CHAPTER 50
Who Is The Villain?[Playlist: Park Mi Sun – There Were None]
***
Sebilah pintu lebar berderit pelan. Seorang perempuan bermantel hitam mengurai langkah demi langkah menelusuri sebuah kamar terawat yang telah lama tak di huni. Foto-foto lawas di dinding sewarna kayu menyita perhatian sosoknya cukup lama sebelum sebuah lemari baja dihampiri lalu dibuka.
Susunan persenjataan mulai laras panjang hingga koper-koper kecil berisi pistol berbagai macam disisiri menggunakan jemari secara lamban. Salah satu diambil lalu diletakkan di atas nakas. Colt 1911 lengkap dengan tujuh peluru yang berjajar adalah apa yang mengisi koper. Jemari lentik perempuan di sana meraih pistol tersebut, berikut pula satu peluru yang kemudian dimasukkan ke dalam tabung pistol.
Hanya satu. Enam ruang peluru lainnya dibiarkan kosong. Ia memasukkan senjata api itu ke dalam tas hitam berukuran sedang sebelum meninggalkan kamar tanpa benar-benar merapikan apa yang telah ia buat berpindah dari tempat seharusnya. Koper kecil diletakkan asal, pun pintu lemari baja tak sepenuhnya tertutup rapat.
Persetan dengan seseorang yang nantinya mungkin akan menaruh curiga jika kamar itu telah dimasuki penyusup. Rosé hanya ingin cepat-cepat membawa pulang benda berharga yang telah ia dapatkan.
Mingyu yang telah berjasa mengantarkannya ke sana kemari tak Rosé biarkan pergi begitu saja.
"Udaranya sangat dingin. Mau mampir untuk segelas teh hangat?" Sebuah penawaran diberikan pada Pemuda Kim yang baru saja membukakan pintu mobil setelah mereka sampai di pelataran hunian megah sore itu.
"Kedengarannya tidak buruk."
Demikian, Mingyu menyetujui. Maka, duduk mereka saling berhadapan ditemani teh hangat buatan Rosé di genggaman tangan masing-masing. Dalam tenang, Rosé mendengarkan dongeng dipenuhi penyesalan dari mulut Mingyu yang juga merapal permohonan ampunan setelah sebuah pengakuan tak cukup mengejutkan diperbunyikan.
Usai dihadapkan sekian banyak kenyataan konyol yang mengguncang hebat seisi pikiran, kini mendengar bahwa Kim Bona adalah kakak dari Mingyu tak membuat Rosé bereaksi apa-apa. Antara percaya dan tak percaya. Pun tentang Jeffrey yang konon katanya tak seburuk apa yang Rosé pikirkan. Tiada sangkal. Rosé hanya sebatas menggulirkan pandang pada tas hitam tempat ia menyimpan senjata api milik mendiang kakeknya sebelum berkata pelan,
"Begitukah?"
Puluhan kali, Mingyu meyakinkan, tanpa tahu, itu tak berdampak apa pun terhadap keyakinan Rosé sekarang. Bagi Rosé, segala yang merasuki telinga adalah omong kosong tak berguna lantaran ia tak lagi ingin lagi menaruh rasa percaya pada siapapun di dunia. Semua manusia adalah pembohong hebat. Rosé tak memungkiri dirinya pun sama. Ia pembohong yang dalam rangka menipu seorang pria penghuni dapur pagi tadi.
Bertingkah seakan tak terjadi apa-apa padahal hari suram baru saja dilewatinya, Rosé membahas perihal keinginan pergi ke Jeju yang mana berujung pada sebuah tajuk rencana. Setelah Jeffrey mengiyakan, segala keperluan lantas dipersiapkan.
"Pesawat?"
Malam ini adalah pembahasan mengenai transportasi apa yang akan digunakan menuju Jeju. Dan, Rosé cukup terkejut ketika Jeffrey menyarankan agar mereka naik pesawat saja untuk menghemat waktu dan tenaga. Akalnya segera berotasi memikirkan bagaimana nasib senjata yang akan ia bawa nanti. Tentu benda tersebut tak diperkenankan dibawa masuk ke dalam kabin pesawat.
Tak menemukan satu pun alibi yang tepat untuk menolak, setengah ragu Rosé mengangguk. Tiket dipesan, dan lusa adalah pemberangkatan bagi mereka. Maka, pagi berikutnya, Rosé terburu-buru membalut tangan dengan sarung tangan plastik, mengambil ember kecil yang kemudian diisi dengan bubuk semen dan air lalu diaduk perlahan.

KAMU SEDANG MEMBACA
SILHOUTTE: After A Minute [END]
FanfictionRoseanne Park baru saja menikah dengan kekasihnya, Jung Jaehyun yang merupakan pengusaha sukses dan bergelimang harta. Mereka merencanakan bulan madu ke Venesia, Italia yang diyakini keduanya adalah tempat paling sempurna untuk meciptakan sebuah ken...