11🎉
***
Dira bersama teman teman kelasnya yang lain berjalan di koridor sekolah. Mereka belajar di perpustakaan, pelajaran Bimbingan Konselling (BK).
Sebenarnya mereka belajar di kelas, namun karna guru yang mengajarnya sedang tidak sehat, mengharuskan anak anak belajar di perpustakaan yang berada di lantai 1, karena gurunya belum sanggup menaiki tangga menuju kelas mereka.Sesampainya di perpustakaan, Dira melihat lihat sekitar. Tidak ada buku yang menarik di sana. Dira kembali duduk di sebelah Ana.
Buk El, guru BK Dira menerangkan pelajaran. Buk El menjelaskan tentang kenakalan remaja yang semakin melunjak belakangan ini, yang membuat siswa siswi kelas X MIPA 4 tersebut serasa ingin tobat, begitupun dengan Dira.
"Guru BK emang pinter banget ya, bikin gua mau insaf aja" ucap Ana setelah pelajaran selesai.
"Ya namanya juga guru BK" jawab Dira.
"Nusuk banget anjir. Kata katanya si ga kasar, tapi berhasil banget nyindir gua" tukas Ana lagi.
"Gua juga, lol. Berasa pengen jadi anak alim gua" kata Dira.
Bel pulang sekolah pun berbunyi. Dira menuju kelas Ovi. Karna hari ini ia tidak pergi bareng Ovi, juga ia tidak istirahat bareng Ovi, jadi pulang ia harus bersama Ovi. Bagaimanapun, dalam sehari, harus ada waktunya bersama Ovi.
Dira menunggu di depan kelas Ovi. Tidak beberapa lama, Ovi keluar dengan pancaran bahagia dari wajahnya setelah melihat Dira.
"Kok ga kerumah si tadi?" Ovi membuka ucapan.
"Mager" jawab singkat Dira.
Mereka berdua berjalan keluar gerbang sekolah. Sembari berjalan, mereka tetap berbincang.
"Ra, keknya gua lagi suka sama seseorang deh" ucap Ovi.
"Anak mana?" tanya Dira.
"Anak kelas gua" jawab Ovi.
"Vi, lo udah punya pacar. Jangan sia sia-in dia deh. Kena karma baru tau rasa" ucap Dira lagi.
"Ya jangan do'a-in juga, goblok." ucap Ovi.
"Gua ga ngedo'a-in, tolol. Tapi emang faktanya begitu. Juga, ntar kalo lo ketahuan, gimana? Gua gamau ya, bantuin orang bikin dosa" kata Dira.
Ovi tersenyum licik "Ya kan gua bisa nyalahin elo, kalo lo gamau bantuin gua" ucapnya sembari menggandeng tangan kanan Dira.
Dira melepaskan tangan Ovi. "Ihh paansi. Ga pokoknya! Gua bakal bilang sejujur jujurnya kalo gitu"
"Oke deh" ucap Ovi. Dira sangka, Ovi akan berubah pikiran. Tapi ternyata tidak.
"Kalo lo gamau bantuin gua, biar gua yang jalani perselingkuhan ini sendiri" sambung Ovi.
sama saja.
"Yaudah serah lo, deh. Gua udah ingetin karma ya" ucap Dira.
"Tri mah sekarang udah cuek bat ama gua. Ga contact contact-an, jarang vidcall, bahkan dalam sehari aja dia ga ngabarin gua, anjir. Malemnya, baru tuh anak minta maaf ama gua. Begitu terus. Sampe gua jadi mumi." curhat Ovi.
"Orang yang gua suka sekarang itu anak kelas gua. Ya ga suka suka amat, si. Kek kagum ae gitu. Dari caranya memperhatiin gua, sikap lembutnya ke gua, gua suka" sambungnya
"Semua laki laki juga bakal kek gitu kalo dia belom dapet yang dia mau. Dia baik karna lo belom jadi pacarnya. Coba aja ntar, kalo udah pacaran, bakal sama tuh sama si Tri" tukas Dira.
"Iya gua juga ragu, si. Tapi, pengen" ucap Ovi.
Dira hanya menggeleng gelengkan kepala, percuma saja ia menasehati Ovi.
KAMU SEDANG MEMBACA
am i late ?
Teen FictionTentang seorang perempuan biasa, yang jauh dari kata sempurna, yang sedari kecil hidupnya penuh luka. Setelah remaja ia berharap mampu istiqomah dalam hijrah muda dan berharap berhasil menikah dengan laki laki yang tak mungkin rasanya bagi mereka be...