Chapter 3 - Rahasia Angkasa.

23 14 11
                                    

"Ada apa?", tanyaku bingung.

Suasana menjadi semakin serius. Adinda mendekatkan wajahnya dan berbisik pelan.

"Lain kali biarin aja Angkasa tidur di kelas".

"Hah? Kok gitu?".

"Dia gak punya tempat tidur".

"Rumahnya?".

"Dia males di rumah dengerin orang tuanya berdebat terus".

"Astaga, terus gimana dong?".

"Aku gatau sih, setauku dia selalu tidur di sekolah, bisa dibilang ini pertama kalinya aku lihat dia keluar dari kelas sepulang sekolah".

"Maaf, aku gak tahu".

"Gapapa, kamu kan juga baru tau".

"Gimana kalo dia ikut kamu pulang?".

"Gak bisa", ucap Adinda spontan sambil menggelengkan kepalanya.

"Kenapa?".

"Orang tuanya gak tahu kalo dia tidur di sekolah, Angkasa bilangnya dia tidur di rumah temen, kalo aku bawa dia ke rumah, ortuku pasti tanya dan bicarain ini ke orang tua Angkasa".

Aku sudah memahami situasinya. Karena aku merasa bersalah, akhirnya aku memutuskan untuk mengajak Angkasa menginap di rumahku untuk sementara. Lalu aku menghampiri kakakku untuk meminta ijin.

"Kak", panggilku pelan.

"Hmm?".

"Angkasa boleh ikut kita pulang ga?", tanyaku sambil menundukan kepala karena tidak berani menatap kakakku.

"Lu cerita ke dia?", potong Angkasa.

"Sorry, aku ga tau harus gimana lagi", ucap Adinda.

"Ada apa ni?", tanya kakakku.

"Gara-gara aku, Angkasa gak punya tempat tidur".

"Maksudnya?".

"Sayang ikut aku, ada yang ingin kubicarakan", ucap Adinda sambil menarik tangan Calyx.

"Harus ya lu crita ke semua orang?"

"Udah diem aja."

Adinda mengajak kakakku pergi untuk berbicara sementara aku dan Angkasa hanya terdiam karena tidak tahu harus bagaimana. Setelah mengingat semua terjadi karena kesalahanku, aku meminta maaf dengannya.

"Maaf, aku gak tau, harusnya aku gak lancang", ucapku dengan tatapan bersalah.

"Makanya lain kali gak usah ikut campur."

Aku ingin marah karena jawabannya yang ketus, namun setelah kupikir-pikir hal ini terjadi juga karena kesalahanku, oleh karena itu aku hanya menjawabnya dengan senyuman.

"Sekali lagi maafkan aku."

"Dahlah percuma udah kejadian, lagian lu gak perlu ajak gua nginep", tegas Angkasa.

"Jangan begitu, ini juga salah-".

"Gua gak mau jadi beban ortu lu bego", potong Angkasa.

"Tenang aja, mereka gak seperti yang kamu pikirkan".

Belum sempat aku dan Angkasa menyelesaikan obrolan, kakakku dan Adinda datang. Kakakku terlihat kesal, ia mengerutkan dahinya.

"Gilak, sorry tapi sikap ortumu nyebelin juga ya", ucap Calyx dengan lancang.

"Kak, jangan gitu".

"Sorry, cuman lagi bayangin aja kalo aku diposisi dia, aku juga bakal marah".

"Terima kasih kak udah memahami situasiku", ucap Angkasa sambil tersenyum.

Bunga AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang