XVIII

184 14 0
                                    

Bandar Udara Internasional Seoul

Mi Cha dan Juna akhirnya sampai di Seoul, setelah dua hari mereka bekerja di Jeju.

Sejak kemarin, Mi Cha masih belum mendapat penjelasan dari Mingyu mengenai perempuan yang mengangkat telfonnya. Selama itu juga Mi Cha sudah tidak lagi mengirim pesan terlebih dahulu pada Mingyu. Inilah yang ia takutkan jika Mingyu ada main di belakangnya dan berdalih dengan alasan jika ia sibuk.

"Mi Cha, nanti malam kirim file yang kemarin kita kerjakan ya," ucap Juna.

"Ne, oppa," jawab Mi Cha.


Mi Cha sampai di apartemennya dan langsung mengistirahatkan diri. Kepalanya pusing sekali dengan pekerjaan yang tak henti-hetinya datang dan semua deadline yang membutuhkan waktu begitu cepat. Hari ini saja Mi Cha harus menyelesaikan laporan yang di tugaskan oleh sunbae-nya dan laporan serta berita acara selama ia dan Juna di Jeju kemarin.

Mi Cha langsung membuka laptopnya dan kembali menyelesaikan pekerjaannya.

"Akh.." seru Mi Cha sembari memegangi perutnya. Kram perutnya kembali datang begitu pun dengan anxiety yang dimilikinya, padahal ini saat-saat di mana dirinya harus sehat secara rohani dan jasmani.

Mi Cha berpikir haruskah ia menelfon Mingyu, namun kembali diurungkan niatnya itu dan memilih untuk menahan rasa sakitnya. "Mi Cha-ya.. tenanglah.. kau pasti bisa. Hanya tinggal merapihkannya saja."

***

Member Seventeen sedang beristirahat setelah latihan panjang untuk konser mereka.

"Mingyu hyung, kau sudah menghubungi Mi Cha?" tanya Seungkwan. Mingyu menggelengkan kepalanya, "aku berencana untuk memberikan surprise saat wisudanya nanti," jawab Mingyu.

Seungkwan menganggukkan kepalanya.

"Seungkwan-ah kenapa kau selalu ikut campur hubungan mereka?" seru Jihoon.

"Benar, jika aku piki-pikir kenapa kau selalu ikut campur dalam hubungan ku?" balas Mingyu. Ia juga baru menyadari hal yang satu itu. Mengapa Seungkwan selalu ikut campur dalam hubungannya?

"Kau masih mencintainya, huh?" goda Seungcheol. Ini sudah menjadi rahasia umum di antara para member mengenai perasaan Seungkwan pada Mi Cha. Mingyu pun tahu jika pria itu menyukai kekasihnya.

"Benar, aku akan langsung menembaknya di saat hubungan kalian sudah tidak baik," balas Seungkwan. Member Seventeen tertawa mendengar jawaban Seungkwan, begitu pun dengan Mingyu.

"Itulah, karena rasa takut mu itu, kau di tikung oleh Mingyu," sahut Seokmin.

"Makannya saat aku tanya kau menyukai Mi Cha atau tidak, kau harusnya jujur saja. Sekarang kau menyesalkan?" balas Mingyu.

"Aku tidak menyesal! Selama wanita itu bahagia aku juga bahagia! Aku tidak bisa melihatnya selalu mengonsumsi obat-obatan sialan itu!" balas Seungkwan kesal. Bahkan ia tak sengaja keceplosan mengenai kondisi Mi Cha.

"Mworago?" Mingyu sangat terkejut saat mendengar ucapan Seungkwan. Tidak hanya Mingyu, bahkan para member Seventeen pun sama terkejutnya seperti Mingyu.

"A-ani, i-itu, k-kau tahu kan dia punya penyakit lambung seperti Wonwoo hyung! Y-ya.. seperti itu!" dalih Seungkwan, namun para member tahu jika Seungkwan sedang berbohong. Ayolah, mereka sudah lebih dari tujuh tahun bersama.

"Ayolah hyung, sekarang ini siapa sih orang yang tidak frustasi dengan hidup mereka? Setiap orang pasti pernah mengalaminyakan? Tidak sampai separah itu keadaanya, tapi ya.. itu.. begitulah.. kau mengerti," gelagat Seungkwan semakin membuat Mingyu bertambah rasa curiga.

"Seungkwan-ah, katakan yang sejujurnya. Aku tidak akan memberitahu Mi Cha dan berpura-pura tidak mendengarnya," ucap Mingyu dengan suara rendah, namun cukup menakutkan.

