[13] Epiphany

768 129 9
                                    

Story by:

archoeyy

Di sebuah malam yang temaram, di dalam studio yang hampa sesak. Gitar di pangkuan Chris melantunkan melodi sendu tanpa arah. Gemerisik gerimis di luar menambah aroma syahdu malam tanpa bintang di ibu kota.

Jam sudah melewati pukul dua. Studio pribadi yang dibangun dengan susah payah itu masih nampak sibuk walau terlihat sepi dari luar. Chris merancang studio ini kedap suara, dengan cat dominan hitam membuat nuansa kelabu tak dapat dihindarkan. Gitar tua dipangkuannya lagi-lagi menyebar nada sarat akan kesepian.

"When things are hard, you can lean on me and rest."

Penggalan lirik lagu berjudul I'll Try yang ditulis oleh teman seperjuangan Chris merintih sedih dari bibir mengigil miliknya. Kata Wonpil, lagu ini ia dedikasikan untuk kedua orang tuanya. Ia bilang ini bercerita tentang bagaimana ia akan mencoba mengembalikan seluruh cinta yang telah ia dapat dari sosok Mama dan Papa.

Chris tersenyum sumir tatkala petikan gitarnya terdengar sumbang. Jika ia tak sempat menerima cinta dari kedua orang tuanya, maka untuk siapa ia harus mengembalikan cinta?

Kedua orang tua Chris memutuskan untuk berpisah sejak Chris masih duduk di bangku SMA. Kabarnya, Mama kembali ke kota kelahirannya dan telah memiliki keluarga baru di sana. Sedangkan Papa, sampai sekarang Chris masih belum tau di mana keberadaannya.

Kopi di nakas menjadi satu-satunya hal yang menyebarkan kehangatan di ruang sunyi itu. Chris meletakkan gitarnya, meraih kopi yang telah ia seduh sedari tadi. Mug di genggamannya kali ini adalah hadiah ulang tahun dari Jeongin, berwarna abu-abu dan bergambar serigala lucu. Dengan bangga Jeongin berkata bahwa mug ini adalah sosok tak hidup dari Chris. Jemari penuh luka Chris mengusap ukiran di sisi bawah mug, ukirannya berantakan karena dibuat sendiri oleh Jeongin menggunakan ujung jangka.

'Jeongin sayang Mas Chris'

Kala itu Jeongin masih berstatus murid sekolah dasar, suka kabur-kaburan ketika sore hari Chris menemukannya duduk tenang di meja belajarnya. Saat itu Chris belum sanggup untuk membeli rumah sebesar sekarang, dapat membayar uang bulanan kontrakan pun Chris sudah amat berterimakasih kepada Tuhan.

Tepat tanggal tiga Oktober, Chris dikejutkan dengan kotak kecil yang disimpan di atas motor bututnya. Ia mendapati sebuah mug abu-abu dengan ukiran yang sulit untuk dibaca, ketika ia bertanya pada Jeongin, si pelaku hanya menjawab, "Kado ulang tahunku buat Mas Chris, beli di toko depan sekolah. Tulisannya Jeongin buat sendiri loh, Mas, pake jangka. Tapi nanti Mas Chris beliin Jeongin jangka baru, ya? Jangka yang lama patah."

Kopi hitam itu telah tandas. Agenda malam Chris saat ini tinggal menulis lirik dan melodi untuk kemudian diolah menjadi sebuah lagu oleh Jisung. Namun nampaknya, malam ini kepala Chris hanya dipenuhi lantunan-lantunan lagu I'll Try yang tak kunjung reda suaranya. Berkali-kali sekelebat bayangan tanpa ia ketahui pemiliknya mangkir dalam benaknya.

Jadi, kepada siapa Chris harus mengembalikan cinta?

Pertanyaan itu terus dikatakan tanpa mendapat jawaban. Rintik air yang berlomba-lomba untuk segera mencumbu tanah semakin terdengar kasar. Jarum jam terus berdetik hingga menunjukkan pukul tiga. Studio Chris memang kedap suara, namun entah bagaimana, ia bisa mendengar apapun bahana di luar. Termasuk isak tangis dari kamar sebelah yang selalu menggema setiap pukul tiga.

[8] Across the Universe✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang