10. Satya

2.6K 249 40
                                    

Anin kini sedang duduk di trotoar pinggir jalan khas seperti gembel. Ia sedang makan, perutnya lapar. Ia memakan camilan yang baru saja ia beli di supermarket.

Yah, barusan Anin habis dari supermarket. Niat awalnya yang hanya ingin jalan-jalan karna bosan di rumah, namun pada akhirnya malah kesasar.

Anin menghela nafas sedih mengingat nasibnya yang sial. Sebenarnya ia sangat takut sekarang. Ia sendirian, tak ada orang yang ia kenal. Kini Anin tak tau lagi harus bagaimana. Tersasar di kota orang, ia ingin menangis rasanya.

"Huaa...." Tiba-tiba anin menangis kencang. Membuatnya jadi perhatian banyak orang.

Orang-orang itu menatap Anin seakan Anin adalah orang gila yang kabur dari rumah sakit jiwa. Tapi Anin tak peduli, ia tetap melanjutkan tangisannya

"Huaaaaa...." Sampai akhirnya Anin melihat siluet orang yang ia kenal diantara orang banyak itu.

Meskipun siluetnya sedang berbalik tak menghadap padanya, tapi Anin yakin sekali bahwa ia tak salah lihat. Yang ada di depan sana itu Wara. Yah, dia pasti Wara.

Anin pun segera melap air matanya kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan mendekat ke arah Wara. Ia berdiri di depan Wara kemudian memberikan senyuman paling cerianya pada adik Gio itu.

"Hai Satya," sapa Anin dengan semangat.

Orang yang ternyata benar Satya itupun mengernyit kemudian menatap Anin bingung. Siapa dia? Perasaan Satya belum pernah bertemu orang ini. Lalu darimana dia mengenalnya?

"Lo siapa? Kok tau nama gue Satya?"

"Aku, Anin. Aku tau kamu Satya karna kamu nggak mungkin Wara," ucap Anin sambil nyengir polos. Satya pun semakin bingung dibuatnya.

Gadis ini kenal Wara juga? Berarti tau dong mereka kembar. Wahh.. Untuk pertama kalinya Satya merasa bangga karna ada juga orang lain selain keluarganya yang bisa membedakan antara ia dan Wara hanya dalam sekali lihat.

Tapi omong-omong gadis ini siapanya Wara? Tidak mungkin teman kan? Tidak. Di dunia ini Satya paling tau betul kalau Wara tak pernah punya teman.

Atau pacar? Ah tidak-tidak, itu lebih tak mungkin lagi. Wara sipemalu tak akan berani menembak gadis. Dia culun menurut Satya, Wara tak tau cara memanfaatkan tampangnya agar bisa menjadi playboy seperti dirinya.

Terus kalau bukan keduanya, dia siapa?

"Lo siapanya Wara?" tanya Satya mulai kepo, tapi Anin mengabaikan pertanyaannya.

"Satya, tolong telfonin Wara yah, Anin mau bicara sama Wara soalnya," ucap Anin yang malah membuat Satya berdecak jengkel.

Pertanyaannya saja belum dijawab. Tapi gadis di depannya sudah main perintah saja seolah mereka akrab. Akrab pun, Wara belum tentu mau diperintah -perintah.

"Nggak mau! Jawab dulu lo siapanya Wara," tolak Satya tegas.

Anin pun memayunkan bibir kemudian menatap Satya kesal. Wara ini sangat kepo, padahalkan Anin tidak mungkin bercerita sekarang kalau ia Istri Gio, nanti rahasia mereka akan terbongkar.

"Satya buruan telefon Wara atau Anin pergi sekarang," ancam Anin yang malah membuat Satya tiba-tiba tertawa kencang.

"Lo ngancam gue? Ya udah silakan pergi. Gue juga nggak bakal rugi kok," ucap Satya enteng. Ia kira Anin hanya salah satu dari fans-nya, jadi ia tak terlalu peduli akan ucapan Anin.

Tapi saat Anin mengatakan "Mas Gio dan Wara akan marah kalau Satya abaiin Anin."

Satya pun terdiam. Percaya diri sekali gadis ini. Ia mulai berpikir-pikir, kenapa gadis itu mengenal Abangnya juga? Bagaimana bisa? Apa jangan-jangan dia ini orang penting? Kalau gitu ia tak boleh gegabah.

Jodoh DadakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang