(32) Flashback I

27 16 11
                                    

2010-05-xx

Seorang anak laki-laki sedang berjalan menuju lapangan sambil membawa beberapa alat kebersihan. Langkahnya terhenti saat melihat seorang gadis kecil bermain dengan anak anjing di bawah pohon besar.

"Oh? Dia tersenyum pada anak anjing itu?" gumamnya, lalu perlahan berjalan mendekat.

"Anyeong!" sapanya ramah, namun berhasil membuat anak anjing itu takut dan berlari menjauh. Gadis kecil itu hanya menatapnya sebentar, lalu beralih melihat anak anjing yang sudah meninggalkannya.

"Ah mianhae." Anak laki-laki itu merasa bersalah karena membuat anjingnya pergi. "Ayo," ajaknya tiba-tiba, membuat gadis itu melihatnya dengan tatapan bingung.

"Hari ini hari bersih-bersih, dan semua orang yang tinggal di asrama harus ikut membantu, kau juga." Gadis kecil itu tidak menghiraukannya dan justru melangkahkan kakinya pergi.

"Tunggu!" Ia menahan tangan gadis itu. "Kenapa kau pergi? Namamu siapa? Aku Kim Seokjin, aku lebih tua darimu bukan? kau bisa panggil aku Seokjin oppa. Ayo!"

Anak laki-laki bernama Seokjin itu menarik gadis itu dan membawanya ke lapangan tempat anak-anak lain berkumpul.

"Oh?" kaget salah satu anak laki-laki.

"Hyung dia ...."

"Kenapa? Dia ...." Seokjin melihat gadis itu. "Namamu siapa?"

Anak perempuan itu tidak menjawab, tapi malah mengambil sapu dari tangan Seokjin dan pergi ke halaman sebelah untuk menyapu.

"Dia memang sangat aneh," sela anak lain.

"Ey, bukan begitu, dia masih baru di sini jadi dia agak pemalu. Sudah, sekarang saatnya bersih-bersih!!"

Setelah selesai bersih-bersih bersama, anak-anak panti asuhan kembali ke asrama dan membersihkan diri untuk bersiap makan malam. Sementara, Seokjin dan beberapa anak lainnya mengembalikan alat-alat ke gudang.

"Kalian kembalilah duluan, aku akan bertemu ibu sebentar," perintah Seokjin pada adik-adiknya setelah dari gudang.

"Iya hyung."

Seokjin mengambil arah berlawanan menuju ruangan ibu panti. Sampai di depan pintu ia tidak langsung masuk karena mendengar suara orang berbicara.

"Unnie, anak itu ... aneh sekali, apa tidak apa-apa?"

"Anak mana? Semua yang ada di sini anak-anak, selain kau dan aku."

"Kim Yura, yang baru datang seminggu lalu. Dia hanya menyendiri dan tidak bicara pada siapa pun, dia tidak tersenyum atau menangis, anak-anak lain jadi menjauhinya."

"Biarkan saja, baru seminggu dia di sini. Seokjin akan mengajaknya bicara nanti."

"Tapi ... kenapa dia seperti itu?"

"Kenapa apanya?"

"Sikapnya."

"Sikap seperti apa yang bisa ditunjukkan anak berusia delapan tahun yang baru saja kehilangan orang tuanya, ditambah lagi dia tidak punya teman dan ditelantarkan oleh keluarga orang tuanya."

"Apa?"

"Orang tua Yura meningggal dalam kecelakaan saat akan menuju teater untuk menonton pertunjukan ballet pertamanya. Setelah pemakaman tidak ada satu pun keluarga orang tuanya yang mau merawatnya, hingga dia berakhir di tempat asing ini.

"Sikapnya itu diperparah karena dia tidak punya teman selain ayah dan ibunya. Guru Yura bilang dia anak cantik yang cerdas, baik, dan ceria serta disukai banyak guru, namun hal itu membuat teman-temannya menjauhi dia."

 ✔️Let Me Know [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang