[1] Guru Sukwan

1.6K 228 52
                                    

Story by:

drywwhyni

Lokal AU!

AN: Dialog dalam cerita ini sudah disederhanakan tanpa mengurangi tatanan bahasa ibunya. Apabila ada kesalahan dalam pemilihan kata, gelar atau sebutan mohon untuk dimaafkan.

Padang, Sumatra Barat.

Tidak pernah terlintas sedikitpun di benak Seungmin bahwa dirinya benar-benar akan menginjak tanah Minangkabau. Itu kesempatan emas bagi Seungmin dalam misinya memenuhi tugas mulia sebagai guru sukarelawan (sukwan).

Seungmin lulusan S1 Universitas Trisakti Jakarta jurusan Seni Rupa dan Desain. Dia punya minat yang sama dengan kedua orangtuanya yang berbisnis di bidang seni grafis dan interior. Bedanya Seungmin menjadikan minatnya sebagai hobi karena sebagian waktunya dia abdikan untuk mengajar anak-anak penerus negeri.

Sejak bergabung dengan klub perkumpulan Guru Sukwan di tempat kelahirannya yaitu Jakarta, Seungmin berhasil mendapakan tiket emas terbang ke Padang untuk mengajar di tempat-tempat terpencil dan terisolasi.

Ini yang selama ini Seungmin impikan. Tugas pertamanya mengajar di Padang akan menjadi langkah awal kesuksesannya.

Mungkin bagi kebanyakan orang, menjadi guru sukwan bukanlah pilihan profesi yang menguntungkan. Hanya orang-orang dengan tekad kuat dan niat hati yang bersih seperti Seungmin yang sudi menghabiskan sisa hidupnya untuk mengajar tanpa diberi gaji.

Seungmin punya waktu tiga bulan untuk mengajar anak-anak di Padang. Lepas itu dia akan kembali terbang ke Jakarta untuk memberikan laporan evaluasi kepada ketua perkumpulan klub. Ongkos terbang dan biaya hidup tentu Seungmin sendiri yang menanggung, beruntung kedua orangtuanya mendukung penuh sehingga mau memfasilitasi segala keperluan Seungmin selama mengajar.

Mulia betul hati manusia ini, semoga dia mendapat imbalan yang sepadan atas segala pengabdian dan kerja kerasnya.

"Di sini tak ada ATM, Ma. Seungmin harus pergi ke pusat kota. Itu juga harus lewat pos. Lebih baik Mama pesankan tiket pesawat saja. Soal biaya makan, orang-orang di sini mau menanggungnya."

"Malu lah mengandalkan orang lain! Kamu sedang di negeri orang! Jangan menyusahkan!" tegur ibunya dari seberang ponsel yang digenggam.

"Justru Seungmin yang malu karena selalu menyusahkan Mama. Jangan khawatir, orang sini baik-baik, Ma."

Mande Jamilah, seorang tua pemilik rumah yang ditempati Seungmin saat ini tanpa sengaja mendengar perdebatan kecil ibu dan anak yang terhubung dengan benda persegi yang tertempel di telinga kiri Seungmin.

"Ai, Mande." Seungmin sedikit membungkukkan tubuh menyapa Mande Jamilah. Sementara Seungmin menurunkan sebentar ponselnya dari telinga.

"Apalah mukamu risau begitu? Ibumu membuat cemas lagi?" tanya Mande Jamilah.

"Ah itu.." Seungmin sedikit tidak enak sudah berdebat di dalam rumah orang. Akan tetapi ibunya begitu keras kepala. "Iya, maklumlah Mande. Pertama kali ditinggal jauh anak sendiri."

"Suruhlah yakin ibumu, kau akan baik-baik saja di sini. Bukan Mande tak suka akan debat itu, hanya saja Mande mengingatkan tatakrama di sini cukup ketat. Orang-orang tak suka kegaduhan." tutur Mande Jamilah dengan raut wajah yang ikut cemas.

[8] Across the Universe✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang