Ternyata saat Jeje mengatakan ingin menjemput Ratna jam tujuh dan benar pemuda itu sudah sibuk mengklakson motor matic nya di depan pagar rumah gadis itu.
Jeje mengetik chat untuk Ratna sebab gadis itu belum juga keluar dari rumahnya.
JeWinar
Na, gue udah di depan nih!Selang beberapa detik ponsel Jeje bergetar dan menampilkan notifikasi dari Ratna.
RatnaSari
Ya, Je. Tunggu 5 menit yaSementara Ratna yang masih berada di dalam toilet kamarnya mengoceh sendiri. Tiba-tiba perutnya sakit yang membuatnya harus mendekam di sana lebih lama.
"Gue makan apa sih? Sakitnya di waktu yang nggas pas banget!" Rutuknya sendiri.
Setelah lewat lima belas menit barulah Ratna keluar menemui Jeje. Ternyata pemuda itu masih stay sambil menepuk pipinya.
Ratna buru-buru membukakan pintu pagar membuat Jeje menoleh dan memberikan senyuman lebar.
"Duh, sorry banget, Je. Mendadak sakit perut tadi. Lo udah lama di sini?" Ucap Ratna tidak enak.
"Nggak apa-apa, Na. Cuma gue ditemani nyamuk dari tadi." Jeje cengengesan. Kemudian matanya seperti mencari sesuatu.
"Nyokap lo mana? Gue mau pamitan dulu."
Ratna berdehem.
"Tadi keluar, tapi gue udah bilang mau pergi," jelas Ratna.
Jeje hanya beroh saja. Kemudian dia memberikan sebuah helm pada gadis itu dan Ratna langsung memakai helm lalu naik ke bagian belakang motor.
"Udah siap?"
"Jalan, pak!"
Seketika Jeje terkekeh mendengar ucapan gadis itu. Memangnya dia kang ojek!
Di tengah jalan Jeje memperhatikan Ratna dari kaca spionnya lalu tersenyum kala melihat wajah gadis itu di tutupi oleh rambut panjangnya yang terbang menghalangi wajahnya.
"Kita mau kemana?" Tanya Ratna setengah berteriak karena suasana jalan yang berisik.
"Untuk awal ini gue mau ajak lo makan. Karena temanya girlfriend side jadi nanti gue foto lo saat lagi makan, ya," jelas Jeje ikut berteriak.
"Oke."
Jeje tersenyum senang lalu menambah laju motornya membelah jalanan malam itu.
~~~
Entah berapa kali Kanaya menghela nafasnya. Sungguh ia bosan. Dari tadi kerjaannya hanya cek ig dan scroll story. Kemudian ia menatap ke arah Sebastian yang tengah sibuk menghadap laptop. Pemuda itu sedang membuat laporan tugas kuliahnya.
"Tian."
"Hm." Sebastian hanya bergumam tanpa menoleh pada Kanaya.
"Keluar, yok!"
"Malam begini mau kemana, Nay?"
"Gue bosan banget sumpah! Cari makan gitu."
"Bukannya lo udah makan tadi."
Kanaya kesal lalu melempar bantal pada Sebastian membuat pemuda itu kaget dan hampir menjatuhkan laptopnya.
"Ngapain sih! Kalo sampe laptop gue jatoh, gue bakal...."
"Apa?" Tantang Kanaya tak kalah galak. Seketika Sebastian yang tadinya ingin marah malah menghela nafas lelah. Otaknya sedang stress mengerjakan tugas kuliahnya yang ribet ditambah Kanaya yang rewel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Hidup
Ficción GeneralKata orang pria dan wanita tidak bisa jadi teman, tapi lain halnya yang terjadi dengan Kanaya dan Sebastian. Dua manusia itu sudah jadi teman sejak orok. Keduanya mematahkan pernyataan itu sebab persahabatan mereka tak lekang oleh waktu bahkan diaku...