8. Status

31 7 2
                                    


Tari menjerit heboh sambil melihat ponselnya. Ratna yang di sebelahnya nampak terusik. Lantas menutup mulut Tari.

"Lo kalo mau jerit mending cari tempat yang pas! Ini fakultas bego!"

Seketika Tari langsung bungkam, tapi masih senyam-senyum menatap layar ponselnya. Ratna yang penasaran lalu ikut melihat ke arah ponsel gadis itu.

"Ngapain lo ngepoin instragramnya Tian? Sambil senyum pula," ucap Ratna menyipitkan matanya.

"Lo lihat ini! Tian barusan ngubah feed dan statusnya." Tari menyodorkan ponselnya pada Ratna.

Di sana terlihat akun Sebastian_Anggara07 sedang memposting foto pernikahannya. Ratna ikut tersenyum. Antara geli dan takjub.

"Kayaknya Tian beneran udah jatuh cinta sama Naya," tebak Ratna.

"Kok mereka jadi so sweet begini sih!" Tari mengiri.

"Ya nggak heran sih, mereka tuh sebenernya cocok cuma kelamaan temanan ampe bangkotan. Kalo orang yang baru kenal mereka pasti mengira mereka itu pasangan bukan teman," ucap Ratna dan diangguki oleh Tari.

"Mana berkas lo?"

Tari hanya cengengesan.

"Belum gue rapiin." Alhasil kepala gadis itu digeplak dengan map.

"Gue dari tadi nungguin lo, eh malah belum lo susun," oceh Ratna lalu ia mengambil berkas Tari. Kemudian Ratna menyerahkan berkas itu pada petugas sebagai syarat magang.

Ketika berbalik Ratna menabrak seseorang. Ketika mau meminta maaf rupanya orang tersebut adalah Jeje.

"Sorry, Je."

"Nggak apa-apa, Na. Lo masukin berkas juga?"

"Iya, mau magang bentar lagi."

Jeje mengangguk sebagai respon. Ketika Jeje ingin pergi tiba-tiba terlintas sesuatu hingga ia berbalik.

"Na, lo mau bantuin gue?"

"Apa tuh?"

"Ntar gue jelasin, ketemuan di kantin aja gimana?"

Ratna tampak berpikir lalu mengangguk.

"Boleh, tapi gue bareng Tari."

"Ajak aja sekalian, gue juga bareng Rendy ke sini."

"Yaudah, ntar gue ke sana."

Jeje tersenyum sebagai salam perpisahan mereka di sana.

"Ngomongin apa lo sama Jeje? Kayaknya serius banget?" Tari kepo saat Ratna sudah berada di dekatnya.

"Dia mau minta tolong ke gue, tapi ketemuan nanti di kantin fakultas," jelas Ratna sembari memasukkan beberapa kertas ke dalam ranselnya.

Tari memicingkan mata curiga dan disadari oleh Ratna.

"Lo lagi costplay jadi orang cina?"

"Jangan-jangan dia mau nembak lo, cie cie," ejeknya.

"Yakali mau nembak di kantin trus bawa teman," bantah Ratna.

Seketika mata Tari berbinar.

"Teman? Rendy?"

"Hm."

Seketika Tari berteriak membuat seisi fakultas menatap ke arah mereka. Ratna sudah menyembunyikan wajahnya di balik ransel karena malu.

~~~

"Gue minta tolong sama lo buat jadi model gue," jelas Jeje saat mereka sudah di kantin.

"Hah, model gimana maksud lo?" Ratna agaknya bingung.

Jeje berdehem lalu menegakkan posisi duduknya. Sementara Rendy di sebelahnya tampak tak peduli sambil memainkan ponsel dan Tari malah sibuk mencuri pandang pada pemuda itu.

"Gue mau ikut lomba fotografi, tapi objeknya itu manusia dan temanya girlfriend side," jelasnya sederhana. Kening Ratna sudah mengkerut masih bingung.

"Jadi nanti fotonya bakal di pajang gitu?"

"Kalo menang iya, nanti bakal di pajang di pameran kampus."

Ratna tersenyum canggung sebab dia belum pernah jadi model sebelumnya.

"Lo yakin milih gue jadi model lo? Ntar malah kalah lagi," ucap Ratna kurang pede.

"Kalah juga nggak apa-apa, kok." Jeje melihat ekspresi Ratna langsung berubah hingga ia terkekeh.

"Lo mau bantuin gue aja, udah seneng banget," pujuknya.

"Yaudah kapan mulai gue bantuin lo?"

Jeje melihat jam tangannya sambil menimbang.

"Nanti malam aja gimana?"

Ratna tampak berpikir.

"Lo nggak ada janjian sama siapa-siapa, kan?"

"Nggak sih, cuma nyokap gue bakalan cerewet kalo gue pulang malam," jelasnya.

"Lo tenang aja, nanti gue yang bilang ke nyokap lo."

"Dih, kalian berdua mau ngedate?" Tari yang bungkam sejak tadi akhirnya bersuara.

"Sembarangan kalo ngomong! Lo tuh dari tadi nggak dengerin sibuk ngebucin!" Ucap Ratna sewot.

"Ya maaf, gue dengerin pas Jeje bilang mau ngajakin lo nanti malam."

Rendy yang tadi fokus dengan ponselnya malah tergelak saat mendengar penuturan dari Tari.

"Tar, lo lucu banget!"

Tari langsung merona. Meski memalukan setidaknya Rendy memperhatikannya.

"Nanti malam jam tujuh gue jemput," ucap Jeje membuat Tari menyenggol lengan Ratna dan tersenyum jahil.

"Cie cie," bisiknya pada Ratna.

~~~

Teman HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang