10.

0 0 0
                                    

Memasuki bagian ke 10 guysss.
Jadi aku sengaja bikin ceritanya singkat dalam satu bagian. Karna aku tu orangnya males baca panjang panjang gitu guys xixixi.
Jadi aku bikin per part itu pendek, cuman kaya beberapa scene gitu, tapi part-nya agak banyak.
so, stay terus yaa guys bareng Diraa:*

***

   Pulang sekolah, Dira melempar tasnya asal. Ia sangat lelah. Pelajaran olahraga sangat menguras tenaganya. Untung saja kakak pertamanya berada di rumah, jadi ia bisa istirahat sebentar baru menolong bundanya.

  Dira merebahkan badannya diatas kasur berwarna ungu dengan corak bunga putih dan sedikit garis abstrak itu. Sebentar saja ia merebahkan badan, ia langsung tertidur.

   Bagaimana tidak, hari ini sangat melelahkan. Pagi, ia sudah disuruh gurunya mengambil buku tugas siswa di kantor. Dira harus naik turun tangga untuk kali yang berulang ulang.

   Ditambah, ia belajar olahraga sebelum pulang. Olahraga kali ini tidak ringan. Dira diharuskan berlari mengelilingi lapangan sebanyak 5 kali. Bukan hanya Dira saja, melainkan seluruh siswa kelas X MIPA 4.

   2 jam Dira tertidur. Dan ketika bangun, ia sudah mendapatkan bau aneh di kamarnya. Bagaimana tidak, Dira harusnya mandi sebelum tidur. Karna badannya penuh keringat dan tentu saja bau badannya menyeruak keluar. Tapi rasa kantuk mengalahkan segalanya. Benar benar bau dan kotor.

   Selesai mandi, Dira turun kebawah. Pembeli di warungnya tidak terlalu ramai. Dira sedikit santai, begitupun  kakaknya, dan bundanya. Dira ber-selfie, menggunakan filter dari instagram, dan mempostnya ke snapgram. Ditambah pusat pertanyaan, dimana seluruh followers-nya bisa bertanya ataupun sekedar berbasa basi.

   Sorenya, Dira melihat instagram. Dilihatnya snapgram-nya tadi hanya untuk mengetahui siapa saja yang memberikan feedback terhadap post-annya tadi. Tidak banyak, hanya beberapa teman dekatnya yang mengucapkan umpatan padanya, beragam nama hewan tertera pada ketikan mereka.

   Hingga satu nama tertera,

@arasyaharis

  
   Dira mengerjapkan matanya berkali kali.
  

   Aneh memang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


   Aneh memang.

   Arasya yang bisa dikatakan kulkas 10 pintu itu tiba tiba memberikan feedback yang Dira begitu tak menyangkanya.

   Dira memang mem-follow Arasya. Dan Arasya pun mem-follow back Indira.

   Tak mudah percaya, Dira menganggap handphone Arasya sedang dibajak temannya. Juga, Dira tak ingin terlalu berharap, karna ia takut kecewa.

   Namun tetap saja, ia kepikiran hal itu. Yang ia pikir bukan tentang Arasya padanya, melainkan Arasya dengan Alya. 'Apa Arasya mempermainkan Alya?' atau 'Apa Alya yang melakukan hal itu karna ingin mengetes Dira?'

Entahlah.
Yang jelas, Dira tak merespon Arasya.

***

   Hingga keesokan paginya, Dira pergi sekolah—menggunakan angkot (angkutan umum)—dengan hati yang tak karuan. Ia bingung akan merespon ocehan Ana tentang Arasya nanti. Pasalnya, Dira yakin Ana akan berbicara seputar Arasya. Karna keinginan Ana untuk menjodohkan Dira dengan Arasya sangatlah kuat.

ahhh Dira. lebay banget si lo.
lirih Dira dalam hatinya.

   Sesampainya di sekolah, Dira membayar ongkos dan turun dari angkot.

   Dira suka datang sekolah lebih awal, karna jika belakangan, akan ramai. Dan Dira tak suka keramaian.

   Dira berhasil menapakkan kakinya di kelas. Dira sedikit lelah. Menaiki tangga terus menerus lama lama membuatnya muak.
'setan' umpatannya setiap hari, setiap ia menaiki tangga.

   Masih sepi, hanya ada Chacha dan Larissa di kelas. Jujur, Dira agak canggung dengan anak perempuan di kelasnya. Pasalnya, mereka seperti ber-geng geng. Para perempuan duduk di depan. Hanya Ana dan Dira saja yang duduk di belakang.

   Dira meletakkan tasnya diatas meja. Sekilas ia melihat handphone-nya. Jm menunjukkan pukul 07.00. Masih 15 menit lagi bel masuk berbunyi.

   ***

   "Ra, lo beneran gaada rasa sama Aras?" ucap Ana ketika hendak mengunyah baksonya. Mereka sekarang sedang berada di kantin. Bukan bolos pelajaran, tetapi memang jam kosong.

"Ya engga lah. Ga mungkin gua segampang itu buat suka" tukas Dira. Dugaannya tepat, Ana akan menanyakan seputar Aras.

"Lo jujur aja kali ama gua. Kalo lo suka, gua bakal bantuin, kok" ucap Ana lagi.

"Lo maksain banget si buat gua sama Aras. Udahlah, Na. Sekeras apapun lo maksa, gua ga mau sama Aras" kesal Dira.

am i late ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang