8

5.6K 293 85
                                    


Setelah selesai dengan urusan hormonnya, Fiat melangkahkan kaki menuju dapur yang diikuti oleh Rion setelah nya. Mengecup bibir Fiat sebentar, Rion pun keluar dari apartemen Fiat. Sementara Fiat melanjutkan langkahnya kembali untuk membuat makan malam.

Sampai di dapur, Fiat dikagetkan oleh Leo yang sedang duduk menghadap kulkas, setelah itu membuka pintu kulkas dengan lebar supaya lebih mudah mengambil susu kotak varian coklat yang ingin dia minum.

Melihat tingkah lucu itu, Fiat tertarik untuk mendekat.
"Leo lagi apa?" Tanya Fiat yang hanya dibalas lirikan dan setelah itu kembali fokus untuk memasukan sedotan pada susu kotaknya. Setelah berhasil, Leo bangkit dan menuju meja makan tanpa melihat sedikit pun kearah Fiat.

Fiat yang melihatnya hanya mengerutkan keningnya, merasa aneh dengan tingkah Leo yang seperti itu.
"Kok Leo gak jawab pertanyaan Fiat?"

"Leo" panggil Fiat

"Leo" Tetap diabaikan oleh Sang pemilik nama.

"Sayangnya Fiat".

Leo mendelik galak ke arahnya. Memasang wajah cemberut nya tanda bahwa tidak setuju dengan ucapan yang keluar dari mulut Fiat barusan.
"Apa panggil-panggil Leo sayang".

"Emangnya aku salah. Kan Fiat memang sayang Leo".

"Bohong". Ucap Leo tak percaya

"Fiat gak bohong Leo".

"Bohong".

Menghela napas pelan, Fiat sekali lagi meyakinkan Leo bahwa dia tidak sedang berbohong saat ini. "Fiat gak bohong Leo".

Mendengar suara Fiat yang meyakinkan, Leo menolehkan kepalanya ke arah Fiat. Memasang wajah yang sedih, dengan bibir yang melengkung ke bawah, ditambah dengan mata yang berkaca-kaca itu. Yang kalian pasti akan tahu, bahwa sebentar lagi ada hujan yang turun di pipi Leo.

"Tapi hikss kalau Fiat hiks sayang Leo hikss Fiat gak akan ka-kasih permen hiks sama hiks susu punya Leo ke orang hiks lain".

Kan, air mata Leo akhirnya turun juga, Leo menangis sampai sesegukan begitu. Mata Leo sudah bengkak karena banyak menangis hari ini. Sebenernya Leo setelah duduk di ruang tamu dia memikirkan semuanya sambil menunggu Fiat, tetapi Fiat tidak keluar juga. Kan Leo kesal. Akhirnya dia pergi ke dapur untuk menangis supaya tangisannya itu tidak di dengar oleh Fiat. Leo malu jika Fiat tahu dia cengeng seperti ini. Nanti disangka Fiat bahwa dirinya masih seperti anak kecil.

Sampai  di dapur Leo langsung menyenderkan badannya di kulkas dengan mendekap kedua kakinya. Karena kelamaan menangis Leo menjadi haus dan akhirnya terjawablah alasan kenapa Leo duduk di depan kulkas.

Fiat yang melihat Leo seperti itu merasa kasihan. Fiat tidak pernah melihat Leo menangis sampai sesegukan seperti ini.

"Maafin Fiat ya, Fiat janji gak akan kasih permen dan susu Leo ke orang lain. Janji kelingking?".

"Janji? Fiat gak akan ngelakuin hal gitu lagi selain sama Leo? Fiat harus janji pokoknya".

"Iya Fiat janji. Jadi mana kelingking Leo"

"Hem okey" Leo mengaitkan kelingking nya pada kelingking milik Fiat setelah itu memasang sebuah senyum dengan hidung merah dan mata yang sedikit bengkak itu. Membuat Fiat tak tega melihat Leo yang seperti ini.

Dikecupnya kening, kedua kelopak mata, hidung, dan yang terakhir bibir Leo dengan sayang. Setelah itu merengkuh tubuh Leo kedalam dekapannya.

"Yang harus Leo ingat, bahwa Fiat sangat sayang dengan Leo"

****

Gara-gara kejadian itu Leo menjadi sering menghilang. Tidak pernah baca chat Fiat, menjawab telfon Fiat, atau sering terlambat pulang ke rumah. Biasanya paling lambat Leo pulang sekitar jam tujuh malam, tetapi sekarang Leo sering pulang jam sembilan malam. Sudah seminggu Leo seperti itu.

You Are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang