Awal Baru

112 21 16
                                    

12
.
|

Ini adalah hari Minggu, hari yang paling ku tunggu-tunggu selama seminggu penuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ini adalah hari Minggu, hari yang paling ku tunggu-tunggu selama seminggu penuh.

Setelah permisi untuk tidak bersekolah selama beberapa hari, akhirnya aku dan Jisung yang berstatus telah menikah, memutuskan untuk kembali bersekolah.

Tak banyak yang berubah. Aku dan Jisung bersikap seperti biasa seakan-akan kami adalah sepasang teman akrab, sesekali juga aku menemani Jisung yang sendirian di dalam kelas. Kalian tahu kan jika Jisung belum sepenuhnya sembuh dari Traumanya.

Hanya beberapa orang yang tahu tentang hubunganku dengan Jisung, yaitu kedua sahabat ku Sisca dan Amel.

"Tenang aja, kita berdua bakalan jaga rahasia lo dari semua anak di kelas" ucap Sisca dengan santai.

"Iya Lin, kita kan udah sahabatan dari SD, gak mungkin gue bocorin" sambung Amel yang duduk disamping Sisca sambil mengemil jajanan milik Sisca.

Aku menggelengkan kepala, dan harus percaya kepada mereka. Tetapi melihat mereka yang mengatakannya, menambah kekhawatiran ku, mereka terlihat tidak meyakinkan.

Aku sebenarnya sudah siap jika satu sekolah mengetahui statusku dengan Jisung yang menikah muda. Toh gak ngaruh juga ke kehidupan mereka.

Lain cerita jika aku mendadak hamil, mungkin aku dapat di keluarkan dari sekolah saat itu juga. Tapi tenang saja, aku dan Jisung sudah berjanji tidak akan membuat Jisung junior sebelum kami tamat bersekolah. Lagian Jisung juga masih sedikit takut untuk berkontak fisik. Tapi kalau dia sedang lapar rasanya phobianya seketika menghilang.

"Lin..." Ucap seseorang dari arah luar kamar, dengan wajah yang baru bangun tidur.

Itu Jisung yang lengkap dengan piyamanya. Dan rambut yang acak-acakan.

"Iya, ada apa?" Tanyaku yang sedari tadi fokus bermain hp, di Minggu pagi seperti ini paling seru ngestalk akun Instagram member NCT.

Jisung terdiam disana, aku dapat melihat ia ingin mengatakan sesuatu. Tetapi sedikit takut.

Aku membiarkan Jisung yang bergelut ria dengan isi kepalanya, aku ingin mengerjainya. Kupasang earphone di telingaku dan ku kuat kan hingga volume full.

"Lin, aku lapar" ucap Jisung yang telah berani berbicara.

"Apa! Aku gak denger" ucapku yang sejujurnya memang tak mendengar apa yang Jisung katakan.

Jisung kembali terdiam dengan sedikit raut wajah kesal. Ini lah yang kusukai.

"Lin lepasin dulu earphone nya" jelasnya dengan menirukan gaya melepaskan earphone dari telinga, kalian bisa membayangkannya?

My PhobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang