdiam mempertimbangkannya.Hingga akhirnya dia menatap Jaemin kemudian mengangguk,membuat pemuda itu menahan senyum senangnya.
Drrt drrt
Pandangan Jisoo teralih pada ponselnya yang bergetar diatas meja.
📞...
"Ya?"
"......"
"Bagaimana bisa?!"
"......"
"Huh,baiklah aku kesana sekarang"
Tuut
"Ada apa Ji?"tanya Jennie
"Aku harus ke Busan sekarang.Perusahaanku yang disana ada masalah"jelas Jisoo sambil mengantongi ponselnya.
"Hati-hati kalau begitu"pesan Lisa dan Rose yang kemudian diangguki oleh Jisoo.
Jisoo berdiri dari duduknya kemudian memundurkan kursinya terburu-buru.Hingga saat ia ingat sesuatu,Jisoo membalikan badan menghadap Jaemin yang menatapnya.
"Boleh tunda?"tanya Jisoo
"O-oh ya tentu"balas Jaemin saat sadar pertanyaan itu untuknya.
Jisoo mengangguk lalu bergegas meninggalkan kantin.
🎑
Jaemin tersenyum menatap Jisoo yang baru bisa ia lihat setelah 5 hari sejak gadis itu pergi dari kantin beberapa hari silam.
Jaemin sangat suka melihat wajah serius dari rekan guardian fairynya itu.Dulu saja dia sering mengganggu Sooya saat peri itu tengah serius mengawasi keadaan wilayah peri.
Berakhir mereka kejar-kejar dengan terbang dilangit.Sooya yang berteriak marah dan Jaemin yang tertawa keras.
"AAAAA!"lamunan Jaemin buyar saat tiba-tiba suara teriakan murid-murid dilapangan memenuhi rungunya.
Matanya membulat saat tau apa yang membuat mereka berteriak.Segera saja dia berlari menuju Jisoo yang masih duduk tenang dibangkunya.
Brukk..
Jisoo mengrenyit saat ada tanah dan pecahan pot yang terjatuh dari atas mengotori roknya.Dia mendongak dan menemukan wajah Jaemin yang beberapa senti diatasnya.
"Lain kali...jangan memakai earphone ditempat umum ...bahaya"ujar Jaemin lemah melepaskan satu earphone dari telinga Jisoo.
"Ya Tuhan!Jaemin kau berdarah!"pekik Jisoo terkejut saat melihat darah mengalir dari kepala belakang pria tersebut disusul tubuh Jaemin yang ambruk menimpa badannya.
"Jaemin!Jaemin!...Bisakah kalian menolong?!bukan hanya melihat dan menonton?!"bentak Jisoo pada murid murid yang menonton mereka berdua dilapangan.
"Cepat!kalian tuli?!"bentak Jisoo lagi menyadarkan beberapa siswa disana,segera saja mereka membantu menggendong badan Jaemin yang sudah tidak sadarkan diri.
🎑
"Jisoo tenanglah dulu"ujar Lisa yang pusing melihat Jisoo mondar mandir didepan pintu ruang pemeriksaan Jaemin.
"Iya duduklah"sahut Rose
"Bagaimana bisa aku tenang,d-dia.."Jisoo menghela nafas lalu mengalihkan pandangannya kearah lain saat perasaan sesak lagi-lagi menyeruak dihatinya.
Ini semua salahnya,jika saja dia tidak memakai earphone tadi,semua ini tidak akan terjadi.Jaemin tidak akan terluka.
Grep
"Sttt...Jaemin akan baik-baik saja"ujar Irene yang memeluk Jisoo mencoba untuk menenangkan adiknya tersebut.
Jisol yang mendapat pelukan dan usapan dipunggungnyapun membuat ia tidak bisa membendung air mata yang sedari tadi ia tahan.
"S-semua salahku"racau Jisoo mempererat pelukan tersebut.
"Tidak..sama sekali tidak Sooya.Tenangkan dirimu,semuanya akan baik-baik saja"balas Irene
Ceklek
Semua orang yang ada disitu langsung mendekat saat dokter keluar dari ruangan tersebut.
"Keadaan pasien baik-baik saja,beruntung lukanya tidak terlalu parah dan kalian langsung membawanya kemari tadi jadi dia tidak kehilangan banyak darah"jelas dokter membuat para remaja itu menghela nafas lega.
"Terima kasih dok"ujar Jennie
"Apa sudah boleh dijenguk?"tanya Jisoo membuat semua orang yang ada disana menengok kearahnya.
"Tentu saja.Silahkan"balas dokter lalu pamit undur diri.
"Dengarkan?Jaemin tidak apa-apa"ujar Seulgi mendekat kearah Jisoo lalu mengusap rambut gadis tersebut.
Hatinya membuncah saat bisa melakukan hal yang sama seperti yang sering ia lakukan dulu pada Sooya.
"Kamu bisa menemuinya,kami akan menunggu diluar"ujar Jeno yang kemudian diangguki yang lain.
🎑
Absurd ya?ehe iya sadar kok.Tapi semoga aja masih bisa diterima sama kalian.
Jangan lupa tinggalin komen juga bintangnya ya?hehe
Annyeong
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairy World
FantasyCOMPLETED✔️ Hidup Jisoo yang awalnya berjalan memuakkan semakin rumit saat tiba-tiba ada sembilan orang berkata bahwa dia adalah reinkarnasi dari Guardian Fairy. {Walaupun sudah end,tolong tetap tinggalkan vote juga komen kalian..terimakasih}