[12] Full of Noise

752 133 22
                                    

Story by:

zyxNuy

Lagi-lagi hari senin telah tiba setelah minggu terlewati, menurut Seungmin yang sangat tidak suka bekerja tapi harus demi keberlangsungan hidup itu hanya sekejap mata.

Ditambah hari kerja adalah hari yang paling ia benci, karena kebisingan dunia benar-benar datang merayap ditelinganya tanpa henti. Bukan karena polusi suara seperti kendaraan, ataupun suara tegas bosnya yang selalu berbicara lantang saat pagi-pagi. Yah meski itu salah satunya sih.

Kebisingan yang Seungmin maksud adalah pikiran manusia, pikiran orang-orang yang selalu penuh dengan ucapan sumpah serapah maupun keluh mereka.

"Ah sial, wangi parfumnya terlalu mencolok. Membuatku mual."

"Keran udah dimatiin belum ya tadi?"

"Hari ini piket, hari ini piket, hari ini piket."

"Lah ada nenek-nenek, pura-pura tidur ah biar ga bangkit dari kursi."

Yap, seperti inilah kebisingan yang Seungmin maksud. Sebagaimana manusia yang diciptakan dengan kelebihan, Seungmin menganggap ini sebagai beban. Pikiran manusia yang terus menerus berceloteh ditelinganya membuat dirinya benci pada tempat ramai.

Jika saja ia tidak membayar uang sewa tiap bulan, ia sudah membeli sebuah mobil untuk berkendara agar tidak berada didalam bus penuh ini.

Ckitt

Bus berhenti mendadak mengakibatkan banyaknya penumpang yang tersenggol kedepan, Seungmin sendiri menubruk seseorang didepannya yang tengah bersandar didinding bus sambil memainkan handphone.

"Maaf," Ujar Seungmin dan berusaha untuk berdiri kembali, sayangnya bus sudah sangat penuh karena pemberhentian selanjutnya ditambah posisi penumpang yang berubah karena rem mendadak tadi.

Seungmin menutup matanya kesal dan menunggu banyaknya pikiran yang akan terus muncul akibat kekesalan pada supir bus.

Namun kenyataannya suara-suara itu tidak ada, hening, hanya ada suara mesin bus yang tengah berjalan maupun penumpang yang berbincang-bincang kecil.

Ini aneh, menurutnya. Karena selama ini meskipun sunyi, pasti ada setidaknya satu atau dua yang sedang berbicara dalam hati minimal bersenandung. Tidak memikirkan itu terlalu jauh Seungmin kembali pada posisinya yang berhimpitan dengan lelaki di depannya.

Orang didepannya ini memiliki postur tubuh yang tegap, bukan karena Seungmin yang memperhatikan namun karena tubuh itu sedang menopang dirinya yang tergeser terus menerus hingga ia menjulurkan tangannya pada bahu Seungmin untuk mendekat agar tak semakin terdorong.

"Maaf sekali lagi," ucap Seungmin tak enak hati.

"Tidak apa-apa hari senin memang seperti ini." Jawab lelaki itu dengan senyum manisnya.

Tak ada pembicaraan apapun hingga pemberhentian selanjutnya lelaki itu bersiap dan akan segera turun.

"Uh kapan sampai sih bus ini."

[8] Across the Universe✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang