2012-11-10
"Oppa!" Yura berlari menghampiri Seokjin yang sudah menunggu di depan ruang latihan.
"Sudah selesai?"
"Hm."
"Ayo!"
Dalam perjalanan pulang mereka hanya diam, dan hal itu membuat Yura frustasi. Seokjin sudah mengabaikannya seharian, padahal hari ini adalah ulang tahunnya. Dia pikir setelah latihan selesai, Seokjin akan bicara padanya, ternyata dia masih seperti tadi.
"Oppa!" Yura menghentikan langkahnya karena sudah tidak sabar dan kesal.
"Kenapa?"
"Oppa yang kenapa? Oppa marah pada Yura?!"
"Tidak."
"Lalu kenapa hanya diam saja?!"
"Hanya ingin diam saja. Ayo ... oppa sudah lapar."
"Oppaaa ...."
"Kenapaaa? Oppa tidak marah."
"Oppa tidak ingat?!"
"Apa?"
"Isss!" Yura berjalan cepat sambil memanyunkan bibirnya beberapa senti menandakan betapa kesalnya dia sekarang. Dia bahkan tidak menyadari Seokjin yang berusaha menahan tawanya dari belakang.
"Tunggu!"
"Aku sangat benci Seokjin oppa! Bagaimana bisa oppa lupa ulang tahun Yura begitu saja." Yura mengomel tanpa menghiraukan Seokjin yang memanggilnya di belakang.
"Yura-ya! Tunggu!" Seokjin meraih tangan Yura dan membuatnya menghadap berbalik.
Seokjin mengatupkan bibir rapat agar tidak tertawa karena ekspresi cemberut Yura.
"Kenapa kau marah? Oppa melakukan kesalahan?"
"Oppa masih bertanya lagi?! Ini hari ulang tahun Yura tau! Kenapa oppa bisa lupa?! Dari tadi pagi oppa mengabaikan Yura terus, sekarang juga tidak bicara apa pun! Dan hanya bilang tidak ingin bicara, memangnya oppa itu, Yura apa?! Biasanya oppa selalu banyak bicara! Menyebalkan."
"Pftt ... hahahha .... " Seokjin akhirnya tertawa. Yura sangat lucu saat sedang mengomel seperti ini. Dia bicara tanpa jeda dan terburu-buru, matanya melotot tajam seperti akan menerkam Seokjin, dan jangan lupakan bibir manyunnya.
"Oppaa ...," rengeknya.
"Mian, mian."
"Kenapa tertawa? Lucu?! Apa Yura sedang melucu sekarang?"
"Nah." Seokjin menyerahkan kotak hitam kecil dengan hiasan pita berwarna pink pada Yura.
"Apa ini?" tanya Yura bingung, ekspresi wajahnya seketika berubah.
"Sudah lupa?"
Yura menatap Seokjin tidak mengerti. "Selamat ulang tahun Kim Yura," ucap Seokjin lembut.
Tiba-tiba Yura tersipu malu, dia berusaha untuk tidak tersenyum dan menjaga ekspresi marahnya dengan menunduk.
"Mau diambil tidak?" tanya Seokjin. Gadis itu merampas kotak itu, dan berjalan cepat begitu saja.
"Yaa! Sudah dapat hadiah, oppa ditingggal?"
"Ah ... apa ini? Cantiknya ...," ucap Yura kegirangan saat membuka kado dari Seokjin. Dia menggenggam patung ballerina kecil dan menghadap Seokjin sambil berjalan mundur.
"Jangan berjalan mundur begitu! Nanti jatuh." Seokjin berlari kecil mengejar. "Diam di sana!"
Yura menurut dan berhenti. "Cantik sekali," katanya saat Seokjin sudah berdiri di depannya. "Gomawao oppa."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️Let Me Know [END]
FanfictionFollow dulu yuk!! Happy reading 💜 [SUDAH REVISI] *** "Tidak ada yang berubah, Yura tetap peri kecil oppa yang manis." ~Seokjin "Bagaimana bisa? Hanya dengan berdiri di bawah langit yang sedang hujan kau bisa tersenyum selebar ini. Padahal selama i...