─────────────────
Author
Hari sudah siang, semua murid pun berjalan keluar dari kelas mereka masing-masing dan akan menjalani waktu bebas mereka dengan bermain dan menerima surat dari keluarga mereka.
Phoebe, gadis yang baru saja berjalan keluar dari kelas Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam-nya bersama Professor Rakepick, kelasnya mempelajari mengenai berbagai macam Dark Charms, dan hal itu membuat Phoebe sedikit ngeri.
Saat berjalan di koridor kastil, Phoebe berpapasan dengan Regulus yang baru saja menyelesaikan pelajaran di kelasnya. Membuat gadis itu langsung mendongak, "Regulus," panggilnya kepada pria bersurai hitam berantakan itu.
Regulus yang merasa dirinya dipanggil hanya menatap kearah kakak kelasnya itu datar dan berjalan melewatinya dengan cepat. "Regulus!" panggil Phoebe sekali lagi kepadanya, membuat Regulus menghela nafasnya berat.
"Apa?" tanyanya sedikit menyentak Phoebe. "Kata Marlene kau tidak membalas suratnya selama liburan musim panas, ada apa?" jawab Phoebe, memberikan pertanyaan balik kepada Regulus. Sedangkan Regulus hanya mengkerutkan keningnya heran, "Ini bukan urusanmu, Glass. Tinggalkan aku sendiri,"
Phoebe yang merasa ada yang ganjal dengan adik kelasnya itu pun langsung menahannya. "Regulus, apa yang terjadi?" tanyanya sekali lagi, akhirnya Regulus memutar kepalanya dan menatap kearah Phoebe seraya mengernyit emosi.
"Bukan urusanmu kalau aku sekarang sudah menjadi seorang Pelahap Maut, oke!?" pekiknya yang membuat Phoebe membulatkan matanya sempurna. "Apa katamu? Pelahap Maut..?" beonya terkejut, gadis itu mengepalkan telapak tangannya.
Regulus yang sadar langsung menutup mulutnya menggunakan kedua telapak tangannya, lalu melihat sekelilingnya. Untung saja tidak ada seseorang yang mendengar atau melihat pemandangan di koridor saat ini.
"Kau.. Kau melayani.. You-Know-Who..?" mata Phoebe sekarang menjadi berair, gadis itu terkejut sekali dan tidak percaya dengan apa yang dia dengar dari Regulus tadi. Regulus yang melihat mata berair milik Phoebe langsung menggeleng.
"Kau.. Jangan beritahu.. Kakak laki-lakiku," Regulus berkata kepada Phoebe, tubuhnya bergetar, "atau pun orang lain.."
Phoebe hanya mengangguk pelan, gadis itu menatap kearah Regulus dengan mata yang masih melotot dan nafasnya yang memburu. "Tapi kenapa?" Phoebe membuka suaranya kembali, membuat Regulus mengkerutkan keningnya bingung, "Kenapa kau mau, Regulus?" lanjut gadis itu.
Regulus menatap kearah Phoebe tajam, "Sudah kubilang bukan urusanmu, Glass,"
Hal itu membuat Phoebe tambah mengkerutkan alisnya, sedikit kecewa dan khawatir dengan masa depan Regulus nantinya. "Regulus," panggilnya pelan, membuat Regulus yang hendak berjalan menjauh dari gadis itu langsung menghentikan langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐄𝐍𝐀𝐌𝐎𝐑, sirius black
Fanfic꒰ completed - sirius black x readers ꒱ ꒰ written in bahasa indonesia ꒱ en·am·or /iˈnamər,eˈnamər/ be filled with a feeling of love for. gadis itu sering dijahili oleh sebuah kumpulan bernama marauders, tapi siapa sangka dia akan jat...