Seungkwan menelan ludahnya. Ia merutuki kebodohan dirinya yang tidak pernah berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara. "Seungkwan-ah. Aku benar-benar merasa menjadi kekasih yang tidak berguna karena tidak mengerti seperti apa kekasihku sendiri. Aku selalu mengetahui tentang dirinya dari orang lain. Terutama kau."

"Setiap aku mengetahui kesusahan tentang dirinya, aku tidak pernah tahu secara langsung dari dirinya. Kau selalu menjadi orang pertama yang tahu mengenai keadaan kekasihku dari pada diriku sendiri dan jujur saja itu membuatku sangat kecewa. Aku kecewa pada diriku karena tidak pernah mengerti dan tahu apa yang sebenarnya terjadi pada dia," cerita Mingyu.

Member Seventeen yang mendengar curahan hati Mingyu ikut merasa iba. Mereka tahu seberapa seriusnya Mingyu pada hubungannya kali ini. Seungkwan yang seharusnya merasa senang karena secara tidak langsung Mi Cha bergantung padanya tidak merasa demikian, sebaliknya, ia jadi merasa bersalah kepada Mingyu.

Seungkwan menghela nafasnya, "arraseo. Aku akan menceritakan yang ku tahu saja. Karena aku pun tahu jika Mi Cha menderita depresi yang cukup berat ketika aku sedang bertemu temanku di tempat kerjanya."

"Jadi empat tahun lalu, aku datang ke rumah sakit tempat temanku bekerja karena waktu itu aku ada mengalami cedera saat latihan. Di saat selesai periksa, aku dan temanku makan di kantin rumah sakit, sekalian mengobrol karena sudah lama juga kami tidak bertemu. Dan saat menuju ke kantin itu, aku tidak sengaja bertemu dengan Mi Cha. Mi Cha saat itu terlihat sangat terkejut saat bertemu denganku. Aku masih mengingat bagaimana ekpresinya saat melihat aku, dan untuk pertama kalinya aku melihat Mi Cha begitu ketakutan saat melihatku, namun wanita itu sangat pintar menutupi perasaannya. Lalu kami mengobrol sebentar dan setelah itu dia pergi. Karena aku curiga bagaimana bisa temanku ini kenal dengan Mi Cha, sampai akhirnya aku bertanya pada temanku dan dia berkata, 'ah, dia sebenarnya salah satu pasien temanku' lalu aku bertanya pada temanku 'memang dia sakit apa? Setahuku Mi Cha tidak memiliki penyakit yang mengharuskan dia untuk pergi ke rumah sakit, bahkan dia terlihat seperti wanita yang terlihat kebal dari penyakit' aku berkata seperti itu dengan nada bercanda,"

Seungkwan meneguk sejenak air mineral sebelum melanjutkan ceritanya, "kemudian temanku berkata 'bukan penyakit seperti yang kau pikirkan, tapi penyakit yang tidak mudah sembuh hanya dengan obat' aku bingung apa yang di maksud olehnya jadi aku kembali bertanya 'yak! jelaskan yang benar apa maksud mu!' dan kemudian ia akhirnya dengan enggan menjawab hanya dengan tiga kata yang membuatku sangat terkejut 'temanku seorang psikiater' dari situ aku mulai mengerti apa maksud penyakit ini."

"Lalu, apa Mi Cha akhirnya menceritakan masalahnya pada mu?" tanya Mingyu.

Seungkwan menggelengkan kepalanya, "tidak secepat itu dia mau jujur denganku. Bahkan bisa di bilang lebih cepat dia jujur dengan mu dari pada denganku. Lebih cepat dia percaya padamu dari pada denganku. Karena itulah aku selalu meminta pada mu untuk tidak merusak kepercayaannya."

"Itu karena kau tahu Mi Cha sebenarnya sulit membuka hatinya dan percaya pada orang," timpal Wonwoo.

"Kau benar hyung. Mi Cha juga memiliki sisi kelam lain, namun aku tidak bisa menceritakannya. Jika kau ingin tahu lebih dalam tanyakan saja langsung dan mohon untuk tidak memaksaku untuk membeberkan semuanya hyung," pinta Seungkwan.

Mingyu terdiam, ia jadi teringat dengan kotak berwarna hitam dengan pita kuning yang isinya benda tajam dan juga beberapa plester, namun Mingyu berusaha membuang jauh-jauh pikiran tersebut. Ia tidak mau berpikiran negatif sebelum mendengarnya langsung dari Mi Cha. Tapi ucapan Seungkwan menguatkan alasan mengapa ada kotak tersebut.

"Arraseo, gomawo."

***



Thanks || Kim Mingyu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang