─────────────────
Author
Pagi telah tiba, sekarang Phoebe berjalan di koridor Hogwarts dan mendapati sekumpulan siswa-siswi Slytherin yang menatap kearahnya dengan tatapan jijik dan kesal. Gadis Gryffindor itu hanya mengabaikan mereka, melanjutkan perjalanannya menuju Aula Besar.
"Hei, Blood-Traitor Glass (kaca)!" kata Bellatrix Black, berteriak kearah siswi Gryffindor itu. Phoebe hanya menghela nafasnya pelan, memutar tubuhnya menghadap ke belakang. Ia mendapati Bellatrix, Lucius Malfoy, dan Lestrange Bersaudara.
"Kau tidak tersandung sesuatu lagi, hah, Glass?" ledek Bellatrix yang mengundang tawaan dari Lestrange Bersaudara dan Lucius Malfoy yang terlihat sangat puas.
Phoebe mencoba untuk mengabaikannya, tapi dia malah tersandung kakinya sendiri lagi dan terjatuh. Gadis itu akhirnya mengutuki dirinya sendiri didalam hati, ia mendengar ada beberapa murid di koridor menertawakannya.
"Jangan dekat-dekat dengannya, nanti kalian akan tertular dengan kecerobohannya." tambah Rabastan Lestrange, membuat Phoebe tambah menundukkan kepalanya malu, meraih kembali buku-bukunya yang berserakan.
"Oh? Apa ini? Essay? Kau diberi detensi oleh Professor McGonagall?" Bellatrix tertawa puas dengan suara lengkingnya itu saat meraih kertas essay yang terjatuh di lantai saat Phoebe menjatuhkan buku-bukunya.
"Kau melakukan apa sehingga diberi detensi oleh Professor McGonagall?" ledek Lucius Malfoy kencang, membuat Phoebe membulatkan matanya sempurna, ia langsung menyambar kertas itu dan beranjak berdiri kembali, melanjutkan jalannya kearah Aula Besar.
"Black.. Malfoy.. Lestrange.. Sialan.." umpatnya kesal, membuat orang-orang di sekitarnya menatap kearahnya seraya mengernyit bingung.
Sebenarnya kertas essay itu bukan miliknya, itu milik Sirius Black yang kemarin meminta tolong—bukan, pemuda bermarga Black itu sedikit memaksa Phoebe untuk mengerjakan essay-nya yang diberikan oleh Professor McGonagall untuk detensi kemarin malam.
Sesampainya di Aula Besar, Phoebe segera berjalan cepat menuju meja Gryffindor. Disana, ia mendapati Sirius, James, Remus, dan Peter yang sedang melahap makan siang mereka sambil mengobrol bersama.
"Kau tahu Padfoot," James memulai, menyeringai kecil. Sirius menaikkan alisnya sebelah. "Ada apa lagi ini? Kau melakukan sesuatu?" tanyanya bersemangat. "Aku memiliki ide untuk mengganggu Snivellus nanti." lanjut James, membuat Sirius melebarkan senyumannya.
Sedangkan Peter, dia hanya menatap kearah Sirius dan James dengan tatapan panik — takut kalau mereka berdua akan diberi detensi lagi yang ke ratusan kalinya oleh Professor McGonagall.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐄𝐍𝐀𝐌𝐎𝐑, sirius black
Fanfic꒰ completed - sirius black x readers ꒱ ꒰ written in bahasa indonesia ꒱ en·am·or /iˈnamər,eˈnamər/ be filled with a feeling of love for. gadis itu sering dijahili oleh sebuah kumpulan bernama marauders, tapi siapa sangka dia akan jat...