(3) Kejadian Waktu Itu

52 28 11
                                    

Satu tahun lalu.

Semua orang terperangah begitu melihat Yura berjalan di lorong sekolah, terutama para siswa laki-laki. Yura memiliki paras yang cantik dengan kesan wajah yang tegas dan dingin, kulitnya cerah dan bersih, rambutnya hitam panjang cocok dengan wajahnya, tubuhnya tidak terlalu tinggi, tidak juga terlalu pendek dan terbilang proporsional.

Yura memasuki ruang guru, dengan tidak mempedulikan tatapan dan panggilan siswa laki-laki yang berusaha mengganggunya.

.

.

.

"Anak-anak kita kedatangan siswa baru." Bu Choi memberikan pengumuman begitu masuk ke dalam kelas.

"Silakan masuk!" Bu Choi mempersilahkan siswa baru itu masuk. "Perkenalkan diri kamu ya."

"Halo semua, nama saya Kim Yura."

Semua orang menunggu kalimat selanjutnya yang akan dikatakan gadis itu, tetapi dia hanya diam dan mengangguk kecil sambil melihat ke Bu Choi.

"Ahaa ... baiklah Yura selamat bergabung, saya harap kamu nyaman di kelas ini. Anak-anak kalian juga harus besikap baik dan bantu Yura untuk beradaptasi. Yura silahkan duduk di tempat yang kosong."

Saat pergantian mata pelajaran, tiga orang siswi mendatangi meja Yura. Satu di antaranya bediri di belakang dan mencengkeram bahu Yura. Satu yang lainnya duduk di kursi depan Yura, dan ketua mereka Kang Mijoo berdiri berkacak pinggang di sampingnya.

"Anyeong ... Kim Yura," sapanya yang hanya dibalas dengan anggukan kecil dari Yura.

"Hehe." Gadis itu tertawa sinis. "Tak bisakah lebih ramah sedikit? Kami ingin berkenalan denganmu," tanyanya diiringi dengan senyuman.

"Kau sudah selesai?" tanya Yura singkat, tak suka dengan kedatangan gadis-gadis ini.

"Wahhh ... lihat dia, bukankah kau terlalu angkuh?!" tanya siswi yang berdiri di belakang Yura sambil mengeratkan cengkeramannya. Yura menepis kasar tangan yang dari tadi mengganggunya.

"Pergi!" usir Yura, tau maksud mereka yang akan menjadikannya korban penindasan mereka.

"Baiklah, kenapa kau begitu sensitif?" Kang Mijoo mendekatkan wajahnya pada Yura. "Ingat! Kang Mi-joo!" bisiknya sembari terseyum, lalu pergi meninggalkan Yura sambil tertawa diikuti kedua temannya.

.

.

.

Jam makan siang.

Plangggg ....!

Suara nampan beserta alat makan berdenting membuat hening kantin yang riuh. Semua orang menatap ke arah sumber suara, di sana terdapat Yura yang masih berdiri di tempat setelah menyebabkan suara nyaring itu.

"Ahh ... mian, bagaimana ini?? Berantakan, mianhae Yura-ya ...." Permintaan maaf yang lebih terdengar seperti ejekan.

"Hahahahaha ...," tawa ketiganya.

"Ambil!" perintah Yura tanpa mengalihkan pandangannya dari lantai.

"Tidak mau, hahahaha ...," tolaknya diikuti dengan gelak tawa yang mengejek.

Yura berjongkok dan membersihkan peralatan makannya yang berserakan, kemudian meletakkannya di sembarang meja. Semua orang masih menatap gadis itu dan menunggu apa yang akan dilakukannya.

Sesaat kemudian, Yura menebas nampan makan Mijoo yang masih penuh, menyebabkan bunyi dentingan kedua disertai dengan makanan yang berserakan.

Semua orang terpana, termasuk gadis-gadis yang menertawainya tadi. Yura, tanpa melihat sedikit pun kekacauan yang disebabkannya pergi begitu saja dengan nampannya.

 ✔️Let Me Know [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang