15: Hug Your Body & Soul

2.2K 368 54
                                    

CHAPTER 15
Hug Your Body & Soul

[Playlist: Lee Ju Hyuk – Here for You]

***

Tepukan pelan bermaksud menenangkan, senantiasa Jeffrey berikan pada punggung seorang perempuan yang masih terisak kecil. Sesekali, jemari kokoh Jeffrey melabuhkan usapan lembut pada surai kecoklatan yang menjadi pusat atensi dua bola mata kelamnya sedari tadi sebelum bergulir ke sekitar.

Orang-orang di dalam kedai itu kini bergegas kembali menggauli kasak-kusuk masing-masing. Kegaduhan yang sempat bertandang lambat laun teredam, meski masih menyisakan beberapa bisikan. Perlahan tangis perempuan yang tersembunyi di balik badan tegap Jeffrey mulai mereda.

Maka, Jeffrey beranjak merendahkan tubuh, menumpu pada dua lutut yang mencium dinginnya lantai demi meneliti wajah cantik bertabur pilu nan sembab oleh jejak air mata. Tangan Jeffrey kemudian beralih membenarkan surai Rose yang sedikit berantakan seraya mulutnya merapal satu pertanyaan dengan teramat pelan.

"Apa masih terasa sakit?"

Anggukan lemah Rose berikan demi menyingkirkan kecemasan yang tertampil kentara pada wajah Jeffrey, kendati denyutan masih tak elak hadir dalam kepala perempuan itu. Menyadari dirinya baru saja melakukan hal memalukan serupa menangis di tempat umum, seketika Rose tertunduk sesal, tetapi tak berlangsung lama.

Tepat usai Jeffrey melepas topi yang ia kenakan dan lantas memasangkan benda itu di kepala Rose, saat itu juga Rose kembali mendongak membuat pandangannya menyatu dengan sepasang iris pekat Jeffrey. Sentuhan teramat hati-hati yang berasal dari ibu jari Jeffrey kini bertandang pada sudut matanya, pria itu tengah berupaya membantu Rose menghapus jejak tangisan.

"Haruskah kita pergi dari sini sekarang?" Jeffrey bertanya lagi, kembali Rose mengangguk.

Lantas, Jeffrey meraih mantel Rose untuk kemudian ia sampirkan di tubuh perempuan itu sebelum memakai miliknya sendiri. Berikut, Jeffrey meletakan beberapa lembar uang kertas yang jumlahnya ia percaya lebih-lebih dari harga makanan yang mereka pesan.

Rose dibawa Jeffrey dalam gendongan punggung. Meski perempuan itu sempat terkaget pula malu karena kembali menjadi pusat perhatian orang-orang, tetapi tak ada bentuk penolakan apa pun darinya. Dua lengan Rose melingkari leher Jeffrey sepanjang keluar dari bangunan kedai, pun kepalanya bertengger nyaman di balik punggung lebar Jeffrey.

Tiba di jalan, Jeffrey sempat menghentikan langkah. Rose pikir pria itu akan mengambil jalur kiri, arah menuju stasiun bawah tanah. Namun, nyatanya salah. Jeffrey mengambil jalur lain, yang mana telah mereka arungi tadi usai meninggalkan resort.

"Kita mau ke mana?"

Rasonan suara parau Rose merasuki pendengaran Jeffrey. Meski lirih, Jeffrey bisa menangkap itu dengan jelas lantaran bibir Rose berada tepat di samping telinganya. Sedikit menyudutkan bola mata guna melirik Rose, ia menjawab, "Kembali ke penginapan."

Sejumlah kerutan tak elak nampak di dahi Rose, "Menginap semalam lagi, kau tidak keberatan, bukan?" yang lantas terurai begitu Jeffrey melantunkan kalimat berikutnya.

Jeffrey rasa, membawa Rose pulang saat ini bukanlah waktu yang tepat. Wanita itu butuh istirahat setelah Jeffrey tahu kondisinya jauh dari kata baik-baik saja. Selain itu, Jeffrey yakin Rose akan menyetujui keputusannya telak sebab itu ialah bagian dari keinginan Rose sendiri. Jeffrey ingat betul, penuturan Rose semalam kala menjelang tidur.

Anggukan pelan yang Rose berikan merealisasikan pemikiran Jeffrey. "Mari menginap semalam lagi!" ujar perempuan itu seraya sedikit mengeratkan dua lengannya melingkari leher Jeffrey dan mencari posisi ternyaman untuk bersandar di perpotongan leher dan bahu pria itu.

SILHOUTTE: After A Minute [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang