4. Pesta Pernikahan

49 10 0
                                    


Suasana yang semula hening seketika menjadi heboh kala Sebastian menyelesaikan ijab kabulnya di depan penghulu. Setelah menyelesaikan prosesi sakral itu, para tamu undangan mengucapkan kata selamat pada Sebastian. Pemuda yang resmi menyandang sebagai seorang suami dari Kanaya Pamudya langsung bungkam saat melihat sang istri berjalan menuruni tangga dengan anggun ditemani oleh kedua temannya, Tari dan Ratna.

Kanaya terlihat sangat cantik hari itu. Ia mengenakan gaun putih yang sangat pas di tubuhnya. Hiasan mahkota di kepalanya membuat wanita itu seperti putri kerajaan, ditambah senyum yang terukir di wajahnya.

Jojo menyenggol lengan Sebastian. "Pangling, kan lo. Naya cantik banget!" Ucapnya usil.

"Gue baru kali ini lihat Naya anggun begitu," sambung Jeje terharu.

"Sebenarnya Naya itu cantik. Cuma dia cuek aja sama penampilannya," sahut Rendy menambahi.

Sementara Sebastian tidak mengeluarkan kata-kata. Seketika lidahnya jadi kelu karena terpukau. Memang benar apa yang dikatakan oleh ketiga temannya tadi. Naya itu terlalu cuek dengan penampilan sebab sehari-hari gadis itu hanya memakai kaos kebesaran dengan celana jeans, tapi kali ini Kanaya memperlihatkan sisinya yang lain. Seumur mereka bersama baru dua kali Sebastian melihat Kanaya berpenampilan feminim yaitu saat ulang tahun ke tujuh belas dan hari ini.

"Nay, lo lihat Tian natap lo terpukau kayak gitu," bisik Ratna sambil terkikik.

"Kayaknya dia udah jatuh cinta sama lo," sambung Tari.

Sementara Kanaya malah mencubit lengan keduanya.

"Dia kayak gitu bukan terpukau! Paling dalam hatinya dia sedang tertawa lihat gue kayak gini!" Bantah Kanaya. Ia tahu betul sifat Sebastian.

Setelah menuruni tangga dan menemui Sebastian, keduanya hanya bisa terdiam saling memandang.

"Hai, Istri," ucap Sebastian canggung.

"Hai, Suami," balas Kanaya geli.

Sementara teman-temannya menahan tawa. Mereka masih belum percaya kedua Upin Ipin ini menikah dan menjadi pasangan hidup.

Kemudian suara Gendis memanggil Kanaya dan Sebastian sebab prosesi acara belum selesai. Keduanya berjalan menuju pelaminan hingga ditahan oleh Ratna.

"Kenapa?" Tanya Kanaya bingung.

"Kalian itu mau naik pelaminan bukan naik gunung. Gandengan gitu kayak pasangan suami istri!"

Kanaya memandang ke arah Sebastian membuat pemuda itu berdehem lalu menyodorkan lengannya. Kanaya mau tertawa saat itu, tapi ia tahan sekuatnya hingga tangannya ia kalungkan ke lengan Sebastian.

Suara cekikikan dari para teman-temannya membersamai saat mereka melangkah menuju pelaminan. Kanaya sudah malu setengah mati.

Terdengar helaan nafas dari Tari. Gadis itu terharu hingga tanpa sadar ada lelehan air di pinggir matanya.

"Bahagia banget lihat mereka, kapan gue bisa kayak gitu?" Ucapnya sambil menatap ke arah Rendy yang sedang tertawa menatap ke arah pasangan baru itu.

Ratna yang berada tepat di sebelah Tari mendengar ucapan itu lantas menanggapi, "Makanya kejar, jangan ngehalu terus!"

"Udah, Na. Tapi sepertinya Rendy nggak suka sama gue," bisiknya putus asa.

"Emang lo udah bilang?"

Tari menggeleng. Kemudian Ratna menonyor kepala gadis itu dengan telunjuknya.

"Itu namanya lo menerka aja. Udah sana!" Ratna mendorong Tari ke samping hingga gadis itu menabrak Rendy.

Rendy yang kaget langsung menahan tubuh Tari yang hampir jatuh.

Teman HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang