"Ya , engga lah. Dia yang deketin gua duluan, kok. Berarti emang dia suka sama gua" bela Bian.
"Bi, jaman sekarang mana ada cewek yang berani deketin cowok duluan. Apalagi semua orang tau Irma itu gagal move on dari Adi. Pikir deh, dalam semalam, perasaan dia yang udah lama dipendam ke Adi, bisa hilang secara tiba tiba, trus beralih haluan ke elo, sedangkan dia gatau asal usulnya elo, sifatnya elo, gimana gimana-nya elo, dia gatau" jelas Ana.
"Juga, dia yang deketin lo duluan kan? Logika ga, sih, dalam semalam move on, trus udah berani suka sukaan lagi, malah sama orang yang dia ga kenal, ga pernah deket, dan gapunya temen yang saling kenal, trus berani chat lo dulu, deketin lo dulu. Masuk akal, ga?" lagi, Dira nimbrung ke pembicaraan.
Bian terdiam.
"Udah udah, gausah nyalahin Bian. Kita liat aja ke depannya nanti, Bian juga baru pertama kali pacaran, ntar kena mental" Dana yang diam akhirnya buka suara.
"Justru itu, Dana. Karna ini kali pertama si gembel ini pacaran, gua gamau dia pacaran sama yang engga engga" ucap Ana sembari menggerakkan jari telunjuknya pada Bian.
"Engga engga maksud lo?" tanya Bian.
Percakapan mereka berhenti ketika bel masuk berbunyi.
"Udahhh. Jangan berantem. Biarin deh si somplak ga guna ini pacaran sama cewek yang dia mau" lerai Dira.
"Serah lo, deh, Bi" pasrah Ana. Ia langsung duduk di bangkunya. Bian menatapnya panjang.
"Keknya daritadi gua direndahin ama ni dua cewek, kok gua santai amat, ya?" Bian mendekatkan tubuhnya dan berbisik pelan pada Dana.
"Goblok, sih, lo" kata Dana sembari menahan senyumnya.
***
Pelajaran Kimia, pelajaran yang dibenci Dira, kalau tidak paham. Kalau ia paham, ia suka sekali kimia.
Anak anak dibagi menjadi 6 kelompok, dimana 6 orang per kelompok. Dan bebas ingin memilih kelompok dengan siapa.
Dira, Ana, Dana, dan Bian sudah pasti berkelompok. Karna mereka akan melanjutkan gibah mereka. Namun, kelompok mereka kekurangan 2 anggota. Alhasil, Gito, sang ketua kelas, dan Jefri, yang masuk ke kelompok Dira dan Ana.
Gito, Bian, dan Dana sudah dekat dari awal sekolah. Mereka sering bercengkerama bersama. Hanya saja, Jefri kurang dekat dengan mereka. Bukan membeda bedakan, namun sifat Jefri yang sombong dan suka membangga banggakan ayahnya yang seorang polisi membuat mereka kurang nyaman.
"Jadi, gimana? Mau ngelanjutin gibah atau kerja kelompok dulu?" ucap Gito membuka pembicaraan.
"Kerja dulu, baru gibah" jawab Dira.
"Aduuuhhh, Ra. Jangan sok rajin deh" kata Ana.
"Ana, kalo ini tugas ga selesai, nilai gua juga ikutan kena. Kalo cuma nama lo semua mah gua ga bakal bikin" tukas Dira.
"Gua capek ngerjain" ucap Bian.
"Gua juga. Lo sendiri ya, yang ngerjain" sambung Dana.
"Oke. Tapi gua cuman tulis nama gua, deal?" kata Dira lagi.
anak setan.
Begitulah umpatan Dana, Bian, dan Ana sekarang.
"Oke oke, kita kerjain. CEPET! Ga ada yang main main. Kita masih punya urusan sama nih bocil" kata Ana sembari menunjuk pada Bian.
"Pala peyang lu" kesal Bian.
Semuanya diam. Mereka sibuk bekerja. Bian menyelesaikan pertanyaan 1, Dana pertanyaan 2, Gito pertanyaan 3, Jefri pertanyaan 4, Ana pertanyaan 5, dan Dira pertanyaan 6 dan 7.
-
KAMU SEDANG MEMBACA
am i late ?
Teen FictionTentang seorang perempuan biasa, yang jauh dari kata sempurna, yang sedari kecil hidupnya penuh luka. Setelah remaja ia berharap mampu istiqomah dalam hijrah muda dan berharap berhasil menikah dengan laki laki yang tak mungkin rasanya bagi mereka be...