27: Eye Trick

1.5K 318 147
                                    

CHAPTER 27
Eye Trick

[Playlist: Choyoung – Here]

***

Siang menyingsing lambat laun seiring hari bergulir meraih senja di penghujung yang lekas dihabisi petang. Nyala lampu-lampu jalan, taman hiburan, ratusan bangunan perumahan dan gedung tinggi menjulang menjadikan pusat kota begitu gemerlap terbingkai mata.

Jam pulang kerja berakibat pada lalu-lalang kendaraan yang tak selengang biasa. Sebuah taksi melaju agak tergesa, turut berjibaku dengan bentangan aspal demi mengarak seorang pemuda yang memiliki tujuan membuntuti Lexus C500 berjarak tak jauh.

"Aku sedang dalam perjalanan mengikutinya."

Ponsel ada dalam genggaman si pemuda bertopi. Panggilan tengah tersambung dengan seorang pria penghuni ruangan luas di lantai dua puluh lima bangunan gedung bak pencakar langit sebuah perusahaan.

"Tetap awasi dia!"

Bibir tipis simetris menguntai titah pelan, tetapi sarat akan ketegasan. Berdiri di dekat dinding kaca, mata tajam Jeffrey seakan menerawang jauh sampai ke ujung dunia, mengamati hamparan panorama selayak miniatur kota. Kadang kala, pandangan Jeffrey jatuh pada benda berkilau yang terangkat oleh satu tangan. Liontin angsa berhias butiran permata tetap menjadi titik fokus Jeffrey sekalipun bergerak pelan ke sana kemari.

Sambung telepon diputus. Tak lama setelahnya, Jeffrey menerima pesan singkat berisi beberapa foto beserta alamat suatu tempat. Maka, bergegaslah ia mengantongi benda di tangan sekaligus mengusaikan eksistensi di dalam gedung yang seakan tertelan senyap akibat ditinggal pulang nyaris seluruh pegawainya. Jeffrey pun telah menyuruh Mingyu pulang lebih dulu dengan alibi masih harus menyelesaikan sejumlah pekerjaan.

Menyambangi gerai motor, Jeffrey keluar dengan tampilan berubah seratus delapan puluh derajat. Pakaian formalnya telah ditimpa dengan jaket kulit senada celana hitam yang ia kenakan. Rambut yang tadinya tertata rapi kini cenderung berantakan, beberapa kali sengaja digusak oleh jemari sebelum ditutup dengan helm full face. Sarung tangan dipakai seiring dengan kaki berbalut sepatu kets berayun menuju sebuah motor yang hari ini resmi menjadi miliknya.

Hyosung R250 dipacu sedemikian kencang membelah jalanan yang kian lengang lantaran malam bertambah malam. Setidaknya menguntungkan bagi Jeffrey sehingga ia bisa tiba di titik sasaran lebih cepat dari perkiraan. Setelah sekian waktu memendarkan mata pada seisi bar mewah tempatnya berpijak kini, Jeffrey menemukan sosok jangkung penghuni meja paling sudut mengangkat tangan padanya.

Itu Lucas, pria yang berstatus sebagai rekan satu kelompok gangster Jeffrey dahulu. Beberapa minggu lalu, Jeffrey kembali menghubungi Lucas via surat elektronik. Ia menyatakan bahwa dirinya butuh bantuan pria itu tanpa penjelasan alasan secara gamblang. Hanya sebatas kode SOS beserta e-ticket penerbangan menuju Korea yang Jeffrey kirimkan. Dan, seakan paham, beberapa hari kemudian Jeffrey mendapatkan kabar bahwa Lucas telah tiba di kotanya.

Fasilitas hunian dan penunjang pangan telah Jeffrey sediakan teruntuk Lucas melebihi layak. Mereka beberapa kali mengadakan pertemuan di rumah sewa tempat Lucas tinggal untuk membahas permasalahan dan sejumlah strategi.

Dengan keterampilan mumpuni dan sebuah aplikasi canggih di komputer milik Lucas, mereka berhasil melacak pemilik mobil yang dahulu pernah membuntuti kepulangan Jeffrey hanya berbekal plat nomor yang Jeffrey ingat. Tak hanya itu, seseorang yang Jeffrey yakini mengikuti Rosé tempo hari pun berhasil ditemukan identitasnya. Setelah Jeffrey menunjukan hasil tangkap layar yang menampilkan figur tanpa kejelasan, Lucas menandai sebuah tato bersimbol aneh di leher orang itu. Usai dilakukan pencarian informasi lebih dalam, simbol tersebut merupakan lambang dari sebuah sekte yang kerap menjadikan gereja tua di sudut kota sebagai barak.

SILHOUTTE: After A Minute [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang